Selasa, 04 Maret 2025

Uwais Al-QArni hamba yang dicintai Allah SWT

Hamba berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Dzat yang tetap memberi petunjuk makhluk-Nya meski tahu kebanyakan dari mereka akan mengabaikan. Salam dan sholawat bagi Nabi Muhammad (s.a.w.) hamba-Nya yang menjadi rahmatan lil alamin dengan kasih sayang. Demikian pula untuk keluarga dan keturunannya.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah (r.a.) bahwa suatu ketika Rasulullah (s.a.w.) bercerita: “Sesungguhnya Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung sangat mencintai kepada para hamba-Nya yang:

o   Bersih hatinya (tidak suka ghibah, tidak mengejar manfaat duniawi belaka, tidak sombong, tidak ujub, tidak suka iri apalagi dengki, berbelas kasih kepada yang terkena musibah dan tidak mencari kemasyhuran),

o   Selalu bersembunyi,

o   Selalu berbakti,

o   Tidak pernah mengatur rambut kepalanya,

o   Raut mukanya kelihatan berdebu,

o   Selalu lapar perutnya,

[Rasulullah (s.a.w.) tidak mengisyaratkan pentingnya nasab. Barangkali dengan meninggikan nasab akan menjadi pemicu orang lain merasa lebih inferior. Dan ini melenceng jauh dari Islam yang mengutamakan kesetaraan bagi semua orang. Yang membedakan hanyalah tingkat ketakwaannya (QS Al Hujurat 49 ayat 13).]

Yaitu orang-orang yang:

o   manakala mereka diminta untuk datang kepada para penguasa, mereka tidak mau memberi kesempatan,

o   manakala mereka dipinang oleh wanita-wanita cantik, mereka tidak mau menerima dan tidak bersedia menikahi,

o   manakala mereka pergi, tiada orang yang merasa kehilangan,

o   manakala mereka datang, maka tiada sambutan yang menggembirakan,

o   manakala mereka sakit, tiada orang yang menjenguk,

o   manakala mereka wafat, tiada orang yang mengunjungi.”

“Wahai Rasulullah (s.a.w.), bagaimana kita mengenal salah seorang dari mereka?” tanya para sahabat.

“Salah seorang dari mereka adalah Uwais bin Amir Al-Qarni (r.a.).” Jawab Rasulullah (s.a.w.).

“Bagaimanakah ciri-ciri Uwais Al-Qarni (r.a.) itu?”

“Dia adalah seorang yang raut mukanya kelihatan pucat, kulitnya putih kemerah-merahan, lapang dadanya, tingginya sedang, raut mukanya cukup manis, selalu mendekatkan janggutnya kea rah dada, selalu melihat ke arah tempat sujudnya, selalu meletakkan tangan kanan di atas tangan kirinya, selalu menangisi dirinya, hanya mempunyai dua potong pakaian dan tidak punya pakaian lain selain itu, dia mengenakan pakaian sarung dari bulu dan selendang dari bulu, dia tidak dikenal oleh para penghuni bumi, tetapi dia dikenal oleh para penghuni langit, seandainya dia bersumpah tentu dia tepati dalam sumpahnya. Ingatlah bahwa di bawah Pundak kirinya terdapat kulit putih yang mengkilat, ingatlah kelak di hari Kiamat akan dikatakan kepada sekalian hamba, “Masuklah ke Surga.” Dan dikatakan kepada Uwais Al-Qarni (r.a.), “Diamlah! Berikan syafaat!” Maka Allah berkenan memberikan izin kepada Uwais Al-Qarni (r.a.) untuk memberikan syafaat kepada golongan sejumlah suku Rabiah dan suku Mudhar.”

“Wahai Umar (r.a.), wahai Ali (k.w.), jika engkau berdua dapat bertemu dengan dia, mintalah kepada dia agar dia memintakan ampunan kepada Allah untuk kalian berdua. Tentu Allah akan memberikan ampunan terhadap kalian.” Lanjut Nabi (s.a.w.).

[Uwais (r.a.) belum pernah bertemu Nabi (s.a.w.) meski hidup sezaman. Namun tidak menghalangi Uwais (r.a.) bisa menjadi hamba yang dicintai Allah SWT. Dan kita tidak tahu pasti amalan apa yang telah membuatnya dicintai Allah SWT. Namun hadits ini menyemangati kita yang hidup tidak bertemu Nabi (s.a.w.), bahwa kita juga memiliki potensi yang sama untuk dicintai Allah. Untuk menjadi dicintai Allah tidak perlu menjadi orang lain, cukup dengan menjalani fitrah kita masing-masing untuk berjuang meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan selalu membersihkan hati (tazkiyatun-nafs).]

-----------------------------------------------------------------------------------------------------

Salamun 'ala minat-taba'al-huda.

Papahan, 4 Ramadhan 1446 / 4 Maret 2025

Referensi :

1.     Samsul Munir Amin, Kisah Sejuta Hikmah Kaum Sufi. 

Tidak ada komentar:

Kisah Uwais Al-Qarni (r.a.) dengan Haram bin Hayyan (r.a.)

Hamba berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Dzat ya...