Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Sejarah Agama

Pak Yai, saat ini konflik antar manusia semakin keras bahkan sudah pada taraf saling berupaya menghancurkan. Padahal saat ini tingkat pendidikan dan kesejahteraan manusia semakin tinggi. Apanya yang salah dengan umat manusia ini pak Yai? Yaitu ya, agama sudah difahami sebagai kelompok, yang kemudian mereka akan menandai kelompoknya dengan baju. Padahal agama semestinya difahami sebagai sikap hidup atau cara hidup manusia agar tidak kacau balau. Dalam bahasa yang lain adalah cara untuk mencapai keselamatan hidup , karena semua orang ingin selamat dalam hidupnya . I nilah fitrah manusia. Orang yang ingin selamat berarti ingin menjadi orang Islam. Untuk bisa mencapai keselamatan, maka kita harus mengetahui, harus memiliki kemampuan dan memiliki kehendak untuk selamat. Dan yang paling utama adalah dengan meminta pertolongan atau berlindung atau menyerahkan diri kepada yang pasti mampu memberikan keselamatan, yaitu Yang Kuasa memberikan keselamatan . Sehingga bisa difahami, kenapa

Islamologi

Menurut kami Islam itu keselamatan. Sehingga sudah menjadi fitrah semua manusia untuk mendapatkan keselamatan. Jadi semua manusia ingin menjadi Islam, ingin selamat. Namun diingat, selama kita masih hidup di dunia ini berarti kita ini masih belum selamat, masih berjuang dalam rangka memperoleh keselamatan. Islam itu diajarkan oleh Allah Sang ‘Alim, Sang Rabb Al Karim melalui perantaraan alam sebagai bacaan dan malaikat sebagi utusan. Diajarkan kepada seluruh umat manusia melalui Sang Utusan atau Rasul Allah. Dengan demikian Islam itu harus logis, harus memakai ilmu. Sehingga kami menyebutnya dengan istilah Islamologi, yaitu pengetahuan tentang Islam. Jadi Islam harus rasional. Kembali kepada makna Sang Utusan, kalau kita mempersonifikasikan Sang Utusan kepada sosok tubuh nabi Muhammad saw kita menjadi kehilangan logika. Bagaimana bisa sosok yang hidup pada abad 6-7 Masehi bisa menjadi rahmat bagi alam semesta, bagi seluruh umat manusia. Namun kalau seandainya kita menggunakan aka

Belajar Dari Alam

Cerita Mas Hari:   Kisah ini terjadi saat saya mendapatkan tugas sebagai kepala proyek pemetaan hutan. Dalam perjalanan menyusuri hutan, kami berada di pinggir sungai yang cocok sebagai base camp sementara karena hari sudah hamper malam. Saat itu saya terdorong untuk sholat dan berdoa mohon keselamatan. Selesai sholat, saya mendapat firasat akan adanya banjir. Lalu saya share firasat saya ke teman-teman bahwa dengan menyatukan diri dengan alam kita akan mendapatkan pemberitahuan dari alam apa yang akan terjadi. Salah satu teman yang bernama pak Ahmad Sholeh yang Islamnya paling baik membantah sharing saya. Dia bilang bahwa itu adalah takhayul, dekat dengan kemusyrikan. Saat kami sedang duduk sambil memasak air, entah bagaimana datanglah rombongan lebah menyerang rombongan. Semua teman saya berlarian menuju ke sungai untuk menyelam menghindari serangan lebah, kecuali saya dan salah satu teman. Teman saya itu mau ikut lari, namun saya cegah. Diam di sini. Matikan api. Setelah ap

Bebas Dari Musibah

Cerita Mas Hari: Suatu hari pak Muhammad , teman yang keturunan Arab yang s u d a h agak sepuh dan nampaknya abangan I slamnya, me mberi nasehat saat ngopi bareng. Nasehatnya adalah : J anganlah kamu menunda bersedekah, ketika ada dorongan u n t u k bersedekah, niscaya kamu bebas d a r i musibah. Beberapa waktu kemudian saat pergi bersama sopir di siang hari y an g panas, sekitar jam satu an, di lampu merah ada penjual koran y an g kakinya cacat. Jalan di atas aspal panas tanpa alas kaki. Saya ingin memberinya uang, namun keburu kena lampu hijau. Saat balik, saya melihatnya di perempatan yg sama d e ng an jualan korannya. Lalu saya minta sopir berhenti agak jauh d a r i lampu traffic. Saya turun dengan tujuan menuntaskan niat y an g tadi. Saya beli korannya, saya bayar 50 r i b u . Saat balik mobil, melihat saya meletakkan Koran, istri saya menggerutu, jalan panas -panas hanya u n t u k beli koran. Suatu k etika saya harus pergi ke Semarang dengan mem bawa mobil se