Selalulah ingat pada sebutan yang
gaib pada dirimu ini. Kenapa kamu berdiri, bersedekap berusaha hening,
bersedekap untuk menyatu dengan keadaan, bersatu dengan segala gerak itu[1]?
Nabi Khidhir menjawab lembut, “Eh
Melaya maksudnya itu neraka jasmani yang ada[2].
Isi neraka itu adalah yang tidak mengenal Nabiyullah, ruh tidak terkena
kematian.
Seperti
bulan yang diterangi hujan rintik, turunnya wahyu karena tidak ada cela, bersih
hilang kotorannya.” Nabi Khidhir as berkata manis dan lembut, “Tak ada yang
dituju, semuanya sudah tercakup. Tak ada yang diharapkan dengan keprawiraan,
kesaktian, semuanya sudah berlalu. Toh semuanya itu alat peperangan.”
[2] Raga ini tercipta dari
api, sebagaimana alam dunia. Melalui raga inilah manusia disiksa ataupun
disenangkan, agar tahu diri bahwa sejatinya dirinya adalah yang dikuasai atau
hamba dari Kuasa. Namun ingatlah Kuasa tanpa ada yang dikuasai juga tidak
mungkin. Kesatuan antara Kuasa dan yang dikuasai disebut Yang Kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar