Sabtu, 24 Agustus 2024

Cara-cara Setan Yang Harus Kita Ketahui Sebagai Lawan

Strategi Iblis yang dilaknat Allah diimplementasikan dengan cara, yaitu:

1.     Godaan (an-nazgh)

QS Al A’raaf 7 ayat 200: Dan jika kamu ditimpa suatu godaan (yanzaghannaka) syaitan, maka berlindunglah kepada Allah.

QS Yusuf 12 ayat 100: .... Dan sesungguhnya Rabb-ku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah syaitan merusakkan (an-nazagha) antaraku dan saudara-saudaraku. ....

QS Al Isra 17 ayat 53: Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku, “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik.” Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan (yanzaghu) di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

QS Fushilat 41 ayat 36: Dan jika syaitan mengganggumu (yanzaghannaka) dengan suatu gangguan (nazghun), maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Godaan syaitan an-nazgh membuat kerusakan hubungan kasih sayang.

2.    Bisikan (al-hamaz)

QS Al Mu’minun 23 ayat 97: Dan katakanlah, “Ya Rabbi aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan (hamazati) syaitan.”

QS Al Qalam 68 ayat 11: yang banyak mencela (hammaazi), yang kesana kemari menghamburkan fitnah,

QS Al Humazah 104 ayat 1: Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat (humazatin) lagi pencela,

Dalam hadits Riwayat Ahmad, dari Ummu Salamah (r.a.), “Apabila Rasulullah (s.a.w.) bangun malam, beliau selalu berdoa, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari gangguan setan yang terkutuk, dari bisikan, hembusan dan tiupannya.”.”

Dalam hadits riwayat Ibnu Majah, para sahabat bertanya kepada Nabi (s.a.w.), “Ya Rasulullah, apa yang dimaksud dengan bisikan, hembusan dan tiupan syaitan itu?”

Nabi (s.a.w.) menjawab, “Yang dimaksud dengan bisikan adalah sesuatu yang mematikan (kebimbangan), yang bisa menimpa seseorang. Sedangkan tiupannya adalah takabur dan hembusannya adalah syair.”

Bisikan syaitan al-hamaz akan menimbulkan kebimbangan.

3.    Hembusan (an-nafts)

Hembusan syaitan an-nafts akan membangkitkan ketakaburan, yaitu menolak kebenaran dan / atau meremehkan yang lain.

4.    Tiupan (an-nafkh)

Tiupan syaitan an-nafkh adalah syair.

5.    Kehadiran (al-hudhur)

QS Al Mu’minun 23 ayat 98: Dan aku berlindung kepada Engkau, ya Rabbi dari kedatangan (yachdluruwni) mereka kepadaku.”

6.    Kerasukan (al-mass)

QS Al Baqarah 2 ayat 275: orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan (al-massi) syaitan lantaran penyakit gila. ….

7.    Kesenangan (al-istimta’)

QS Al An’am 6 ayat 128: Dan hari di waktu Allah menghimpunkan mereka semuanya, “Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia.” Lalu berkatalah kawan-kawan mereka dari golongan manusia, “Ya Rabbi, sesungguhnya sebahagian dari kami telah dapat kesenangan (astamta’a) dari sebahagian dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami.” Allah berfirman, “Nereka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali Allah menghendaki.” Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui.

8.    Waswas (al-waswasah)

QS Al A’raaf 7 ayat 20: Maka syaitan membisikkan pikiran jahat (fawaswasa) kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka, yaitu auratnya dan syaitan berkata, “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal.”

QS Thaha 20 ayat 120: Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat (fawaswasa) kepadanya dengan berkata, “Hai Adam, maukah aku tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”

QS Qaf 50 ayat 16: Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan (tuwaswisu) oleh hatinya (nafsuhu) dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.

QS An-Naas 114 ayat 4 - 5: Dari kejahatan bisikan (al-waswaasi) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (yuwaswisu) ke dalam dada manusia. Karena waswas diterima oleh dada, maka waswas itu bermakna penilaian a5’’ yang salah atau keinginan a6’’ untuk memenuhi hawa nafsu.

9.    Wahyu (wachyu)

QS Al-An’am 6 ayat 112: Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan manusia dan jin, sebahagian mereka membisikkan (yuwchiy) kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu. Jikalau Rabb-mu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.

QS Al An’am 6 ayat 121: Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan (layuwchuwna) kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.

