Cinta & Kasih Sayang

Pak Yai, selama seminggu sebelum kejadian gempa saya seperti terpapar suasana cinta. Namun setelah terjadi gempa, suasana tersebut langsung hilang. Fenomena apa itu, Pak Yai?

Apakah kalian tidak memperhatikan pernyataan, “Aku adalah Perbendaharaan Tersembunyi. Aku cinta dikenal. Aku ciptakan makhluk-Ku agar mengenal-Ku.”

Maksudnya bagaimana, pak Yai?

Pernyataan ini seolah hanya berupa fitrah bahwa Dia Allah cinta dikenal. Namun manusia dibingungkan karena adanya konflik pernyataan antara Tersembunyi namun cinta dikenal. Apa maksudnya?

Maksudnya adalah Dia ingin makhluk-Nya menemui-Nya di persembunyianNya. Kalau makhluk-Nya tidak hadir kepada Dia, maka Dia akan hadir dengan cinta-Nya. Itulah sebabnya engkau terkena tarikan cinta Ilahy tersebut.

O begitu ya pak Yai. Pantas kalau kita diminta mengunjungi Allah dengan mengunjungi orang sakit. Berarti orang sakit itu sedang jauh dari Allah. Sehingga kalau mau sembuh, ya dengan mengubah sikap untuk selalu hadir ke hadirat Ilahy, begitu pak Yai?

Ya seperti itulah.

Lalu bagaimana dengan anak kecil yang sakit?

Anak kecil yang sakit sebenarnya sedang dididik Yang Kuasa agar kuat menghadapi zamannya. Pun kalau tidak berlanjut, itu adalah kasih sayang Ilahy kepadanya, kalau kalian mau mengerti.
Dengan pengertian ini, maka tumbuhlah keyakinan yang berasal dari pengertian dan disebut dengan ‘ilmulyaqin.

Supaya proses keyakinanmu sempurna, maka pengertian tersebut harus ada wujudnya sehingga bisa dilihat. Hanya perwujudan tersebut ada waktunya. Pada tataran ini akan tercapai keyakinan karena adanya wujud yang nampak atau  ‘ainulyaqin. Dan keyakinan akan sempurna bila telah mencapai haqqulyaqin. Jadi perlu adanya kesaksian berupa peristiwa untuk memastikan keyakinan atas petunjuk/ilham/Wahyu/inzal yang diturunkan kepada manusia. Hal ini akan terbukti melalui peristiwa, contohnya adalah getaran cinta dan gempa bumi yang kamu alami. Gempa bumi yang mengguncang Banten pada 23 Januari 2018 dan dirasakan sampai Jakarta menjadi bukti atas pernyataan Ilahi tersebut bagi orang-orang tertentu.

Bukankah pada setiap kejadian bencana alam, sebelumnya selalu muncul tanda-tanda kehadiran Ilahi, contoh api lumpur membentuk lafaz Allah, pohon menuliskan huruf Allah sebelum gempa Padang. Jangan dipandang sebaliknya.

Bagi yang tidak memahami, penampakan kehadiran Ilahy dianggap sebagai rahmat / dukungan atas kebenaran sikap mereka, contoh demonstrasi 212 yang konon sebagian peserta menyaksikan lafaz Allah dalam bentuk awan di langit. Kalau betul seperti itu, maka mereka kaum yang dimurkai dan semestinya kalau itu benar semenjak hari itu kalau sholat jangan di masjid tetapi di jalan.

Cinta berbeda dengan kasih sayang. Cinta datang dengan sendirinya. Cinta lebih kepada pernyataan kepemilikan, sehingga sepantasnya hanya milik Sang Pencipta. Sedangkan kasih sayang adalah memberi dan menjaga. Kasih sayang perlu ditanamkan agar tumbuh dan berkembang.
Allah adalah kasih sayang. QS Al Fatihah 1 ayat 1: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ditegaskan lagi pada ayat ketiga:
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

Bahkan salah satu surat diberi judul atas hal ini, yaitu QS surat ke 55, yaitu Ar Rahman. Allah menetapkan DiriNya kasih sayang, yaitu QS Al An’aam 6 ayat 12 dan 54: Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah." Dia telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang. Dia sungguh akan menghimpun kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya. Orang-orang yang meragukan dirinya mereka itu tidak beriman.
Apabila orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami itu datang kepadamu, maka katakanlah: "Salaamun alaikum. Tuhanmu telah menetapkan atas Diri-Nya kasih sayang, (yaitu) bahwasanya barang siapa yang berbuat kejahatan di antara kamu lantaran kejahilan, kemudian ia bertaubat setelah mengerjakannya dan mengadakan perbaikan, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Manusia pada umumnya menuruti kemauannya dan kalau tidak terwujud mereka akan kecewa bahkan marah. Kemarahan ini kemudian mendorong mereka untuk mematikan kasih sayang pada dirinya. Akibatnya Dia hadir kepada yang marah dengan cintaNya, yang berarti yang marah sedang diperingatkan. Kalau nggak segera kembali kepada sikap seharusnya, maka musibah akan diterimanya.

Dengan demikian semakin berkembangnya peradaban, maka Ilahy semakin sering hadir dengan cinta akibat kasih sayang semakin memudar. Ambisi dan emosi semakin menguat, padahal keduanya adalah tangan-tangan kemauan. Otomatis dengan menguatnya kemauan, maka siapa pun penghalangnya akan dihadapinya bahkan kalau perlu dengan segala jenis kekuatan yang dimiliki. Akibatnya konflik terjadi dimana-mana. Mereka secara tidak sadar akan menjadi kejam dan semakin keji.

Makanya marilah menetapkan kasih sayang pada diri kita.

Terima kasih sangat, pak Yai atas wejangannya.

Jakarta, 9 Maret 2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)