Sayyidina Ali KW menyatakan bahwa lubb
adalah maqam terbitnya Tauhid. Bagaimana penjelasannya?
Untuk menjawab pertanyaan ini, tentunya yang
sahih dalam menjawab adalah Allah dan Rasulullah SAW yang menerima wahyu berupa
Al Quran tersebut. Allah tentunya sudah menjelaskan melalui Al Qur`an dan
Rasulullah SAW telah menjelaskan dalam Haditsnya, namun kita akan melakukan
penelitian akan istilah tersebut dalam Al Quran itu sendiri, dengan tak lupa
meminta pemahaman kepada Allah SWT.
Tauhid difahami sebagai keyakinan akan keesaan
Allah. Namun bisa diperluas maknanya, yaitu menegakkan kalimat Laa Ilaha
Illallah, Muhammadar-Rasulullah. Makna Ilah sudah pernah dijelaskan, yaitu yang
mendominasi diri kita adalah Allah dan caranya dengan mengikuti tauladan
Rasulullah SAW. QS Al Anbiya ayat 25: Kami tidak mengutus seorang Rasul pun
sebelum engkau (Muhammad SAW), melainkan Kami mewahyukan kepadanya bahwa tiada
Ilah selain Aku, maka sembahlah Aku.
Sejujurnya, kalau kita ingin menegakkan
kalimat Tauhid, yaitu menjadikan Allah dominan, maka pola pikir, sikap dan
tindakan adalah karena Allah, oleh Allah dan untuk Allah, terutama dengan
menolong Wali-wali Allah.
QS Al Baqarah 2 ayat 179: Dan dalam qishash
itu ada hidup bagimu, hai orang-orang yang berakal (ya`uwliy al-`albabi) agar
kamu bertakwa. Untuk memahami bahwa pada qishash ada kehidupan, perlu
perenungan yang dalam.; ayat 197: Haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi,
barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka
tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa
mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah
mengetahuinya. Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan
bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (ya`uwliy al-`albabi).
Ini adalah perintah untuk orang-orang yang berakal; ayat 269: Allah
menganugerahkan al hikmah kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa
yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak.
Dan hanya orang-orang yang berakallah (`uwluw al-`albabi) yang dapat mengambil
pelajaran. Pada ayat-ayat tersebut ditunjukkan adanya hubungan antara lubb
dengan perenungan yang dalam untuk memetik pelajaran, ketakwaan dan hikmah.
QS Ali Imran 3 ayat 7: Dialah yang
menurunkan Al Kitab kepada kamu. Diantaranya ada ayat-ayat muhkamaat, itulah
pokok-pokok isi Al Qur`an dan yang lain mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang
dalam hatinya (quluwbihim) condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah
untuk mencari-cari ta`wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta`wilnya
melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya (warrasikhuwna fiy
al-‘ilmi) berkata, “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya
itu dari sisi Rabb kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran melainkan
orang-orang yang berakal (`uwluw al-`albabi). Untuk bisa menarik pelajaran,
kita perlu pemikiran yang dalam.; ayat 190-191: Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal (li`uwliy al-`albabi), yaitu
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, “Ya Rabb
kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka.” Pada ayat ini sudah dijelaskan dengan
gamblang bahwa yang dimaksud dengan lubb adalah diawali dengan pengamatan yang
mana hasilnya diolah oleh pikiran. Data-data ditangkap oleh pengetahuan, diolah
oleh pengertian hingga memperoleh kesimpulan dan akal yang akan menetapkan
strategi dan cara untuk mewujudkan kesimpulan.
INPUT è PROSES è OUTPUT
Dengan demikian orang-orang yang mau
mengamati, lalu menelaah hingga menarik kesimpulan kemudian menyikapinya dan
mengambil tindakan secara tepat disebut Ulil Albab. Bukankah hasil
pengamatan indra hanyalah berupa ini atau itu dan hasil penilaian hati hanyalah
baik atau buruk? Namun semua data tersebut diolah oleh pikiran kita menjadi
gambaran, hukum, rumus dan lain-lain. Oleh karena itu janganlah membiarkan
kotor atau mengotori pikiran kita dengan kejahatan. Bersihkanlah untuk
mendapatkan ketakwaan kepada Allah.
