Pada 13,7 milyar tahun yang lalu, alam semesta baru
berwujud awal, yaitu keadaan tunggal. Belum ada zat dan energi, belum ada ruang
dan waktu. Pengetahuan akan awal ini bisa dibaca dengan ilmu yang dikembangkan
oleh manusia melalui pengamatan terhadap alam semesta itu sendiri, hingga
tercapai kepastian. Dengan tercapainya kepastian, maka kesimpulan hasil pengamatan
alam akan menjadi hukum alam yang pasti.
Salah satu hukum alam yang membantu kita untuk bisa
memastikan kebenaran adalah wujud segala sesuatu di alam bilamana meluas akan
mengalami penurunan temperatur bahkan berubah fase dari gas ke cair (kondensasi)
dan dari cair ke padat. Dan sebaliknya kalau menyusut akan semakin panas,
semakin berenergi. Ada pula hukum alam lain yang menunjukkan bahwa semakin
jauhnya suatu benda dari titik pengamatan, maka akan semakin mengecil/menyusut,
termasuk tampilan warnanya pun semakin jauh semakin memerah, mengikuti urutan
spektrum cahaya tampak, yaitu ungu–nila-biru–hijau-kuning-jingga-merah.
Keberadaan tunggal dengan energi yang sangat besar ini
meluas (Big Bang[1]).
Fenomena ini tertangkap melalui pengamatan yang dilakukan oleh Edwin Hubble, yaitu
galaksi mengalami penyusutan atau semakin mengecil. Fakta ini menjelaskan bahwa
galaksi lain semakin menjauh dari bumi yang merupakan titik pengamatan.
Energi alam diwakili oleh empat gaya dasar, yaitu
Gravitasi, Nuklir Kuat, Nuklir Lemah dan Elektromagnetik. Pada awalnya masih
bersatu. Kemudian gaya Gravitasi yang memeiliki kecenderungan untuk
mengembalikan semuanya kepada keadaan tunggal dilawan oleh gaya-gaya lain yang
bersatu. Selanjutnya Gaya Nuklir Kuat dipisahkan dari gaya yang bersatu. Dan
terakhir Gaya Nuklir Lemah dan Gaya Elektromagnetik berpisah.
Ibarat pelepasan beban energi, maka terbentuklah ruang
yang disebut dengan alam semesta. Keberadaan zat yang diawali oleh partikel dasar
(Kuark) memenuhi alam semesta. Kuark kemudian terkondensasi membentuk inti atom
yang terdiri atas Netron dan Proton serta elektron. Dengan semakin turunnya
temperatur alam semesta, inti atom menangkap elektron dan membentuk atom.
Energi, Zat, Ruang dan Waktu terbentuk. Dengan adanya ruang dan waktu, keberadaan
sesuatu ditentukan dengan titik koordinat ruang.
Akibat perluasan alam semesta, maka temperatur alam
semesta akan terus menurun, sehingga pada 380 ribu tahun setelah Big Bang, atom Hidrogen dan Helium
terbentuk. Ini merupakan awal mula terbentuknya zat yang diawali dengan atom di
alam semesta. Atom-atom tersebut kemudian membentuk materi yang lebih besar
yang disebut molekul. Karena keadaan alam semesta masih panas, maka bentuk
materi berada dalam fase gas.
Zat yang awalnya berupa gas, akibat proses kondensasi pada
600 juta tahun setelah Big Bang membentuk
awan nebula yang menjadi awal terbentuknya galaksi. Karena unsur-unsur pembentuk bintang masih berupa fluida (zat
alir), maka unsur-unsur yang memiliki berat jenis besar akan menuju kepada inti
planet, akibat tarikan gaya gravitasi inti materi. Keberadaan unsur-unsur ini
yang menjadi dasar pengukuran umur planet dan batuan. Salah satu galaksi
dinamai galaksi Bima Sakti, yang padanya terdapat Tata Surya tempat manusia hidup
terbentuk pada tahun 9 milyar. Bumi sebagai tempat manusia tinggal berumur 4,56
milyar tahun.
Proses kondensasi terus berlangsung, sehingga
permukaan bumi membentuk daratan. Sedangkan di dalamnya masih tetap berupa
cairan panas yang disebut dengan istilah lahar. Dengan demikian, daratan di
permukaan bumi terletak pada cairan yang panas. Dengan adanya rotasi dan
revolusi bumi, maka terjadilah patahan-patahan daratan yang membentuk
wilayah-wilayah patahan.
Air ketika itu masih berupa gas di antariksa secara
bertahap mengembun akibat proses kondensasi sebagai dampak lanjutan dari
perluasan alam semesta. Embun kemudian jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan
dan membentuk wilayah perairan di bumi. Kejadian ini berawal pada 4,4 hingga
4,2 milyar tahun yang lalu. Dari langit bukan hanya air yang jatuh ke bumi,
namun juga mineral yang berasal dari meteor seperti besi yang jatuh ke permukaan
bumi.
Dengan adanya air, maka kehidupan makhluk hidup
dimulai, yaitu dengan munculnya tumbuhan. Menurut para ahli, tanda geokimia
kehidupan tertua diperkirakan 3,8 milyar tahun yang lalu. Tumbuhan berkembang
dari satu sel hingga menjadi hutan rimba memenuhi permukaan bumi bahkan dalam
perairan.
Setelah adanya tumbuhan barulah muncul makhluk hidup
lain, yaitu hewan yang hidup dan bisa bergerak bebas. Fosil hewan pertama
diperkirakan berumur 580 juta tahun yang lalu. Hewan hidup dengan memakan
tumbuhan dan ada yang memangsa hewan lainnya. Ada hewan-hewan yang dilengkapi
dengan otak yang memiliki kemampuan sensorik dan motorik, seperti reptilia. Ada
pula hewan-hewan yang selain memiliki otak reptilia, juga memiliki otak mamalia.
Hewan-hewan ini lebih cerdas dan memiliki naluri bersosial. Bahkan ada
hewan-hewan yang sudah mirip dengan manusia, yaitu mereka juga memiliki
neocortex[2]
dalam jumlah yang lebih sedikit, aitu primata.
Pada 5 juta tahun yang lalu muncullah manusia purba,
yaitu makhluk hidup yang ditandai dengan volume otak yang terbesar dan berada
di bagian atas tubuhnya. Kelompok manusia ini memiliki kecerdasan yang lebih
tinggi dari hewan yang memiliki neocortex yang lebih besar dari hewan mamalia, namun
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu sandang, pangan dan papan,
hanya belum mampu mengembangkan peradaban yang lebih tinggi. Manusia purba ini
disebut dengan berbagai istilah seperti Pithecanthropus Erectus[3], Homo Erectus[4] dan lain-lain. Apakah ini adalah prototype
manusia sekarang?
Dari jejak-jejak sejarah tidak nampak dampak yang
cukup besar akan peran manusia purba, meski mereka memiliki kemampuan
mempersepsikan yang lebih maju dari pada hewan yang disebut dengan pikiran. Dengan
adanya pikiran, mereka bisa melakukan penyesuaian karena memiliki kemampuan
mempersepsikan obyek yang diamati.
Dari peristiwa terbentuknya alam semesta hingga adanya
manusia purba, sudah terbukti bahwa alam mengalami perubahan. Dan sudah menjadi
kepastian bahwa setiap penciptaan akan menuju kepada kemusnahan. Sehingga
mereka yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan mengalami
kepunahan. Oleh karena itu pada diri setiap makhluk selalu ada dorongan untuk
melawan kepunahan, yaitu dorongan bertahan hidup. Proses
bertahan hidup ini menghasilkan seleksi alam, yaitu munculnya spesies baru dan
kepunahan spesies lainnya yang tidak mampu menghadapi perubahan yang terjadi di
alam, dalam hal ini bumi.
Baru
pada sekitar 150 ribu tahun yang lalu, muncul Homo Sapiens[5]
atau manusia bijak pertama. Spesies manusia inilah yang sekarang ini telah
berkembang dan menguasai bumi dengan kebijakannya. Orang atau individu dari
manusia bijak ini terbukti telah melakukan perubahan dalam kehidupan di bumi,
yang disebut dengan istilah peradaban. Namun istilah bijak ini masih perlu
dipertanyakan, karena kebanyakan dari mereka ini bisa jadi tidak bijak,
sehingga kita sebut sebagai manusia saja.
[1] James Trefil, Ensiklopedia Antariksa, Erlangga, 2012, hal. 276.
Istilah Big Bang ini diberikan oleh Fred Hoyle pada tahun 1949.
[2] Neocortex adalah bagian otak yang dianggap paling mempengaruhi
kecerdasan sosial manusia karena berperan dalam perkembangan fungsi persepsi,
nalar dan Bahasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar