Maqam #6 - Ikhlash, tapi bukan mempercayai pernyataan Iblis

Kita sering mendengar pernyataan bahwa hanya orang yang ikhlash yang tidak bisa disesatkan Iblis beserta bala tantara setan. Hal ini didasarkan atas pernyataan Iblis laknatullah, yaitu dalam firman Allah QS Al Hijr 15 ayat 39-40: Iblis berkata: "Ya Rabb, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlasin di antara mereka."

Ini kan pernyataan Iblis, masakan kita akan mempercayai? Lalu apa makna mukhlashin?

Menurut ahlinya, mukhlashin adalah orang-orang yang dianugerahi sifat ikhlash. Sedangkan mukhlishin adalah orang-orang yang berusaha ikhlash. Meski pernyataan Iblis itu benar, namun tidak boleh dijadikan sandaran, karena tipuannya sulit untuk dikalahkan. Kecuali kalau memperoleh karunia berupa pertolongan Ilahi.

Sejatinya, ikhlash itu apa?

Jibril (a.s.) menjelaskannya sebagai berikut: “Orang ikhlash adalah dia yang tidak memohon dari manusia lain, tapi berusaha keras sampai dia memperoleh cita-citanya; apabila dia telah memperolehnya dia akan rela. Jika masih ada sesuatu yang tersisa di tangannya, dia akan memberikannya karena ALLAH semata-mata. Orang yang tidak memohon dari makhluq, berarti dia telah menyatakan ubudiyah (kehambaan) kepada ALLAH azza wa jalla. Jika dia memperolehnya lalu dia rela, berarti dia telah rela kepada ALLAH dan ALLAH juga rela kepadanya. Apabila dia memberi semata-mata karena ALLAH azza wa jalla, maka dia memberinya dengan penuh keyakinan akan janji-Nya.”

Jadi ciri utama bersikap ikhlash adalah tidak memohon kepada makhluk lain, tetapi berusaha cerdas untuk menggapai cita-citanya. Cita-cita adalah perintah Ilahi yang diturunkan melalui pikiran. Jadi upaya perwujudan cita-cita artinya menghamba kepada Ilahi dan haruslah dilakukan sendiri, karena dialah yang diutus untuk mewujudkannya. Karena menjalankan perintah Ilahi, maka ketika mewujudkannya dilakukan dengan kesungguhan agar mendapatkan hasil yang sempurna.

Untuk memperoleh karunia berupa akhlak ikhlash atau menjadi mukhlash, haruslah diawali dengan bersikap sebagai hamba yang mukhlis. Insya Allah karunia Ilahi menjadi mukhlas bisa diterima dan juga menerima perlindungan Ilahi, yaitu sebagaimana firman Allah dalam QS Al Hijr ayat 41-42: Allah berfirman: "Ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Aku-lah (menjaganya). Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikut kamu, yaitu orang-orang yang sesat.”

Cara memperoleh perlindungan Allah dinyatakan dalam firman-Nya QS Al A’raaf 7 ayat 200: Dan jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah. sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Jadi dengan bersedia menjadi hamba Allah yang beriman dan bertawakal, maka Allah tidak memberikan setan kekuasaan untuk menyesatkan hamba-Nya. QS An Nahl 16 ayat 99: Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Rabb-nya.

Semoga pemahaman ini bisa menjadi motivasi tambahan dalam perjuangan mewujudkan cita-cita dan selalu meminta perlindungan Allah SWT.

Mutiara Papahan, 18 Dzulhijjah 1444 H / 6 Juli 2023


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)