QS Al Maidah 5 ayat 100: Katakanlah, “Tidak
sama yang buruk dengan yang baik, meskipun banyaknya yang buruk itu menarik
hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang berakal (ya`uwliy
al-`albabi), agar kamu mendapatkan keberuntungan.”
QS Yusuf 12 ayat 111: Sesungguhnya pada
kisah-kisah mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang berakal
(li`uwliy al-`albabi). Al Qur`an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk
dan rahmat bagi kaum yang beriman.
QS Ar Raad 13 ayat 19 - 21: Adakah yang
mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu itu benar, sama
dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal (`uwluy al-`albabi)
saja yang dapat mengambil pelajaran, orang-orang yang memenuhi janji Allah dan
tidak merusak perjanjian dan orang-orang yang menghubungkan apa-apa yang Allah
perintahkan supaya dihubungkan dan mereka takut kepada Rabb-nya dan takut kepada
hisab yang buruk.
QS Ibrahim 14 ayat 52: (Al Qur`an) ini
adalah penjelasan yang sempurna bagi manusia dan supaya mereka diberi
peringatan dengannya dan supaya mereka mengetahui bahwasanya Dia adalah Ilah
Yang Maha Esa dan agar orang-orang yang berakal (`uwluy al-`albabi) mengambil
Pelajaran.
QS Shad 38 ayat 29: Ini adalah Kitab yang
Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah, supaya mereka memperhatikan
ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran
(`uwluw al-`albabi).; ayat 43: Dan Kami anugerahi dia (Ayyub AS)
keluarganya dan kepada mereka sebanyak mereka pula sebagai rahmat dari Kami dan
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai fikiran (`uwluw al-`albabi).
QS Az Zumar 39 ayat 9: Ataukah orang yang
beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada
Akhirat dan mengharapkan rahmat Rabb-nya? Katakanlah, “Adakah sama, orang-orang
yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang
yang berakallah (`uwluw al-`albabi) yang dapat menerima Pelajaran.; ayat 18:
yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya.
Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan itulah orang-orang
yang mempunyai akal (`uwluw al-`albabi).; ayat 21: Apakah kamu tidak
memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka
diatur-Nya menjadi sumber-sumber air di bumi, kemudian ditumbuhkan-Nya dengan
air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu menjadi kering, lalu
kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal (li`uwliy al-`albabi).
QS Al Ghafir 40 ayat 54: Untuk menjadi
petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berfikir (li`uwliy al-`albabi).
QS Ath Thalaq 65 ayat 10: Allah menyediakan
bagi mereka azab yang keras, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang
mempunyai akal (`uwliy al-`albabi), (yaitu) orang-orang yang beriman.
Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu.
Dari penjelasan tersebut, makna lubb berhubungan
dengan pikiran yang merupakan Baitul Makmur. Bukankah melalui pikiran kita bisa
membahas apa saja, bahkan Allah, meski kita tetap tidak akan mampu mengenal-Nya
secara utuh. Sehingga setelah memenangkan perang di Mihrab, maka waktunya
mi’raj ke Baitul Makmur untuk hadir ke hadirat-Nya tanpa menyekutukan-Nya.
Pada maqam tersebut berjuanglah untuk menegakkan
ketauhidan kedalam diri. Inilah posisi Tasyahud Awal karena kita mungkin sudah
diizinkan untuk hadir ke hadirat-Nya.
Hasil daripada menegakkan ketauhidan akan
membuat kita selalu berbasis pada Allah Yang Maha Esa.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Papahan, 12 Syawal 1445 atau 21 Apr 2024
Sumber: Quran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar