Cinta Allah Melalui Musibah, Fitnah & Bala

Allah menciptakan alam semesta ini adalah untuk dinikmati manusia. Dan Allah akan memberikan kenikmatan secara bertahap dan tak terbatas untuk menunjukkan ketakterbatasan-Nya. 
QS An Nahl 6 ayat 3-16 menjelaskan hal ini: Dia menciptakan langit dan bumi dengan hak. Maha Tinggi Allah daripada apa yang mereka persekutukan.
Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia menjadi pembantah yang nyata.
Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan sebahagiannya kamu makan.
Dan kamu memperoleh pandangan yang indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan.
Dan ia memikul beban-bebanmu ke suatu negeri yang kamu tidak sanggup sampai kepadanya, melainkan dengan kesukaran-kesukaran (yang memayahkan) diri. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Dan (dia telah menciptakan) kuda, bagal dan keledai, agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.
Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar).
Dia-lah, yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.
Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (Nya).
Dan Dia (menundukkan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainan macamnya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang mengambil pelajaran.
Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk,
Dan (dia ciptakan) tanda-tanda (penunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.
Jadi sudah menjadi ketentuan (qadha) Allah bahwa kita disuruh menikmati kebesaran Allah melalui keberadaan alam semesta ini. Namun karena tingkat niat dan tekad kita berbeda-beda dalam menggali nikmat tersebut, maka ada yang berhasil sempurna (para Nabi) ada yang biasa-biasa dan banyak yang gagal. Yang gagal ini sebenarnya tidak mau mengupayakan, entah karena menikmati keadaan saat ini, takut menghadapi permasalahan, tak tahan dengan keadaan yang membosankan atau rutin, pamer dengan dirinya, sibuk menunjukkan kebolehannya, sombong atau bahkan mengaku-aku. Ada pula yang berhasil mewujudkan namun hasilnya ala kadarnya karena lemahnya tekad. Tingkat yang berbeda-beda inilah yang dimaksud dengan ukuran (qadar) Allah.
Namun jangan sampai lupa bahwa tujuan dari menggali nikmat adalah untuk menyaksikan kebesaran (ketidak-terbatasan) Allah, sehingga akan muncul kerelaan untuk menjadi hamba-Nya, menjadi pelaksana atas terwujudnya nikmat-nikmat tersebut dan menjadi saksi atas Allah itu sendiri.
Oleh karena itu dalam menjalani proses kehidupan, kita akan mengalami berbagai hal yang memayahkan kita sebagai wujud tingkatan sikap dan laku kita kepada Allah, yaitu:
·         musibah, yaitu kegagalan akibat kesalahan manusia,
·         cobaan berupa Fitnah untuk mengukur kesungguhan manusia dalam beribadah kepada Allah dan
·         ujian berupa Bala sebagai ujian kenaikan kelas untuk lebih didekatkan kepada Allah.
Berikut adalah ayat-ayat Qur’an perihal di atas:
Musibah
QS Al Baqarah 2 ayat 156:
(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun."
QS An Nisaa’ 4 ayat 62:
Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna."
QS An Nisaa’ 4 ayat 72:
Dan sesungguhnya di antara kamu ada orang yang sangat berlambat-lambat (ke medan pertempuran). Maka jika kamu ditimpa musibah ia berkata: "Sesungguhnya Tuhan telah menganugerahkan nikmat kepada saya karena saya tidak ikut berperang bersama mereka.
QS Ar Ra’d 13 ayat 31:
Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa musibah disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.
QS Al Hajj 22 ayat 11:
Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi; Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keadaan itu dan jika ia ditimpa oleh suatu musibah, berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
QS Ar Ruum 30 ayat 36:
Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia, niscaya mereka gembira dengan rahmat itu. Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah (bahaya) disebabkan kesalahan yang telah dikerjakan oleh tangan mereka sendiri, tiba-tiba mereka itu berputus asa.
QS Asy Syuura 42 ayat 30:
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).
QS Al Hujuraat 49 ayat 6:
Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang Fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
QS At Taghaabun 64 ayat 11:
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Dari penjelasan ayat-ayat di atas, terutama QS At Thaghaabun 64 ayat 11 bisa ditarik kesimpulan bahwa musibah adalah bentuk kasih (rahman) dan sayang (rahim) Allah kepada manusia; yaitu dengan cara memberikan musibah agar manusia yang bersalah berhenti berbuat kesalahan dan kembali menuju ke Allah.
Percaya atau tidak, saat sebelum musibah turun orang-orang yang beriman akan diberitahu dengan suasana nikmat. Suasana nikmat ini adalah kehadiran Kuasa yang ditarik oleh orang-orang yang berbuat salah, yaitu menggunakan Kuasa untuk memenuhi hawa nafsu kemauannya.
Fitnah / Tes
Para ahli Bahasa Arab menjelaskan bahwa kata fitnah secara etimologi berasal dari kata “fatantal fidhdhatu wa adz-dzahab”, yaitu engkau telah melelehkan perak dan emas guna membedakan yang buruk dari yang baik. Secara Bahasa fitnah berarti upaya untuk menyingkap hakikat sesuatu atau tes.
QS Al An’aam 6 ayat 53:
Dan demikianlah telah Kami tes (fatannaa) sebahagian mereka dengan sebahagian mereka, supaya berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur?"
QS At Taubah 9 ayat 126:
Dan tidaklah mereka memperhatikan bahwa mereka dites (yuftanuwna) sekali atau dua kali setiap tahun dan mereka tidak bertaubat dan tidak mengambil pelajaran?
QS Al Israa’ 17 ayat 60:
Dan, ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya Tuhanmu meliputi segala manusia." Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai tes (fitnatan) bagi manusia dan pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
QS Thaahaa 20 ayat 85:
Allah berfirman: "Maka sesungguhnya Kami telah mengetes (fatannaa) kaummu sesudah kamu tinggalkan dan mereka telah disesatkan oleh Samiri.
QS An Naml 27 ayat 47:
Mereka menjawab: "Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu". Shaleh berkata: "Nasibmu ada pada sisi Allah, tetapi kamu kaum yang dites (yuftanuwna)."
QS Al ‘Ankabuut 29 ayat 2~3:
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak dites (yuftanuwna) lagi?
Dan sesungguhnya Kami telah mengetes (fatannaa) orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
QS Shaad 38 ayat 24:
Daud berkata: "Sesungguhnya dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada kambingnya. Dan sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh; Dan amat sedikitlah mereka ini." Dan Daud mengetahui bahwa Kami mengetesnya (fatannahu); Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat.
QS Shaad 38 ayat 34:
Dan sesungguhnya Kami telah mengetes (fatannaa) Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat.
QS Az Zumar 39 ayat 49:
Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami, ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku." Sebenarnya itu adalah tes (fitnatun), tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.
Dalam kehidupan manusia, selalu tidak lepas dari tes berupa fitnah. Dengan memperhatikan ayat-ayat di atas, ternyata fitnah adalah bentuk kasih (rahman) sayang (rahim) Allah kepada hamba-Nya untuk mengetes keteguhan iman mereka kepada Allah.
Imam Muslim meriwayatkan hadits Hudzaifah dari jalur Rab’i yang mengatakan:
“Suatu saat kami bersama Umar. Ia lalu bertanya, “Siapa di antara kalian yang mendengar Rasulullah s.a.w. menyebut tentang fitnah?”
Seseorang mengatakan, “Kami pernah mendengarnya.”
“Mungkin yang kalian maksud fitnah seseorang pada keluarga dan tetangganya?” tanya Umar.
Mereka menjawab, “Benar.”
Umar lalu berkata, “Itu bisa ditebus dengan shalat, puasa dan sedekah. Namun siapa di antara kalian yang mendengar Nabi s.a.w. menyebut fitnah yang bergelombang seperti ombak laut?”
Hudzaifah mengisahkan, “Orang-orang lalu diam. Kemudian aku katakan, “Aku.””
Umar berkata, “Engkau. Demi Allah, katakan!”
Hudzifah r.a. lantas berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda, “Fitnah akan melekat di hati manusia laksana tikar yang dianyam berjalin berkelindan satu sama lain. hati yang dihinggapi fitnah akan tampak padanya bintik-bintik hitam. Sedangkan hati yang tidak dihinggapinya, akan tampak padanya bintik-bintik putih. Sehingga hati itu pun terbagi dua; sebagian menjadi putih bagaikan batu licin yang tidak lagi terkena bahaya fitnah, selama langit dan bumi masih ada. Sedangkan sebagian lagi menjadi hitam keabu-abuan seperti bekas tembaga berkarat, tidak menyuruh kebaikan dan tidak pula melarang kemunkaran, kecuali menuruti hawa nafsunya.”
Hudzaifah menuturkan, kemudian aku beritahu Umar tentang hadits bahwa antara dirinya dan fitnah itu ada pintu tertutup, yang dikhawatirkan akan rusak.
Umar berkata, “Apakah ia akan rusak? Kalau pintu itu terbuka mungkin bisa kembali ditutup.”
Hudzaifah menjawab, “Tidak, pintu itu akan rusak.”
Bala / Ujian
QS Al Baqarah 2 ayat 155:
Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu (walanabluwannakum), dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
QS Al Baqarah 2 ayat 249:
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu (mubtaliykum) dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka Dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama Dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."
QS Ali ‘Imran 3 ayat 152:
Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu (liyabtaliyakum) dan sesunguhnya Allah telah mema'afkan kamu. Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.
QS Ali ‘Imran 3 ayat 154:
Kemudian setelah kamu berdukacita, Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan dari pada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah." Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; Mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini." Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ke tempat mereka terbunuh." Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji (waliyabtaliya) apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati.
QS Ali ‘Imran 3 ayat 186:
Kamu sungguh-sungguh akan diuji (layublawunna) terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan.
QS Al Maidah 5 ayat 94:
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya Allah akan menguji kamu (layabluwannakum) dengan sesuatu dari binatang buruan yang mudah didapat oleh tangan dan tombakmu supaya Allah mengetahui orang yang takut kepada-Nya, biarpun ia tidak dapat melihat-Nya. Barang siapa yang melanggar batas sesudah itu, maka baginya azab yang pedih.
QS Al An’aam 6 ayat 165:
Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu (liyabluwakum) tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
QS Huud 11 ayat 7:
Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji (liyabluwakum) siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati," niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata."
QS An Nahl 16 ayat 92:
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji (yabluwkumu) kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.
QS Al Kahfi 18 ayat 7:
Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji (linabluwahum) mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya.
QS Al Anbiya 21 ayat 35:
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji (wanabluwkum) kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (fitnah). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.
QS Al Ahzab 33 ayat 11:
Disitulah diuji (abtuliya) orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat.
QS Ash Shaaffaat 37 ayat 106:
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian (al-balaauw) yang nyata.
QS Muhammad 47 ayat 31:
Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji (walanabluwanakum) kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.
QS Muhammad 47 ayat 4:
Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang), maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka, maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji (liyabluwa-a) sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka.
QS Al Mulk 67 ayat 2:
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu (liyabluwakum), siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
QS Al Insan 76 ayat 2:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (nabtaliyhi), karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.
QS Al Fajr 89 ayat 15~16:
Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya (abtalaahu) lalu Dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku".
Adapun bila Tuhannya mengujinya (abtalaahu) lalu membatasi rizkinya, maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku."
Dalam kehidupan manusia, selalu tidak lepas dari ujian berupa bala. Dengan memperhatikan ayat-ayat di atas, ternyata bala adalah bentuk pujian Allah kepada manusia agar yang diuji bisa meningkat maqamnya.
Tuban, 10 Mei 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)