Rabu, 05 Juli 2017

Sejarah Agama

Pak Yai, saat ini konflik antar manusia semakin keras bahkan sudah pada taraf saling berupaya menghancurkan. Padahal saat ini tingkat pendidikan dan kesejahteraan manusia semakin tinggi. Apanya yang salah dengan umat manusia ini pak Yai?

Yaitu ya, agama sudah difahami sebagai kelompok, yang kemudian mereka akan menandai kelompoknya dengan baju. Padahal agama semestinya difahami sebagai sikap hidup atau cara hidup manusia agar tidak kacau balau. Dalam bahasa yang lain adalah cara untuk mencapai keselamatan hidup, karena semua orang ingin selamat dalam hidupnya. Inilah fitrah manusia. Orang yang ingin selamat berarti ingin menjadi orang Islam.

Untuk bisa mencapai keselamatan, maka kita harus mengetahui, harus memiliki kemampuan dan memiliki kehendak untuk selamat. Dan yang paling utama adalah dengan meminta pertolongan atau berlindung atau menyerahkan diri kepada yang pasti mampu memberikan keselamatan, yaitu Yang Kuasa memberikan keselamatan. Sehingga bisa difahami, kenapa Yang Kuasa atau yang disebut dengan Allah hanya mau menerima orang yang beragama Islam dan bukan orang yang bersikap selain itu (QS Ali Imran 3 ayat 85).

Berarti agama bukan kelompok sebagaimana yang selama ini saya fahami, ya pak Yai?

<script data-ad-client="pub-2728174942382016" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Lha kan sudah jelas. Coba kita renungkan perjalanan agama di dunia. Anggaplah agama Hindu sebagai agama yang pertama. Kalau ditilik dari asal mula terbentuknya agama Hindu, bukannya pada waktu itu manusia berkelompok sesuai dengan klannya masing-masing. Dan masing-masing klan berupaya menaklukkan klan yang lain. Dengan adanya ancaman seperti itu dan adanya fitrah ingin selamat, maka manusia membentuk negara. Dengan adanya Negara yang dibangun berdasarkan rasa senasib sepenanggungan, manusia bersatu untuk mencapai keselamatan.

Kemudian pada zaman Budha, ketika Negara sudah aman dan tenteram, ternyata masih ada juga kesengsaraan, akibat ketidak-mampuan manusia memenuhi hasrat kemauannya. Berarti pada zaman itu, manusia belum selamat karena adanya ancaman kesengsaraan. Akhirnya oleh Budha dibuatlah aturan main agar manusia bisa selamat dari kesengsaraan. Aturan main dalam kehidupan bernegara adalah undang-undang.

Pada zaman Kristen, Yesus atau nabi Isa (as) disebut sebagai Juru Selamat umat manusia. Pada zaman itu kekuasaan Negara dan kekuasaan agama begitu menindas rakyat, sehingga tampillah Yesus sebagai sosok Juru Selamat. Kenapa Negara dan penguasa agama menindas rakyat? Karena rakyat menggantungkan nasibnya kepada Negara dan penguasa agama sehingga cenderung malas dalam perjuangan. Yesus sebagai Juru Selamat mendorong masyarakat agar berjuang dengan ketulusan dan kasih sayang untuk mendapatkan apa yang diharapkan.

Pada zaman Islam, nabi Muhammad (saw) berhasil mengembalikan sikap masyarakat kepada fitrah keselamatan. Bahwa untuk mencapai keselamatan, manusia harus mengerti. Dengan pengertian inilah, manusia hidup. Sehingga peradaban berkembang secara pesat.
Manusia harus mampu agar bisa selamat, maka manusia membangun kemampuan dirinya dalam mengelola kehidupan. Dengan segala kemampuan yang dimilikinya, maka manusia mengembangkan teknologi untuk menopang perkembangan peradaban.

Agar selamat, manusia harus memiliki tekad untuk sukses. Ini akan mendorong manusia semakin konsisten dalam perjuangan mewujudkan cita-citanya. Mengingat peradaban menghasilkan kenikmatan dan kenikmatan akan mendorong balik kepada kemalasan.
Dan tentunya keselamatan akan diberikan dari Yang Maha Kuasa kepada yang melaksanakan ketiga-tiganya. Keselamatan dari Yang Maha Kuasa ini bersifat mutlak, sedangkan ketiga hal yang pertama bersifat relatif.

Nah sekarang terserah kamu ini menyebut dirimu dari kelompok mana, apakah Mukmin, Yahudi, Nasrani atau Shabiin siapa saja yang beriman kepada Allah, Hari Kemudian dan beramal shalih, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran dan tidak pula bersedih hati (QS Al Baqarah 2 ayat 62), berarti kan selamat.

Jadi di hadirat Allah, kita tidak akan dicek kelompokmu, KTPmu atau bajumu. Yang akan dicek adalah ke dirimu, yaitu bagaimana kamu bersikap kepada Allah, Tuhanmu? Bisa saja seorang bule yang beragama Nasrani dinilai Allah sebagai Muslim atau seorang Cina yang bertawasul melalui arwah leluhur dinilai Allah sebagai Muslim, sedangkan seorang Arab yang beragama Islam bisa saja dianggap sebagai kafir atau sebaliknya.

O begitu ya pak Yai, berarti orang Islam itu akan memiliki akhlak yang selalu membawa kepada keselamatan. Sedangkan bagi mereka yang beriman maka akan selalu membawa kepada keamanan. Lalu bagaimana dampak orang-orang yang memaknai agama secara tidak tepat?

Tentunya hal ini berbeda bagi mereka yang memaknai agama secara salah. Otomatis yang ada dalam diri mereka adalah kerasnya perbedaan yang ditampilkan. Bahkan siapa saja yang berbeda dengan mereka akan dianggap salah. Dan lama kelamaan siapa yang berbeda akan dianggap musuh yang layak untuk dihancurkan. Amalan mereka tidak ditujukan kepada Yang Maha Kuasa, karena mereka tidak mengenal-Nya. Mereka lebih banyak mendustakan Tuhan, karena dirinya dana kelompoknya lah Tuhannya. Mereka adalah pendusta di hadirat Allah. Sudut pandang mereka akan dipandang berbalikan dengan pandangan Allah. Yang menampilkan dirinya sebagai ulama, bisa menjadi pendusta di hadirat Allah. Disebut pendusta karena mereka melakukan amal ibadah bukan karena Allah, tetapi karena ingin disebut sebagai ulama atau ingin disebut sebagai orang Islam.

Tahukah kamu yang mendustakan agama? Itulah yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, orang-orang yang lalai dalam sholatnya, orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan menolong dengan barang yang berguna (QS Al Maun 107). Yang dimaksud dalam surat ini adalah orang yang sholat, namun dalam sholatnya tidak ingat Tuhan sama sekali. Ibarat sholat karena kebiasaan, sudah menjadi reflek.

HR Ahmad: Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya akan datang kepada manusia tahun-tahun tipu daya, dimana pendusta dibenarkan, sedangkan orang jujur didustakan, pengkhianat dipercaya, sedangkan orang amanat dianggap pengkhianat, di masa itu Ruwaibidhah berbicara.”
Beliau ditanya, “Apakah Ruwaibidhah itu?”
Beliau menjawab, “Orang bodoh yang berbicara tentang persoalan orang banyak.”

QS Ash Shaff 61 ayat 2-3: Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.

Inilah zaman kita. Perhatikanlah! Bertakwalah kepada Allah dengan benar dan berserah dirilah. Karena hanya itu yang bisa menyelamatkan kita.

Senin, 05 Juni 2017

Islamologi

Menurut kami Islam itu keselamatan. Sehingga sudah menjadi fitrah semua manusia untuk mendapatkan keselamatan. Jadi semua manusia ingin menjadi Islam, ingin selamat. Namun diingat, selama kita masih hidup di dunia ini berarti kita ini masih belum selamat, masih berjuang dalam rangka memperoleh keselamatan.
Islam itu diajarkan oleh Allah Sang ‘Alim, Sang Rabb Al Karim melalui perantaraan alam sebagai bacaan dan malaikat sebagi utusan. Diajarkan kepada seluruh umat manusia melalui Sang Utusan atau Rasul Allah. Dengan demikian Islam itu harus logis, harus memakai ilmu. Sehingga kami menyebutnya dengan istilah Islamologi, yaitu pengetahuan tentang Islam. Jadi Islam harus rasional.

