Kita sering mendengar pernyataan bahwa hanya orang
yang ikhlash yang tidak bisa disesatkan Iblis beserta bala tantara setan. Hal
ini didasarkan atas pernyataan Iblis laknatullah, yaitu dalam firman Allah QS
Al Hijr 15 ayat 39-40: Iblis berkata: "Ya Rabb, oleh sebab Engkau telah
memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik
(perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka
semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlasin di antara mereka."
Ini kan pernyataan Iblis, masakan kita akan
mempercayai? Lalu apa makna mukhlashin?
Menurut ahlinya, mukhlashin adalah orang-orang yang
dianugerahi sifat ikhlash. Sedangkan mukhlishin adalah orang-orang yang
berusaha ikhlash. Meski pernyataan Iblis itu benar, namun tidak boleh dijadikan
sandaran, karena tipuannya sulit untuk dikalahkan. Kecuali kalau memperoleh
karunia berupa pertolongan Ilahi.
Sejatinya, ikhlash itu apa?
Jibril (a.s.) menjelaskannya sebagai berikut: “Orang
ikhlash adalah dia yang tidak memohon dari manusia lain, tapi berusaha keras
sampai dia memperoleh cita-citanya; apabila dia telah memperolehnya dia akan
rela. Jika masih ada sesuatu yang tersisa di tangannya, dia akan memberikannya
karena ALLAH semata-mata. Orang yang tidak memohon dari makhluq, berarti dia
telah menyatakan ubudiyah (kehambaan) kepada ALLAH azza wa jalla. Jika dia
memperolehnya lalu dia rela, berarti dia telah rela kepada ALLAH dan ALLAH juga
rela kepadanya. Apabila dia memberi semata-mata karena ALLAH azza wa jalla,
maka dia memberinya dengan penuh keyakinan akan janji-Nya.”
Jadi ciri utama bersikap ikhlash adalah tidak
memohon kepada makhluk lain, tetapi berusaha cerdas untuk menggapai
cita-citanya. Cita-cita adalah perintah Ilahi yang diturunkan melalui pikiran.
Jadi upaya perwujudan cita-cita artinya menghamba kepada Ilahi dan haruslah
dilakukan sendiri, karena dialah yang diutus untuk mewujudkannya. Karena
menjalankan perintah Ilahi, maka ketika mewujudkannya dilakukan dengan
kesungguhan agar mendapatkan hasil yang sempurna.
Untuk memperoleh karunia berupa akhlak ikhlash atau
menjadi mukhlash, haruslah diawali dengan bersikap sebagai hamba yang mukhlis.
Insya Allah karunia Ilahi menjadi mukhlas bisa diterima dan juga menerima
perlindungan Ilahi, yaitu sebagaimana firman Allah dalam QS Al Hijr ayat 41-42:
Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah
(menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap
mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.”
Cara memperoleh perlindungan Allah dinyatakan dalam
firman-Nya QS Al A’raaf 7 ayat 200: Dan jika kamu ditimpa suatu godaan
setan, maka berlindunglah kepada Allah. sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui.
Jadi dengan bersedia menjadi hamba Allah yang
beriman dan bertawakal, maka Allah tidak memberikan setan kekuasaan untuk
menyesatkan hamba-Nya. QS An Nahl 16 ayat 99: Sesungguhnya setan itu tidak
ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Rabb-nya.
Semoga pemahaman ini bisa menjadi motivasi tambahan
dalam perjuangan mewujudkan cita-cita dan selalu meminta perlindungan Allah SWT.
Mutiara
Papahan, 18 Dzulhijjah 1444 H / 6 Juli 2023