Rabu, 01 Mei 2024

Apa Sejatinya Makna Syaghaf Yang Merupakan Tempat Terbitnya Mahabbatullah

 

Salah satu bagian dalam istana Allah disebut syaghaf, yang oleh Sayyidina Ali (KW) dijelaskan sebagai tempat terbitnya Mahabbatullah. Di Al Quran juga terdapat istilah syaghaf yang diterjemahkan sebagai sangat mendalam. QS Yusuf 12 ayat 30: Dan wanita-wanita di kota berkata, “Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya, sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam (syaghafa). Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata.”

Apakah maksudnya?

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentunya yang sahih dalam menjawab adalah Allah dan Rasulullah (SAW) yang menerima wahyu berupa Al Quran tersebut. Allah tentunya sudah menjelaskan melalui Al Qur`an dan Rasulullah (SAW) telah menjelaskan dalam Haditsnya. Namun karena keterbatasan informasi yang kita terima dan penjelasan dari ahlinya belum memuaskan, maka kita akan melakukan penelitian akan istilah tersebut dalam Al Quran itu sendiri dengan tidak lupa memohon pemahaman kepada Allah.

Dari penjelasan ayat di atas, makna syaghaf berhubungan dengan cinta yang sangat dalam. Bukankah setiap individu sangat mencintai dirinya? Apalagi karena sang diri diciptakan untuk kesenangan. Bukankah saat kita menyatakan, “Aku mencintaimu.”, sesungguhnya aku mencintai diriku sendiri, dimana diriku akan bahagia dengan engkau di sisiku. Karena cinta sejati atau cinta yang sangat dalam akan merelakan sang pecinta untuk mengorbankan eksistensi dirinya. Namun akibat terperosok dalam mencari kesenangan diri, dia menjadi lupa akan fitrahnya sebagai hamba dari Allah Yang Maha Kuasa. Dengan demikian cinta yang sangat dalam itu berasal dari dirinya. Dia mencintai dirinya sendiri dengan sangat dalam (syaghaf).

Pertanyaan selanjutnya adalah maukah kita menerima kembali fitrah kita sebagai hamba ataukah kita tetap kepada keakuan kita, seperti Iblis?

Semua itu adalah pilihan dengan manfaat dan resiko yang akan dipertanggung-jawabkan sendiri-sendiri. Salah satu argumen yang dilontarkan bagi yang tidak mau adalah bahwa keberadaan kita di alam dunia adalah kehendak Ilahi, maka sudah sepantasnya Dia menyenangkan kita.

Argumen ini fitrah, namun juga menjadi hak Ilahi untuk diakui keberadaan-Nya dan diabdi serta dipuja, sebelum kenikmatan yang menjadi hak kita diberikan secara utuh.

Bagi yang mau, maka berjuanglah untuk menanamkan kecintaan yang sangat dalam dari diri kepada Allah dalam sujudmu. Sikap ini selalu kita lakukan dalam sholat saat sujud pertama. Ibaratnya mereka yang sudah menyaksikan, mengetahui, mampu dan mau menerima Allah sebagai Ilah-nya adalah sudah memasuki mihrab masjid. Bukankah mihrab adalah tempat kita berperang menaklukkan diri sendiri dan mengubahnya menjadi cinta kepada Allah secara mendalam?

Jangan lupa untuk selalu memohon kecintaan Dia, kecintaan kepada hamba-hamba yang mencintai-Nya dan kecintaan kepada amalan yang membuat kita dicintai-Nya. Karena hanya Allah lah yang bisa memastikan terwujudnya kecintaan tersebut. Sedangkan upaya kita hanyalah pendekatan untuk mencapai keberhasilan.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Papahan, 22 Syawal 1445 atau 1 Mei 2024

Sumber: Quran

Tidak ada komentar:

Persiapkan Dirimu Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Dzat yang...