Kembali kepada makna Sang Utusan, kalau kita mempersonifikasikan Sang Utusan kepada sosok tubuh nabi Muhammad saw kita menjadi kehilangan logika. Bagaimana bisa sosok yang hidup pada abad 6-7 Masehi bisa menjadi rahmat bagi alam semesta, bagi seluruh umat manusia. Namun kalau seandainya kita menggunakan akal pikiran kita, maka semua materi, semua peristiwa dalam alam ini memberi kita pengertian, memberi kita pengetahuan. Dari panas, udara, air, tanah, tumbuhan, hewan, manusia dan lain-lain semuanya memberikan pengetahuan kepada kita. Karena pengetahuan itu adalah pencerahan, maka saya menandainya dengan istilah cahaya atau nur. Kenapa kita menggunakan istilah nur yang merupakan pantulan cahaya? Karena semuanya berasal dari Sang Rabb Al Karim. Dan karena yang menyampaikan pengetahuan pasti menjadi yang saya puji, maka semuanya ini adalah nur yang terpuji atau Nur Muhammad.

Kembali kepada pembahasan masalah keselamatan, agar orang bisa selamat, maka syarat pertama adalah harus mengetahui. Mengetahui diri sendiri, mengetahui obyek yang akan dijadikan maksud/arah/qiblat atau tujuan/sasaran/bait bahkan mengetahui siapa yang kuasa bisa memberi kita keselamatan. Syarat yang kedua, tentunya kita harus mampu atau memiliki kuasa untuk menyelamatkan diri. Yang ketiga, tentunya kita berkehendak untuk menyelamatkan diri. Dan yang terakhir, Yang Kuasa tadi juga bersedia menyelamatkan kita.

Sebagai contoh kita ditawari minuman oleh seseorang. Kalau kita tidak tahu bahwa itu racun, bisa jadi kita tidak selamat. meski kita sudah tahu bahwa itu adalah racun, namun kita tetap nekad meminumnya, maka kita bisa tidak selamat. Demikian juga kita sudah tahu dan memiliki kuasa untuk tidak meminumnya, namun kita tetap ingin meminumnya, ya bisa jadi kita tidak selamat. Meski semuanya memungkinkan kita tidak selamat, namun kalau Yang Kuasa tetap memberi kita selamat, maka mutlak kita akan selamat.

<script data-ad-client="pub-2728174942382016" async src="https://pagead2.googlesyndication
.com/pagead/js/adsbygoogle.js"></script>

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa alam keselamatan adalah alam terang, alam dalam naungan cahaya. Bukankah dengan cahaya, semuanya menjadi nampak kecuali yang gaib. Itulah makna dari orang berilmu yang artinya telah mendapatkan pencerahan dari Sang Alim.

Sebagai penganjur keselamatan, tidak sepantasnya kita membawa umat kepada alam kegelapan, alam keraguan. Alam kegelapan akan menghasilkan dunia gelap, untuk bergerak pun kita harus meraba-raba atau bahkan tidak bisa sama sekali. Anggaplah alam gelap sebagai alam A10, alam keraguan kita sebut sebagai alam A9 dan alam pengetahuan kita sebut sebagai alam A8, maka setiap manusia harus memposisikan dirinya dalam alam A8 >> A9 >> A10.

Sayangnya kita sekarang dalam posisi terbalik, pengajaran Islam membawa kita kepada alam A10 >> A9 >> A8. Dan kalau kita melihat sejarah, kenapa selama berabad-abad masyarakat yang memposisikan diri seperti ini selalu terjajah oleh mereka yang memposisikan diri pada alam A8 >> A9 >> A10? Contoh sekarang dunia barat menguasai dunia timur. Zaman dulu setelah Nabi Muhammad saw menyampaikan risalahnya, dunia Islam menguasai dunia.

Wahai umat manusia, kembalilah kepada fitrah dirimu, yaitu menggunakan sarana yang dimiliki untuk mewujudkan cita-cita secara terhormat. Bukankah dalam Al Fatihah, kita ingin jalan yang diberi nikmat, bukan jalan yang sesat lagi dimurkai? Dan itu adalah bukan alam kegelapan.

Rabu, 29 Maret 2017

Belajar Dari Alam



Cerita Mas Hari:
 
Kisah ini terjadi saat saya mendapatkan tugas sebagai kepala proyek pemetaan hutan.
Dalam perjalanan menyusuri hutan, kami berada di pinggir sungai yang cocok sebagai base camp sementara karena hari sudah hamper malam. Saat itu saya terdorong untuk sholat dan berdoa mohon keselamatan. Selesai sholat, saya mendapat firasat akan adanya banjir. Lalu saya share firasat saya ke teman-teman bahwa dengan menyatukan diri dengan alam kita akan mendapatkan pemberitahuan dari alam apa yang akan terjadi. Salah satu teman yang bernama pak Ahmad Sholeh yang Islamnya paling baik membantah sharing saya. Dia bilang bahwa itu adalah takhayul, dekat dengan kemusyrikan.

Saat kami sedang duduk sambil memasak air, entah bagaimana datanglah rombongan lebah menyerang rombongan. Semua teman saya berlarian menuju ke sungai untuk menyelam menghindari serangan lebah, kecuali saya dan salah satu teman. Teman saya itu mau ikut lari, namun saya cegah. Diam di sini. Matikan api. Setelah api dipadamkan, rombongan lebah tersebut pergi.

Saya sebenarnya tidak tahu tentang kenapa rombongan lebah tersebut marah dan menyerbu kami. Namun setelah kami mematikan api, baru saya sadar bahwa asap api kami telah mengganggu sarang mereka. Makanya setelah api dimatikan, lebahnya pun ikut pergi.
Dari menyeburnya teman-teman ke sungai, kami juga tahu bahwa akan terjadi banjir. Sehingga kami sempat mengangkat barang-barang dan memindahkan tenda-tenda kami ke tempat yang lebih tinggi. Dan ternyata betul, terjadilah banjir.

Saat istirahat malam, saya terdorong untuk mengajak diskusi dengan semua anggota rombongan. Dan pak Ahmad Sholeh tetap bertahan bahwa itu takhayul. Perihal kenyataan ada banjir hanyalah kebetulan belaka. Lalu saya bilang, oke, kita akan buktikan dalam perjalanan kita ini.

Saat teman-teman akan menandai pohon-pohon dengan cat, pak Akhmad Sholeh mendadak saya lihat ikut membuka kaleng cat dan mengaduk-aduk, padahal bukan tugasnya. Lalu saya tegur bahwa dia bukan ditugaskan untuk itu dan caranya pun tidak tepat. Saya katakan bahwa kita ini ada di hutan, dimana persediaan cat sangat terbatas. Kalau kaleng cat dibuka penuh, lalu tumpah, maka kita tidak akan bisa menyelesaikan tugas menandai. Dengan wajah masam, pak Akhmad tetap mengaduk. Dalam hati saya kesal juga dan terbersit harapan agar dia mendapat pelajaran.

Akhirnya terjadilah apa yang harus terjadi. Tanpa mengindahkan teguran saya, dia bermaksud menandai salah satu pohon dengan cat. Ketika akan mendekati pohon yang dimaksud, kakinya terperosok ke dalam lubang tawon tanah. Cat tumpah dan mengguyur bajunya. Segera tawon tanah keluar dan menyerang pak Akhmad Sholeh. Entah darimana saya spontan berteriak, “Lepas bajumu … lepaskan bajumu!” Pak Akhmad pun kali ini mengindahkan perintah saya. Dia segera melepas bajunya dan melemparkannya. Tawon pun kemudian menyerang baju yang berlepotan cat. Biasanya orang hanya mampu tahan terhadap tiga sengatan lebah tanah, namun pak Akhmad mendapat tujuh sengatan. Bukannya bersyukur malah jumawa mengatakan bahwa dia termasuk manusia yang hebat mampu menahan tujuh sengatan lebah tanah yang tekenal paling ganas. Saya pun semakin kesal dengan kelakuannya. Segera saya perintahkan anggota untuk membawa dia ke kota terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Dan ketika sampai di kota terdekat, tubuhnya pun telah bengkak sampai-sampai matanya tidak kelihatan. Akhirnya dia dirujuk ke rumah sakit Balikpapan.

Bersatulah dengan alam, niscaya alam akan menginformasikan kepada kita apa yang akan terjadi. Penyatuan dengan alam dilakukan dengan rasa. Karena alam materi diketahui keberadaannya dengan sensor panca indra dan rasa diri. Inilah barangkali yang dimaksud dengan berlapang dada dalam Al Quran, yaitu menerima Islam dari Allah dan mendapat cahaya (QS Az Zumar 39 ayat 22). Dan tentunya dengan menjadi Islam, kita selamat.

Bandung, 5 Maret 2017

Selasa, 07 Maret 2017

Bebas Dari Musibah



Cerita Mas Hari:
Suatu hari pak Muhammad
, teman yang keturunan Arab yang sudah agak sepuh dan nampaknya abangan Islamnya, memberi nasehat saat ngopi bareng. Nasehatnya adalah: Janganlah kamu menunda bersedekah, ketika ada dorongan untuk bersedekah, niscaya kamu bebas dari musibah.

Beberapa waktu kemudian saat pergi bersama sopir di siang hari yang panas, sekitar jam satuan, di lampu merah ada penjual koran yang kakinya cacat. Jalan di atas aspal panas tanpa alas kaki. Saya ingin memberinya uang, namun keburu kena lampu hijau. Saat balik, saya melihatnya di perempatan yg sama dengan jualan korannya. Lalu saya minta sopir berhenti agak jauh dari lampu traffic. Saya turun dengan tujuan menuntaskan niat yang tadi. Saya beli korannya, saya bayar 50 ribu. Saat balik mobil, melihat saya meletakkan Koran, istri saya menggerutu, jalan panas-panas hanya untuk beli koran.

Suatu ketika saya harus pergi ke Semarang dengan membawa mobil sendiri. Sekitar jam satu siang, sesampai di daerah Tegal, saya mengantuk dan tertidur. Pada saat itu jalan sepi, saya ngebut dengan kecepatan 120 km/j. Istri saya kaget ketika melihat mobil melaju ke pinggir dan spontan menjerit. Sontak saya terbangun dan berupaya mengembalikan posisi mobil. Akibatnya mobil malah selip, meluncur miring, lalu melompati gundukan tanah dan terbanting dengan keras. Orang-orang mengira bahwa pengemudi dan penumpang meninggal, mengingat mobil hancur. Alhamdulillah, saya dan istri bisa keluar dengan selamat dan sujud syukur. Bayangkan, chasis bengkok, setir melintir, body hancur, namun kami selamat. Karena parahnya kerusakan, pihak Asuransi perlu waktu selama 4 bulan untuk melakukan perbaikan, karena perlu penggantian chasis.

Dalam perjalanan di mobil Derek menuju bengkel terdekat, saya ceritakan ke istri saya perihal panas-panas turun dari mobil hanya untuk membeli Koran.

Ketika ketemu ngopi lagi dengan pak Muhammad, saya ucapkan terima kasih kepadanya dan saya ceritakan pengalaman saya. Lho dia malah bilang, ndak pernah nasehati saya seperti itu. Bahkan dia yakin ndak punya pikiran seperti itu.

Lalu siapa yg menasehati?

Jadi janganlah suka meremehkan orang dan juga nasehatnya, siapa pun dia. Ikutilah firasat hati nuranimu.

Bandung, 5 Maret 2017

Persiapkan Dirimu Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Dzat yang...