Mendapat kabar atas wafatnya bapak Mas
Supranoto, diri ini terasa lemas tanpa daya dan air mata kasih sayang pun
mengalir. Siapa lagi yang akan dengan tulus Ikhlas menerima amanat untuk
menjaga umat dan negara ini?
Masih ingat akan ucapan beliau yang mengatakan
bahwa lubang Juja Majuja sudah semakin lebar, sumpah potong telinga bahwa Imam
Mahdi sudah ada dan bagaimana beliau mengatasi perpecahan bangsa paska 212.
Belum lagi didikan beliau yang luar biasa berbasis kepada inzal (beliau
menyebut dengan wahyu) dan bukan persepsi diri. Nilai-nilai kami dibongkar
habis dengan disuruh semedi dekat patung, dengan sajen-sajen; Dimana selama ini
kami anggap sebagai kemusyrikan. Dengan enteng beliau bertanya, “Kok takut
dengan patung dan sajen, bukan kepada Tuhan kalian?” Hingga beberapa teman pun
keluar dari didikan beliau dan menyebar fitnah kemana-mana. Namun setelah
menjalani dan lulus, kami baru mengerti iman yang sesungguhnya yang tidak kami
duga sebelumnya.
Setelah masa “penyucian” selesai, barulah
beliau membeber Islam versi Nabi Muhammad (SAW) yang beliau sebut dengan
“Islami Nurul Muhammad”. Memang beliau adalah bernasab kepada Nabi (SAW), yaitu
dibuktikan dengan pengakuan Rabithah Al Alawiyah berdasarkan dokumen silsilah
dari jalur Buyut Mas Mochammad Saleh. Meski beliau tidak menganggap itu sebagai
sesuatu yang penting.
Pembeberan Islam versi Islami Nurul Muhammad
memang luar biasa. Beliau bisa membeber secara nalar apa-apa yang disampaikan
Nabi Muhammad (SAW) baik itu Rukun Iman dan Rukun Islam termasuk membeber
perihal Al Qur’an. Padahal beliau tidak pernah mengaji Quran.
Beliau menemukan Rumus A yang bisa menjelaskan
perihal ciptaan, penciptaan dan Sang Pencipta. Rumus yang diturunkan dari hukum
atau fakta atau kepastian. Bukankah dengan rumus, peradaban atau perwujudaan
bisa terjadi? Rumus A yang dianggap remeh oleh orang-orang yang sok tahu.
Mengenal beliau semenjak 2002, dengan begitu
banyak peristiwa yang dilalui bersama beliau, bingung bagaimana mengenalkan
beliau kepada publik. Sedangkan beliau tidak ingin dikenal. Masih ingat pesan
beliau kepada mas Joyo bahwa kalau kelak beliau pulang, jangan beritahu
siapapun, segera dikuburkan baru lapor perangkat RT / RW.
Beliau tetaplah bapak kami, meski kenakalan
kami luar biasa dalam membantah argumen maupun petuah bahkan menyakiti hati
beliau.
Selamat jalan bapak, semoga Allah merahmati
dan mengampuni serta menempatkan bapak di maqam yang tertinggi. Insya Allah
semua ajaran yang telah bapak sampaikan tetap akan kami hidupkan sebagai
penerang umat yang mau menyimak. Maafkan anakmu yang durhaka ini. Kami akan
segera menyusul. Ya Allah, maafkan dan ampuni kami yang durhaka ini.
Papahan, 25 Jan 2024 / 14 Rajab 1445
Tidak ada komentar:
Posting Komentar