Jumat, 26 Januari 2024

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)

Mendapat kabar atas wafatnya bapak Mas Supranoto, diri ini terasa lemas tanpa daya dan air mata kasih sayang pun mengalir. Siapa lagi yang akan dengan tulus Ikhlas menerima amanat untuk menjaga umat dan negara ini?

Masih ingat akan ucapan beliau yang mengatakan bahwa lubang Juja Majuja sudah semakin lebar, sumpah potong telinga bahwa Imam Mahdi sudah ada dan bagaimana beliau mengatasi perpecahan bangsa paska 212. Belum lagi didikan beliau yang luar biasa berbasis kepada inzal (beliau menyebut dengan wahyu) dan bukan persepsi diri. Nilai-nilai kami dibongkar habis dengan disuruh semedi dekat patung, dengan sajen-sajen; Dimana selama ini kami anggap sebagai kemusyrikan. Dengan enteng beliau bertanya, “Kok takut dengan patung dan sajen, bukan kepada Tuhan kalian?” Hingga beberapa teman pun keluar dari didikan beliau dan menyebar fitnah kemana-mana. Namun setelah menjalani dan lulus, kami baru mengerti iman yang sesungguhnya yang tidak kami duga sebelumnya.

Setelah masa “penyucian” selesai, barulah beliau membeber Islam versi Nabi Muhammad (SAW) yang beliau sebut dengan “Islami Nurul Muhammad”. Memang beliau adalah bernasab kepada Nabi (SAW), yaitu dibuktikan dengan pengakuan Rabithah Al Alawiyah berdasarkan dokumen silsilah dari jalur Buyut Mas Mochammad Saleh. Meski beliau tidak menganggap itu sebagai sesuatu yang penting.

Pembeberan Islam versi Islami Nurul Muhammad memang luar biasa. Beliau bisa membeber secara nalar apa-apa yang disampaikan Nabi Muhammad (SAW) baik itu Rukun Iman dan Rukun Islam termasuk membeber perihal Al Qur’an. Padahal beliau tidak pernah mengaji Quran.

Beliau menemukan Rumus A yang bisa menjelaskan perihal ciptaan, penciptaan dan Sang Pencipta. Rumus yang diturunkan dari hukum atau fakta atau kepastian. Bukankah dengan rumus, peradaban atau perwujudaan bisa terjadi? Rumus A yang dianggap remeh oleh orang-orang yang sok tahu.

Mengenal beliau semenjak 2002, dengan begitu banyak peristiwa yang dilalui bersama beliau, bingung bagaimana mengenalkan beliau kepada publik. Sedangkan beliau tidak ingin dikenal. Masih ingat pesan beliau kepada mas Joyo bahwa kalau kelak beliau pulang, jangan beritahu siapapun, segera dikuburkan baru lapor perangkat RT / RW.

Beliau tetaplah bapak kami, meski kenakalan kami luar biasa dalam membantah argumen maupun petuah bahkan menyakiti hati beliau.

Selamat jalan bapak, semoga Allah merahmati dan mengampuni serta menempatkan bapak di maqam yang tertinggi. Insya Allah semua ajaran yang telah bapak sampaikan tetap akan kami hidupkan sebagai penerang umat yang mau menyimak. Maafkan anakmu yang durhaka ini. Kami akan segera menyusul. Ya Allah, maafkan dan ampuni kami yang durhaka ini.


Papahan, 25 Jan 2024 / 14 Rajab 1445


Minggu, 21 Januari 2024

Iman umat akhir zaman sangat mengagumkan

 

Dari Ibnu Abbas (RA) bahwasanya Rasulullah (SAW) bersabda, “Apakah kamu semua tahu iman orang yang sangat mengagumkan?”

Para sahabat (RA) menjawab, “Iman para malaikat, ya Rasulullah.”

Nabi (SAW) bersabda, “Bagaimana malaikat tidak beriman, sedangkan mereka itu berbakti terhadap perintah Allah.”

Para sahabat (RA) berkata, “Para Nabi ya Rasulullah (SAW).”

Nabi (SAW) bersabda, “Bagaimana para Nabi itu tidak beriman, sedangkan malaikat Jibril (AS) itu turun kepada mereka membawa perintah dari langit.”

Para sahabat (RA) berkata, “Para sahabatmu ya Rasulullah (SAW).”

Nabi (SAW) bersabda, “Bagaimana para sahabatku tidak beriman, sedangkan mereka itu melihat mu’jizat dariku dan mereka mesti beriman dan aku pun menceritakan kepada mereka apa saja yang telah diturunkan kepadaku.

Tetapi orang-orang yang sangat mengagumkan imannya adalah golongan yang datang sesudahku, mereka beriman kepadaku padahal mereka tidak melihatku, mereka pun membenarkan aku. Maka mereka itulah saudaraku.”

Iman umat akhir zaman didasarkan atas inzal dari pengetahuan a5’’’, pengertian a6’’’ dan akal a7’’’, artinya umat akhir zaman yang imannya sangat menakjubkan adalah yang bisa memastikan keberadaan Rabbul ‘alamin, selalu berupaya mendekatan diri kepada-Nya dan selalu berupaya hadir dengan tidak menyekutukan-Nya berdasarkan ilmunya serta tidak mengandalkan keajaiban-keajaiban.

Mereka bisa memastikan keberadaan Rabbul ‘alamin berdasarkan ‘ilmul yaqin, yaitu dengan menggunakan keberadaan dirinya dan alam semesta sebagai bukti akan adanya Rabbul ‘alamin atau Yang Maha Kuasa. Untuk menandai bahwa mereka beriman kepada-Nya adalah dengan melaksanakan ritual agama yang diperintahkan oleh-Nya dan telah disampaikan dan dicontohkan oleh utusan-Nya, yaitu Nabi Muhammad (SAW).

Setelah memastikan perihal ada-Nya Rabbul ‘alamin, mereka selalu konsisten berjuang untuk mengenal-Nya. Menjalankan ritual agama dengan pengenalan semakin dalam akan Dia merupakan upaya mendekatkan diri kepada-Nya.

Wujud dari hadir ke hadirat-Nya adalah dengan selalu menyaksikan atau selalu yaqin bahwa mereka disaksikan Allah SWT pada setiap saat dan setiap aktifitas.

Dalam QS Al Mu’minuun 23 ayat 2 – 9, orang-orang beriman dicirikan sebagai berikut:

o   Khusyu’ dalam sholat

o   Menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak berguna

o   Menunaikan zakat

o   Memelihara kemaluannya

o   Memegang amanat dan janji serta

o   Memelihara sholatnya

Tentunya dengan ciri-ciri di atas, kita bisa mengukur kita sudah beriman atau belum. Namun ingat, yang pasti bisa dan berhak mengukur adalah Allah SWT sendiri. Oleh karena itu adalah lebih baik selalu berjuang meningkatkan keimanan dan amal sholeh kita dengan sikap bahwa kita belumlah sempurna.

Namun kebanyakan manusia adalah senang akan sesuatu yang instan dan luar biasa, seperti keajaiban-keajaiban. Ketika ada orang-orang yang bisa melakukan hal-hal tersebut, orang-orang pun mengimani lalu berduyun-duyun mendatangi. Karena bisa jadi keajaiban-keajaiban akibat bantuan makhluk gaib (khodam). Inilah bahaya dari strategi dan cara setan untuk menyesatkan manusia bahkan membawa mereka untuk dilaknat Allah. Diantara jebakan setan adalah kebiasaan mengaku sebagai orang beriman, seolah-olah mereka lupa akan QS Al Hujurat 49 ayat 14: Orang-orang Arab Badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah: "Kamu belum beriman, tapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam qolbumu (quluwbikum); dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu; sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang".

Marilah kita perkuat keimanan kita dengan sebenar-benarnya dengan pengadaan, pendekatan dan penghadiran tanpa perlu mengharapkan keajaiban-keajaiban!


Papahan, 15 Jan 2024 / 5 Rajab 1445

Minggu, 14 Januari 2024

Akhir zaman membawa semakin banyak jiwa-jiwa terhijab

QS Al Anfaal 8 ayat 24: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi (yachuwlu) antara manusia (al mar`i) dan hatinya (qalbihi) dan sesungguhnya kepada-Nya lah kamu akan dikumpulkan.

Ingatkah bahwa kita menjalani kehidupan dengan sibuk mengikuti naluri dan kesenangan hawa nafsu? Bahkan dalam menjalankan kegiatan keagamaan juga didasarkan atas kedua hal tersebut dan bukan dilaksanakan dengan pengertian a6’’’. Artinya kalau tidak ngawur ya seperti orang tidak sadar. Bukankah itu semua merupakan bukti bahwa diri kita dicipta adalah untuk kesenangan?

Dengan sibuk memburu kesenangan, maka sudah sepantasnya diri kita terhijab dari qolbu yang merupakan pusat terbitnya keimanan kepada Allah SWT.

Akibatnya Allah SWT pun dilupakan bahkan diabaikan, dianggap tidak ada. Pun kalau dianggap ada hanya akan dijadikan sebagai pengabul akan kesenangan.

Dengan terkabulnya kesenangan, maka orang tersebut dianggap sukses. Apalagi kalau sudah menjadi crazy rich, yaitu mampu membayar kesenangan apapun. Dan kesuksesan mereka menjadi teladan bagi yang lain. Maka orang-orang pun berlomba-lomba memamerkan (flexing) kesuksesan melalui berbagai media.

Namun tidakkah kita tahu bahwa setiap orang akan mati?

Lalu mereka pun menciptakan khayalan (persepsi) berupa reinkarnasi. Akibatnya orang-orang kurang mempersiapkan diri menghadapi kematian. Reinkarnasi yang terjadi pada segelintir orang adalah produk setan. Setan-setan berpura-pura menjadi produk reinkarnasi pada orang-orang tertentu untuk mengecoh mereka-mereka yang terbawa kepada dorongan spiritual. Tujuan setan-setan mengecoh adalah agar menjauhkan manusia lain dari iman kepada Allah SWT. Menjauh dari tujuan itu artinya tersesat. Bahkan ada yang tersesat dan menyesatkan, hingga bukan saja menjauh dari tujuan, bahkan dilaknat-Nya.

Marilah kita kembali kepada seruan Allah dan Rasul-Nya, yaitu seruan yang membawa kepada kehidupan, sebelum kamu akan menyesal dalam keabadian. Karena akhirat itu pasti dan reinkarnasi hanyalah persepsi.


 

Papahan, 09 Jan 2024 / 28 Jumadil Akhir 1445


Persiapkan Dirimu Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Dengan Asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji bagi Dzat yang...