Setiap
perwujudan perlu dberi sebutan, yaitu nama. Nama selain menandai perwujudan,
juga memuat informasi yang bisa ditelaah maknanya sehingga bermanfaat bagi umat.
Informasi tersebut bisa berupa cita alam yang berarti ayat akan keberadaan
Ilahi.
Peristiwa
adalah tanda. Peristiwa terjadi karena adanya izin dari Allah Yang Maha Kuasa.
Tentunya peristiwa adalah tanda yang bisa ditarik menjadi catatan bahkan bisa
dipetik hikmahnya yang akan bermanfaat bagi mereka yang terkabari. Demikian
pula sejarah bangsa ini.
Kalau
merunut kepada catatan sejarah, yang mana jejak-jejak fisiknya masih ada, maka
kita melihat masa lalu tergambarkan di hadapan kita, yaitu:
ü Zaman kerajaan Majapahit
yang beribukota di kecamatan Trowulan kabupaten Mojokerto
ü Zaman kerajaan
Demak yang beribukota di Demak
ü Zaman kerajaan
Pajang yang beribukota di Pajang
ü Zaman kerajaan
Mataram yang beribukota di Kuthagedhe, Karta & Plered
ü Zaman kerajaan Pakubuwono
yang beribukota di Kartasura & Surakarta, juga adanya kerajaan
Hamengkubuwono yang beribukota di Ngayogjakarta
ü Zaman NKRI yang
beribukota di Jakarta
1.
Kerajaan
Majapahit
Nama
Majapahit konon berasal dari buah Maja yang rasanya pahit. Cara penamaan
kerajaan dengan model seperti ini, bukanlah karakter orang Jawa. Orang Jawa
terbiasa menggunakan sebutan untuk menarik tuah dan tulah dari suatu wujud. Misalnya
konsep ketuhanan orang Jawa didasarkan atas Lingga-Yoni yang merupakan
perlambang bapak-ibu. Karena dari sanalah setiap individu manusia berasal,
sangkan paraning dumadi. Maja atau mojo lebih tepat dimaknai sebagai buah
titisan dewa Syiwa. Buah ini awet tidak mudah busuk dan dipergunakan sebagai
obat. Obat memang terasa pahit, namun memulihkan. Syiwa sebagai dewa Perusak,
memiliki makna sakti dan tak terkalahkan. Bisa jadi pemilihan nama Majapahit
karena ingin dimaknai sebagai kerajaan yang kuat, sakti dan tidak bisa
dikalahkan.
2.
Kerajaan
Demak
Nama
Demak berasal dari Jawa Kuno yang berarti anugerah atau bahasa Arab yang
berarti mata air. Demak menjadi kuat karena memiliki armada kapal yang kuat.
3.
Kerajaan
Pajang
Kerajaan
Pajang aslinya kerajaan lama yang merupakan bawahan Majapahit. Atau bahkan
lebih lama lagi.
4.
Kerajaan
Mataram
Nama
Mataram berasal dari kata bahasa Sansekerta mata yang berarti ibu dan aram yang
berarti hiburan.
5.
Kerajaan
Pakubuwono & Hamengkubuwono
Ibukota
kerajaan Pakubuwono adalah Kartasura dan Surakarta, dimana su bermakna baik
atau mulia dan ra berarti yang tertinggi. Karta berasal dari kata krta yang
artinya pekerjaan sudah selesai, namun mengalami perubahan arti menjadi makmur,
maju, ulung, sempurna. Ngayogjakarta berasal dari kata Ayodya dan Karta. Ayodya
artinya tak terkalahkan.
6.
NKRI
Ibukota
NKRI adalah Jakarta yang berasal dari kata Jayakarta yang maknanya kemenangan
sudah tercapai dan menjadi simbol kemakmuran.
Apa
hikmah dari peristiwa sejarah ini bagi bangsa Indonesia?
Akankah
bangsa ini mencapai puncak kejayaannya sesuai cita-citanya ataukah gagal
terwujud karena lemahnya bangsa ini?
Bagaimana
bilamana ibukota dipindahkan, akankah mempercepat terwujudnya cita-cita bangsa
ini?
Bagi
yang percaya bahwa keberadaan NKRI adalah rahmat Ilahi dan cita-cita luhur
bangsa Indonesia, maka sebagai bangsa Indonesia kita adalah pelaksananya. Sebagai
pelaksana, tentunya kita memerlukan kecerdasan, kekuatan terutama finansial,
ketabahan dalam perjuangan dan kemuliaan sebagai ukuran.
Banyuwangi, 12 September 2020; 24 Muharram 1442
Tidak ada komentar:
Posting Komentar