Rabu, 29 Maret 2017

Belajar Dari Alam



Cerita Mas Hari:
 
Kisah ini terjadi saat saya mendapatkan tugas sebagai kepala proyek pemetaan hutan.
Dalam perjalanan menyusuri hutan, kami berada di pinggir sungai yang cocok sebagai base camp sementara karena hari sudah hamper malam. Saat itu saya terdorong untuk sholat dan berdoa mohon keselamatan. Selesai sholat, saya mendapat firasat akan adanya banjir. Lalu saya share firasat saya ke teman-teman bahwa dengan menyatukan diri dengan alam kita akan mendapatkan pemberitahuan dari alam apa yang akan terjadi. Salah satu teman yang bernama pak Ahmad Sholeh yang Islamnya paling baik membantah sharing saya. Dia bilang bahwa itu adalah takhayul, dekat dengan kemusyrikan.

Saat kami sedang duduk sambil memasak air, entah bagaimana datanglah rombongan lebah menyerang rombongan. Semua teman saya berlarian menuju ke sungai untuk menyelam menghindari serangan lebah, kecuali saya dan salah satu teman. Teman saya itu mau ikut lari, namun saya cegah. Diam di sini. Matikan api. Setelah api dipadamkan, rombongan lebah tersebut pergi.

Saya sebenarnya tidak tahu tentang kenapa rombongan lebah tersebut marah dan menyerbu kami. Namun setelah kami mematikan api, baru saya sadar bahwa asap api kami telah mengganggu sarang mereka. Makanya setelah api dimatikan, lebahnya pun ikut pergi.
Dari menyeburnya teman-teman ke sungai, kami juga tahu bahwa akan terjadi banjir. Sehingga kami sempat mengangkat barang-barang dan memindahkan tenda-tenda kami ke tempat yang lebih tinggi. Dan ternyata betul, terjadilah banjir.

Saat istirahat malam, saya terdorong untuk mengajak diskusi dengan semua anggota rombongan. Dan pak Ahmad Sholeh tetap bertahan bahwa itu takhayul. Perihal kenyataan ada banjir hanyalah kebetulan belaka. Lalu saya bilang, oke, kita akan buktikan dalam perjalanan kita ini.

Saat teman-teman akan menandai pohon-pohon dengan cat, pak Akhmad Sholeh mendadak saya lihat ikut membuka kaleng cat dan mengaduk-aduk, padahal bukan tugasnya. Lalu saya tegur bahwa dia bukan ditugaskan untuk itu dan caranya pun tidak tepat. Saya katakan bahwa kita ini ada di hutan, dimana persediaan cat sangat terbatas. Kalau kaleng cat dibuka penuh, lalu tumpah, maka kita tidak akan bisa menyelesaikan tugas menandai. Dengan wajah masam, pak Akhmad tetap mengaduk. Dalam hati saya kesal juga dan terbersit harapan agar dia mendapat pelajaran.

Akhirnya terjadilah apa yang harus terjadi. Tanpa mengindahkan teguran saya, dia bermaksud menandai salah satu pohon dengan cat. Ketika akan mendekati pohon yang dimaksud, kakinya terperosok ke dalam lubang tawon tanah. Cat tumpah dan mengguyur bajunya. Segera tawon tanah keluar dan menyerang pak Akhmad Sholeh. Entah darimana saya spontan berteriak, “Lepas bajumu … lepaskan bajumu!” Pak Akhmad pun kali ini mengindahkan perintah saya. Dia segera melepas bajunya dan melemparkannya. Tawon pun kemudian menyerang baju yang berlepotan cat. Biasanya orang hanya mampu tahan terhadap tiga sengatan lebah tanah, namun pak Akhmad mendapat tujuh sengatan. Bukannya bersyukur malah jumawa mengatakan bahwa dia termasuk manusia yang hebat mampu menahan tujuh sengatan lebah tanah yang tekenal paling ganas. Saya pun semakin kesal dengan kelakuannya. Segera saya perintahkan anggota untuk membawa dia ke kota terdekat untuk mendapatkan pertolongan. Dan ketika sampai di kota terdekat, tubuhnya pun telah bengkak sampai-sampai matanya tidak kelihatan. Akhirnya dia dirujuk ke rumah sakit Balikpapan.

Bersatulah dengan alam, niscaya alam akan menginformasikan kepada kita apa yang akan terjadi. Penyatuan dengan alam dilakukan dengan rasa. Karena alam materi diketahui keberadaannya dengan sensor panca indra dan rasa diri. Inilah barangkali yang dimaksud dengan berlapang dada dalam Al Quran, yaitu menerima Islam dari Allah dan mendapat cahaya (QS Az Zumar 39 ayat 22). Dan tentunya dengan menjadi Islam, kita selamat.

Bandung, 5 Maret 2017

Selasa, 07 Maret 2017

Bebas Dari Musibah



Cerita Mas Hari:
Suatu hari pak Muhammad
, teman yang keturunan Arab yang sudah agak sepuh dan nampaknya abangan Islamnya, memberi nasehat saat ngopi bareng. Nasehatnya adalah: Janganlah kamu menunda bersedekah, ketika ada dorongan untuk bersedekah, niscaya kamu bebas dari musibah.

Beberapa waktu kemudian saat pergi bersama sopir di siang hari yang panas, sekitar jam satuan, di lampu merah ada penjual koran yang kakinya cacat. Jalan di atas aspal panas tanpa alas kaki. Saya ingin memberinya uang, namun keburu kena lampu hijau. Saat balik, saya melihatnya di perempatan yg sama dengan jualan korannya. Lalu saya minta sopir berhenti agak jauh dari lampu traffic. Saya turun dengan tujuan menuntaskan niat yang tadi. Saya beli korannya, saya bayar 50 ribu. Saat balik mobil, melihat saya meletakkan Koran, istri saya menggerutu, jalan panas-panas hanya untuk beli koran.

Suatu ketika saya harus pergi ke Semarang dengan membawa mobil sendiri. Sekitar jam satu siang, sesampai di daerah Tegal, saya mengantuk dan tertidur. Pada saat itu jalan sepi, saya ngebut dengan kecepatan 120 km/j. Istri saya kaget ketika melihat mobil melaju ke pinggir dan spontan menjerit. Sontak saya terbangun dan berupaya mengembalikan posisi mobil. Akibatnya mobil malah selip, meluncur miring, lalu melompati gundukan tanah dan terbanting dengan keras. Orang-orang mengira bahwa pengemudi dan penumpang meninggal, mengingat mobil hancur. Alhamdulillah, saya dan istri bisa keluar dengan selamat dan sujud syukur. Bayangkan, chasis bengkok, setir melintir, body hancur, namun kami selamat. Karena parahnya kerusakan, pihak Asuransi perlu waktu selama 4 bulan untuk melakukan perbaikan, karena perlu penggantian chasis.

Dalam perjalanan di mobil Derek menuju bengkel terdekat, saya ceritakan ke istri saya perihal panas-panas turun dari mobil hanya untuk membeli Koran.

Ketika ketemu ngopi lagi dengan pak Muhammad, saya ucapkan terima kasih kepadanya dan saya ceritakan pengalaman saya. Lho dia malah bilang, ndak pernah nasehati saya seperti itu. Bahkan dia yakin ndak punya pikiran seperti itu.

Lalu siapa yg menasehati?

Jadi janganlah suka meremehkan orang dan juga nasehatnya, siapa pun dia. Ikutilah firasat hati nuranimu.

Bandung, 5 Maret 2017

Persiapkan Dirimu Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Dzat yang...