Hakekat Diri Dan Perbedaan Antara Diri Yang Menyaksikan Dengan Dzikir
Ketika masih anak-anak, dengan teman-teman sepermainan kami biasa berteka-teki dengan tantangan: “Siapa bisa memegang aku?” Dan teman-teman berebutan memegang tubuhku. Saat itu aku hanya bisa bilang bahwa ndak ada yang bisa memegang aku. Karena yang terpegang hanyalah bagian-bagian dari tubuhku. Dan kami pun bubar, karena sadar bahwa kami tidak ada yang bisa memegang “aku”. Lalu siapa kah “aku”? A ku ada saat diriku bisa menyaksikan . Saat aku tidur, aku bersama Allah berdasarkan firmanNya dalam QS AZ Zumar 39 ayat 42: Allah memegang jiwa (al-anfusa) ketika matinya dan jiwa yang belum mati di waktu tidurnya; maka Dia tahanlah jiwa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir. Konon saat aku masih berupa sperma aku menjawab pertanyaan Rabb-ku sebagaimana difirmankan dalam QS A’raaf 7 ayat 172 : Dan (ingatlah), ketika Rabb-mu men