10.  Hasutan (al-`uzz)

QS Maryam 19 ayat 83: Tidakkah kamu lihat bahwasanya Kami telah mengirim syaitan-syaitan itu kepada orang-orang kafir untuk menghasut (ta`uwzzuhum) mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh?

Hasutan syaitan al-`uzz mendorong pada perbuatan maksiat.

11.   Turun (at-tanazzul)

QS Asy-Syu’ara ayat 26 ayat 221 – 222: Apakah akan Aku beritakan kepadamu, kepada siapa syaitan-syaitan itu turun (tanazzalu)? Mereka turun (tanazzalu) kepada tiap-tiap pendusta lagi banyak dosa, mereka menghadapkan pendengaran itu dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta.

12.  Mengobarkan nafsu syahwat (al-istihwa)

QS Al An’am 6 ayat 71: Katakanlah, “Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak mendatangkan kemudharatan kepada kita dan kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan (istahwat-hu) oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan, dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus, “Marilah ikuti kami”.” Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Rabbul ‘alamin.”

 

13.  Lupa (ath-thaif)

QS Al A’raaf 7 ayat 201 - 202: Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa, bila mereka ditimpa lupa (thaa`ifun) dari syaitan, mereka ingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. Dan teman-teman mereka membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya.

 

Pengetahuan ini diharapkan bisa menyadarkan kita bahwa Iblis beserta syaitan bala tentaranya adalah musuh yang nyata. Oleh karena itu sikapilah mereka sebagai musuh dengan cara memahami strategi dan cara mereka, agar kita tidak tersesat apalagi dimurkai Allah. Itulah kemenangan yang pasti.

☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫

Papahan, 11 Jul 2022

Sumber:

1.     Al Qur`an Hafalan Al-Hufaz Per Kata, Cordoba, Bandung, 2020

2.    Muhammad Isa Dawud, Dialog Dengan Jin Muslim – Pengalaman Spiritual, Pustaka Hidayah, Bandung, 1996

3.    Rahnip M, B.A., Terjemah Injil Barnabas, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1984

Selasa, 20 Agustus 2024

Strategi Setan Yang Perlu Kita Ketahui Sebagai Lawan

Wahai manusia! Ketika Allah mengeluarkan Iblis dari surga-Nya dan dari rahmat-Nya serta menyatakan bahwa dia sesat bahkan dimurkai, maka Iblis telah menyatakan akan menggelincirkan Bani Adam dari jalan-Nya dengan strategi:

1.     La-attakhidzanna

QS An Nisa 4 ayat 117-120: Yang mereka sembah selain Allah itu tidak lain hanyalah berhala (inatsan) dan mereka tidak lain hanyalah menyembah setan yang durhaka, yang dilaknati Allah dan itu mengatakan, “Aku pasti akan mengambil bagian tertentu (la-attakhidzanna) dari hamba-hamba-Mu dan pasti akan kusesatkan mereka (la-udhillannahum) dan akan kubangkitkan angan-angan kosong pada mereka (la-umanniyannahum) dan akan kusuruh mereka (la-amurannahum) memotong telinga-telinga binatang ternak dan akan aku suruh mereka (la-amurannahum) mengubah ciptaan Allah.” Barangsiapa menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah, maka sungguh dia menderita kerugian yang nyata.

La-attakhidzanna adalah dengan mengambil alih bagian tertentu. Bagian tertentu ini utamanya adalah jendela tempat manusia memandang apa-apa yang tergelar, yaitu pandangan mata. Orang-orang indigo barangkali salah satunya. Dengan pengambilalihan pandangan mata, maka yang tampak bagi mereka akan berbeda dengan kenyataan, namun dipercaya sebagai kebenaran. Demikian pula para pengikut mereka, yaitu yang mempercayai mereka.

2.    La-udhillannahum

La-udhillannahum bermakna Bani Adam akan dibuat tersesat, yaitu tidak tercapainya tujuan sejati. Tujuan sejati Bani Adam adalah sebagai saksi, hamba & khalifah Allah. Tujuan sejati ini diubah menjadi mengejar karir demi kenikmatan duniawi. Dengan demikian, maka Bani Adam telah menuhankan hawa nafsunya (Ilahahu hawahu).

