Entah
dari mana asalnya manusia ini, masih menjadi perdebatan para ahli dan agamawan.
Konon manusia pertama bernama Adam dan diturunkan dari surga bersama istrinya
yang bernama Hawa di lokasi yang terpisah. Mereka akhirnya bertemu dan
membentuk keluarga pertama.
Teori
yang lain manusia ini adalah manusia merupakan hasil evolusi dari manusia
purba. Hanya sampai saat ini uji DNA belum mendukung teori kedua ini. Karena
tidak ada satupun DNA manusia purba ada pada manusia sekarang ini. Artinya
manusia betul-betul makhluk baru, seolah-olah makhluk asing (alien) yang
dijatuhkan entah darimana dan bukan dari hasil evolusi alam.
Manusia
ini super cerdas. Secara bertahap mereka mengembangkan peradaban dan mendesak
makhluk hidup lainnya. Manusia ini sebagian ada yang terus mengembangkan
peradaban dan sebagian lainnya tetap nyaman pada zonanya. Dengan demikian
hingga saat ini terdapat beragam peradaban, baik dari yang langsung menerima
dari alam apa adanya hingga yang merekayasa alam untuk memenuhi kebutuhannya.
Apakah
dengan kecerdasan supernya, manusia ini diciptakan untuk mempercepat perubahan,
seolah Yang Kuasa menciptakan tidak sabar dengan lambatnya perubahan? Ataukah
manusia baru ini diciptakan untuk menjaga kelangsungan kehidupan di alam
semesta? Mengingat perubahan di alam ini adalah kepastian, baik dengan ada atau
tidaknya manusia. Sedangkan Yang Kuasa memiliki kekuasaan mutlak?
Bagaimana
pula dengan sejarah manusia sendiri?
Tidak
mudah menyusun sejarah peradaban manusia, karena pada kenyataannya umur
individu manusia atau orang tidak sepanjang umur peradaban apalagi umur alam
semesta. Jadi setiap orang hanya memiliki peran sebentar dalam proses tumbuh
kembangnya peradaban. Estafet peradaban ada yang mulus diserah-terimakan, namun
kebanyakan tidak mulus bahkan kehilangan jejak peradaban.
Untuk
apa pula orang dibuat berumur pendek seperti ini?
Sejarah
peradaban manusia diawali sebagai kelompok masyarakat dengan peradaban berburu
dan mengumpulkan makanan. Gambaran akan kehidupan para pemburu dan pengumpul
adalah sebagaimana kehidupan suku-suku yang tinggal di pedalaman. Yang
laki-laki produktif sibuk dalam perburuan dan mengumpulkan makanan, sedangkan
yang perempuan merawat tempat tinggal dan lingkungannya serta mengasuh
anak-anak dan merawat orang-orang yang tua. Tempat tinggal mereka bersifat
temporer dan mudah untuk dipindahkan mengikuti hewan perburuan mereka.
Penduduk
berkembang dan sumber penghidupan semakin terbatas, sebagian manusia kemudian memutuskan
menetap di lahan-lahan yang subur, dekat dengan sumber air. Mereka membangun
tempat tinggal permanen dan mengembangkan pertanian untuk mencukupi kebutuhan
dasarnya. Beberapa hewan kemudian ditangkap dan diternakkan. Tumbuhan dan hewan
yang hidup di alam liar berubah menjadi hidup yang semakin teratur. Waktu luang
semakin tersedia dan mereka membangun kehidupan sosial dengan hiburan berupa
musik dan tari-tarian.
Dengan
adanya konversi lahan dari hutan menjadi pertanian, tentunya akan mengubah pula
keadaan alam. Ada spesies baru yang muncul atau berubah dan ada spesies lainnya
yang terdesak dan mengalami kepunahan. Binatang seperti anjing, kucing, kuda,
sapi, kambing dan unggas menjadi teman hidup manusia dan berkembang populasinya.
Untuk
mendukung produktifitas, berbagai perkakas mulai diciptakan untuk memudahkan manusia
dalam menjalani peran kehidupannya. Sebagian orang ada yang mengkhususkan diri
membuat perkakas dan sebagian besar lainnya mengurusi pertanian.
Interaksi
antar kelompok masyarakat bisa berlangsung negatif seperti perang atau positif,
yaitu terjadi transaksi didorong atas kebutuhan. Maka pasar pada hari tertentu
yang disepakati mulai dibuka, yaitu dengan melakukan transaksi pertukaran
barang atau barter.
Jumlah
penduduk meningkat, kebutuhan meningkat dan wilayah pun semakin luas. Nilai transaksi
semakin membesar. Pertukaran barang menjadi semakin sulit, karena perbedaan
dalam memberikan nilai atas barang untuk ditukarkan. Uang pun diciptakan
sebagai solusi. Profesi orang pun semakin beragam.
Konflik
makin banyak terjadi. Kepemimpinan dan kelompok pengamanan diperlukan untuk menjaga
ketentraman dan melindungi keselamatan masyarakat.
Kemauan
manusia semakin meningkat dan menimbulkan derita. Upaya manusia untuk saling
menguasai satu sama lain semakin besar. Individu dan kelompok masyarakat mulai
beradu kuat dan korban banyak berjatuhan. Peraturan yang disepakati oleh para
pemimpin dibuat untuk mencegah terjadinya konflik termasuk jatuhnya korban.
Manusia
semakin rakus, saling berupaya untuk menguasai satu sama lain. Peralatan perang
pun dikembangkan. Manusia semakin eksploitatif. Termasuk kebutuhan akan
kesenangan seperti hiburan berkembang. Maka uang pun semakin dicari, sehingga
pemilik modal menjadi andalan, menjadi juru selamat.
Masalah
yang timbul dalam masyarakat semakin komplek, perlu solusi. Ilmu pengetahuan yang
diperoleh melalui pengamatan alam dikembangkan sebagai solusi. Manusia belajar
melalui permasalahan dan pengamatan alam untuk mendapatkan solusi yang tepat.
Misalnya Archimedes yang mendapatkan tugas untuk membuktikan keaslian emas,
hingga berhasil menyimpulkan adanya hukum yang diberi nama sesuai namanya.
Ilmu
kalau hanya buat diketahui, paling hanya bisa digunakan untuk menjawab
permasalahan atas konflik. Ilmu harus diterapkan, teknologi yang aplikatif
perlu dikembangkan. Penemuan yang sifatnya aplikatif semakin banyak dan
teknologi semakin memudahkan umat manusia bahkan memberikan kenikmatan
tersendiri baik bagi penemunya maupun penggunanya. Contohnya adalah Edison sang
penemu lampu pijar, dimana perusahaannya akhirnya menjadi perusahaan besar,
yaitu General Electric.
Konflik
semakin menjadi-jadi. Permainan pikiran diperlukan. Pengadilan dan ahli hukum semakin
diperlukan. Bukan lagi teknologi, namun kecerdasan buatan yang menjadi
primadona. Kecerdasan buatan yang memudahkan manusia melakukan pengamatan,
perhitungan dan lain sebagainya semakin jauh berkembang. Seolah otak
dikeluarkan dan bisa diletakkan dalam genggaman seperti handphone.
Zaman
berubah seiring dengan waktu, demikian pula kecerdasan manusia. Kesemuanya akan
menghasilkan dampak positif dan negatif dan selalu ada keseimbangan baru.
Mungkin hanya sampai dimana alam tidak mampu lagi mendukung kemauan manusia.
Dengan
adanya kenyataan ini berarti manusia telah membangun suatu alam sendiri dan ini
membuat perubahan pada alam. Apakah perubahan ini bersifat negatif? Semisal
adanya CO2 yang menjadi effect rumah kaca yang membuat bumi semakin panas.
Ataukah perubahan ini bersifat positif, mengingat adanya CO2 dan air H2O yang
menguap akibat pemanasan global menjadi bahan makanan bagi tumbuhan. Dengan
demikian semakin banyak tumbuhan hidup.
Artinya
alam semesta ini memiliki daya tahan hidup sendiri dan tidak mudah dirusakkan
melalui karya manusia. Bahkan alam sendiri yang mencukupi kebutuhan manusia dan
makhluk lainnya. Berarti alam sendiri memiliki kemampuan untuk menyeimbangkan
dirinya.
Lalu
apa yang disebut dengan kesalahan atau kebenaran? Bukankah keduanya hanya untuk
meramaikan dunia? Dan itu fitrah dalam kehidupan. Namun kalau keduanya
dibiarkan beradu kuat, maka akan sama-sama kuat. Ibarat atom, proton dan
elektron akan selalu saling tarik menarik. Kalau seimbang akan tenang dan kalau
tidak seimbang akan mencari keseimbangan baru dalam bentuk baru, semisal
bersatu dengan atom lain yang bermuatan berlawanan. Berarti harus ada pengelola
atas kesalahan dan kebenaran ini, yang memiliki kuasa di atas keduanya. Siapa
itu?
Pada
level manusia, juga terjadi fenomena yang sama. laki-laki dan perempuan akan
saling tarik menarik, saling mengisi kekosongan dan menghasilkan keturunan.
Namun ada yang tidak mengikuti fitrah ini, yaitu laki-laki dengan laki-laki dan
perempuan dengan perempuan. Otomatis tidak akan terjadi fenomena menghasilkan
keturunan. Dorongan apa yang membuat anomali ini terjadi? Karena fenomena ini
tidak terjadi di level atom. Berarti ada dorongan dari dirinya atau akunya.
Siapakah
aku ini?