Mahabbatullah (Islam Itu Universal)

Awal dari cinta adalah pengetahuan. Pengetahuan tentang kelebihan-kelebihan yang dimiliki dari yang kita cintai. Padahal itu adalah kecintaan kepada diri sendiri, dimana kita ingin memiliki semua yang kita inginkan. 

QS An Nahl 16 ayat 107: Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.
QS Al Qiyamah 75 ayat 20-21: Sekali-kali janganlah demikian. Sebenarnya kamu (hai manusia) mencintai kehidupan dunia, dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.
QS Al Fajr 89 ayat 20: dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
QS Ali Imran 3 ayat 14-15: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan (hubbu) kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). Katakanlah: "Inginkah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik dari yang demikian itu?" Untuk orang-orang yang bertakwa (kepada Allah), pada sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai; mereka kekal didalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah. Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.


Kemudian kita diberi berbagai masalah bahkan musibah. Melalui masalah bahkan musibah ini kita diberi pengetahuan tentang adanya KUASA. Bahwa hanya dengan memiliki KUASA itulah kita akan senang. Lalu kita berjuang untuk menguasai KUASA. Ternyata kita dihantam oleh KUASA tersebut hingga menyadari bahwa KUASA tidak bisa dikuasai. Maka muncul kesadaran bahwa kesenangan akan tercapai kalau kita selalu bersama KUASA.

QS At Taubah 9 ayat 24: Katakanlah: “jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Dari sinilah awal cinta kepada diri sendiri kemudian secara bertahap mulai bergeser kepada cinta kepada KUASA. Ini artinya bahwa kita mulai percaya kepada KUASA dan menanamkannya ke dalam diri kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)