3.    La-umanniyannahum

La-umanniyannahum bermakna Bani Adam akan dibuat suka memanjangkan angan-angan hingga melupakan kematian. Angan-angan adalah menatap masa depan dan mewujudkan angan-angan adalah kewajiban hidup kita. Sedangkan kematian perlu disongsong dengan penyiapan diri berupa sikap siap mati kapan saja. Dengan demikian untuk mengelola dualisme keseimbangan antara perjuangan mewujudkan angan-angan dan penyiapan diri untuk menjemput kematian harus dilakukan. Yaitu dengan sikap selalu menempatkan diri akan mati, agar membangkitkan upaya untuk memberikan yang terbaik.

4.    La-amurannahum,

La-amurannahum Bani Adam yang menjadi pengikut setan diperintah untuk mengubah ciptaan Allah. Alasan mereka melakukan pengubahan ciptaan Allah adalah untuk membuat lebih menarik. Contohnya adalah fenomena operasi plastik yang semakin marak saat ini. Dengan menampakkan hasil yang lebih menarik, maka mendorong orang lain untuk mengikutinya. Termasuk penataan alam, karena bisa jadi Pembangunan perkotaan adalah lambang keakuan.

5.    La-aq’udanna

QS Al A’raaf 7 ayat 16-17: (Iblis) menjawab, “Karena Engkau telah menyesatkan aku, pasti aku akan selalu menghalangi (la-aq’udanna) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian pasti aku akan mendatangi (la`atiyannahum) mereka dari depan mereka dan dari belakang mereka dan dari kanan mereka dan dari kiri mereka dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

La-aq’udanna bermakna bahwa Iblis beserta pengikutnya dari golongan Jin dan Manusia akan menghalangi manusia dalam perjuangannya menjadi saksi, hamba dan khalifah Allah. Ini dilakukan dengan ajakan bahkan paksaan.

6.    La`atiyannahum

La`atiyannahum bermakna mendatangi dari segala arah, agar manusia gagal menjalankan perannya.

7.    La-uzayyinanna

QS Al Hijr 15 ayat 39: Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku oleh karena Engkau telah memutuskan aku sesat, aku pasti jadikan indah (la-uzayyinanna) bagi mereka di bumi dan aku akan menyesatkan / memerangkap (la-ughwiyannahum) mereka semuanya.”

La-uzayyinanna bermakna pandangan manusia dibuat sibuk mengejar dunia hingga lupa akan kehidupan akhirat, apalagi ingat akan Allah.

8.    La-ughwiyannahum

QS Shad 38 ayat 82: (Iblis) menjawab, “Demi Kemuliaan-Mu pasti aku akan menyesatkan / memerangkap (la-ughwiyannahum) mereka semuanya.”

La-ughwiyannahum bermakna manusia akan diperangkap oleh Iblis dan setan pengikutnya melalui nilai-nilai salah. Allah SWT berfirman dalam QS Shad 38 ayat 84: “Maka yang benar dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan.”

9.    La-achtanikanna

QS Al Isra 17 ayat 62: Ia (Iblis) berkata, “Terangkanlah kepadaku inikah yang lebih Engkau muliakan daripada aku, sekiranya Engkau memberi waktu kepadaku sampai hari Kiamat, pasti akan aku sesatkan / sibukkan dengan pembicaraan (la-achtanikanna) keturunannya kecuali sebagian kecil.”

La-achtanikanna Bani Adam akan dibuat sibuk dengan pembicaraan, sehingga lalai akan pengamalan.

Pengetahuan akan strategi Iblis ini diharapkan bisa menyadarkan kita bahwa mereka adalah musuh yang nyata. Oleh karena itu sikapilah mereka sebagai musuh dengan cara memahami strategi dan cara mereka, agar kita tidak tersesat apalagi dimurkai Allah. Itulah kemenangan yang pasti.

☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫☫

Papahan, 11 Jul 2024

Sumber:

1.     Al Qur`an Hafalan Al-Hufaz Per Kata, Cordoba, Bandung, 2020

2.    Muhammad Isa Dawud, Dialog Dengan Jin Muslim – Pengalaman Spiritual, Pustaka Hidayah, Bandung, 1996

3.    Rahnip M, B.A., Terjemah Injil Barnabas, PT Bina Ilmu, Surabaya, 1984


Cara-cara Setan Yang Harus Kita Ketahui Sebagai Lawan

Strategi Iblis yang dilaknat Allah di implementasi kan dengan cara, yaitu: 1.      Godaan ( an-nazgh ) QS Al A’raaf 7 ayat 200: Dan jika...