Kalau kita sedang terkena masalah,
lalu orang-orang di sekitar kita akan mengatakan, “Yang sabar dalam menghadapi
masalah.”
Maksud sabar itu apa?
Jibril (a.s.) menjelaskannya
sebagai berikut: “Yakni engkau
bersabar di saat papa/miskin, sebagaimana engkau bersabar di saat kaya; engkau
bersabar di saat menerima bencana, sebagaimana engkau bersabar di saat
sejahtera; engkau tidak mengeluhkan keadaanmu kepada makhluk lain atas apa yang
engkau terima dari ujian dan derita.”
Jadi ciri utama bersikap sabar
adalah tidak mengeluh kepada makhluk lain atas segala masalah dan penderitaan yang
diterimanya, tetapi menerimanya sebagai bagian dari gemblengan Ilahi untuk
menjadi pribadi yang semakin berakhlak mulia. Bukankah untuk mencapai
kesuksesan perlu pengorbanan? Oleh karenanya berbahagialah dengan gemblengan duniawi
tersebut, karena kita dibawa Allah kepada kesuksesan hidup. Bahkan orang-orang
yang tidak bermasalah itulah yang seharusnya khawatir, seolah sudah
ditinggalkan Allah dengan dibiarkan hidup di dunia bebas masalah.
Firman Allah (S.W.T.) dalam QS Al Baqarah 2 ayat 155~157: Dan sungguh akan Kami berikan cobaan (walanabluwannakum)
kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa (wal-anfusi)
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna
Lillahi wa inna ilaihi raaji’uun.” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang
sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang-orang yang
mendapat petunjuk.
Semoga
pemahaman ini bisa menjadi peringan dalam kehidupan dunia, bilamana bisa diterima
dan disikapi serta menjadi akhlak kita.
Mutiara Papahan, 21 Syawal 1444 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar