Rabb Adalah Sang Guru Sejati (Islam Itu Universal)



Pada kenyataannya, kita hidup ini tumbuh dan berkembang, baik jasmani, kemampuan bahkan keinginan kita. Semuanya menuju kepada kenikmatan. Artinya kita dididik untuk menggali kenikmatan lebih. Siapakah yang mendidik kita ini?
Dalam muqadimah Al Fatihah dijelaskan: “Beriman kepada Rabb Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta dan Sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu ialah: nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan (memelihara), sebab kata Rab dalam kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa, tetapi juga mengandung arti Tarbiyah, yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Sang Rabb-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, Penjagaan dan Penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada Keagungan dan Kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. ….”
Dengan demikian Allah lah Pendidik kita, Allah lah Guru kita. Kalau begitu, jangan sekali-sekali mengaku sebagai guru manusia atau guru bangsa. Karena Nabi Muhammad (saw) saja tidak lain hanyalah seorang pembawa berita (Al Basyir) dan pemberi peringatan (An Nadzir).
QS Al Ahqaf 46 ayat 9: Katakanlah: “Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-Rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak (pula) terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang menjelaskan.”
QS Al A’raaf 7 ayat 54: Sesungguhnya Rabb kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lali Dia bersemayam di atas arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang (masing­masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam.
QS Al A’raaf 7 ayat 188. Katakanlah: “Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.”
Sehingga QS Fushshilat 41 ayat 30 bisa dimaknai: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Pendidik kami ialah Allah,” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan Jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu.”” Dengan bersikap seperti ini, maka kita akan menatap hidup ini sebagai proses pendidikan. Sehingga semua masalah akan dipandang positif, yaitu bagian dari program kenaikan kelas. Karena kita meyakini bahwa tujuan dari pendidikan adalah agar yang dididik mampu menggapai cita-citanya atau tugasnya, yaitu kenikmatan tertinggi, yaitu Allah sendiri. Tujuan hanya bisa dicapai dengan kekuatan dan kecerdasan, bekal itulah yang akan diberikan dalam proses pendidikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)