Nabi Khidir = Dewa Ruci 3/4
Selalulah ingat pada sebutan yang gaib pada dirimu ini. Kenapa kamu berdiri, bersedekap berusaha hening, bersedekap untuk menyatu dengan keadaan, bersatu dengan segala gerak itu [1] ? Ucapan menyatu dalam dirimu, saat rukuk, lalu terasa berduka dan cipta, menetes air yang bening, (pada hidupnya semua ruh) hening kehidupan segala ruh, rasa iman kuat sekali (setiap saat). Yang setiap saat adanya. Kenapa bersujud di bumi, bagaimana dahulunya? Cahaya yang paling terang, yaitu lambang segala wajah, pahamilah itu wajah sejati. Tempat agama ada di bumi dan di langit, di situlah keberadaannya. Sirna dunia ada di hati, yaitu hati kamu, yang sujud di bumi. Kenapa duduk bersimpuh? Yang ditemui ya hanya awang uwung, sejatinya itu tidak ada, pangeran itu sejati, yaitu hamba sejatinya. Bukan Allah kamu ini. Dan Muhammad juga bukan pertemuan rasa sejati, yang namanya rahsa itu bukan perasaan, hanya tanda Allah Muhammad, ya pada bulan Haram kalau berpuasa. Dan pada awal bulan haram, kamu