Kalau diri memperhatikan alam dan tidak
terlenakan oleh kehidupan dunia, maka dia akan menyadari bahwa keberadaan alam
adalah jejak. Jejak akan adanya Yang menciptakan alam. Lalu dia menyebutnya sebagai
Sang Pencipta alam semesta. Inikah yang disebut dengan Rabbul ‘alamin?
Kalau dia juga memperhatikan bahwa
dirinya telah dikeluarkan dari alam, dan juga dikeluarkan dari alam manusia
lalu menjadi pribadi sendiri, maka dia akan menyadari bahwa dirinya juga adalah
jejak. Jejak akan adanya Yang telah menciptakan dirinya. Lalu dia menyebutnya
sebagai Sang Pencipta manusia. Apakah ini yang kemudian disebut dengan Rabbinnaas?
Rabb terdiri atas huruf Ra’ dengan
dua Ba’. Ali (k.w.) menjelaskan bahwa huruf Ra’ seperti mangkuk yang sedang
mencurahkan. Dia yang disebut dengan Ar-Rauf selalu sibuk mencurahkan kasih
sayangNya. Huruf ba’ seperti mangkuk yang melambangkan alam dengan sebuah titik
di bawahnya yang menandai eksistensi awal. Dia disebut dengan Al Baqi’ yang
artinya kekal abadi. Bukankah ini bermakna pencurahan kasih sayang secara terus
menerus, yang bermakna selalu menyempurnakan kasih sayang-Nya.
Lalu dia mungkin tersadarkan bahwa
dia telah menjadi SAKSI akan keberadaan Sang Pencipta yang tidak kelihatan atau
gaib, yang dia sebut dengan Rabbul ‘alamin atau juga disebut Rabbinnaas.
Baik Rabbul ‘alamin maupun Rabbinnaas, keduanya adalah bermakna untuk
menyempurnakan. Sempurna bagi alam berarti semakin besar nikmat yang
dikeluarkan. Sempurna bagi manusia berarti dia semakin cerdas, semakin kuat
dalam tekad dan selalu istiqamah dalam perjuangan; sehingga mampu menerima
beban tanggung jawab yang lebih besar dan tentunya nikmat yang lebih banyak.
Bilamana
digambarkan dalam skema agar lebih mudah difahami adalah sebagaimana di bawah:
QS An Naas 114 ayat 1-3: Katakanlah, “Aku berlindung kepada Rabb
manusia, Malik manusia, Ilah manusia.
QS Asy Syuara 26 ayat 75-82: Ibrahim
(a.s.) berkata, “Maka apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu
sembah (ta’buduwna), kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu? Karena sesungguhnya apa yang kamu sembah
itu adalah musuhku, kecuali Rabbal ‘alamin, Yang telah menciptakan aku (khalaqaniy),
maka Dia lah Yang menunjuki aku dan adalah Dia Yang memberi makan dan minum
kepadaku dan apabila aku sakit, Dia lah Yang menyembuhkan aku dan Yang
mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni
kesalahanku pada hari Kiamat.
Mutiara Papahan, 19 Jumadil Awal 1444 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar