Apa sejatinya makna shadr yang merupakan tempat terbitnya Islam?

 

Di Al Quran terdapat istilah shadr yang diterjemahkan sebagai dada. Namun sejatinya apa yang dimaksud dengan shadr?

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentunya yang sahih dalam menjawab adalah Nabi SAW yang menerima wahyu berupa Al Quran tersebut atau melakukan penelitian akan istilah tersebut dalam Al Quran itu sendiri.

Shadr dimaknai sebagai bathin atau suara hati dalam dada terdapat dalam 44 ayat. QS Ali Imran 3 ayat 29: Katakanlah, “Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam dadamu (shuduwri) atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui.” Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. 118-119: …. Telah nyata kebencian dari mulut mereka dan apa yang disembunyikan oleh dada (shuduwri) mereka lebih besar lagi. …. …. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi dada (ash-shuduwri)., 154: …. Mereka menyembunyikan dalam dada (shuduwrikum) mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu. …. Dan Allah untuk menguji apa yang ada dalam dadamu (shuduwrikum) dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu (qulubiwkum). Allah Maha Mengetahui isi dada (ash-shuduwri).

QS An Nisa 4 ayat 90: … atau orang-orang yang datang kepada kamu, sedang dada (shuduwruhum) mereka merasa keberatan untuk memerangi kamu dan memerangi kaumnya. ….

QS Al Maidah 5 ayat 7: …. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah mengetahui isi dada (ash-shuduwri).

QS Al An’aam 6 ayat 125: Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya (shadrahu) untuk Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya (shadrahu) sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman.

QS Al A’raaf 7 ayat 2: Ini adalah sebuah Kitab yang diturunkan kepadamu, maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu (shadrika) karenanya, supaya kamu memberi peringatan dengan Kitab itu dan menjadi pelajaran bagi orang-orang yang beriman. 43: Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dada (shuduwrihim) mereka. ….

QS Al Anfal 8 ayat 43: …. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi dada (ash-shuduwri).

QS At Taubah 9 ayat 14: Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan dada (shuduwra) orang-orang beriman.

QS Yunus 10 ayat 57: Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Rabb-mu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit dalam dada (ash-shuduwri) dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.

QS Hud 11 ayat 5: Ingatlah! Sesungguhnya (orang munafik itu) memalingkan dada (shuduwrahum) mereka untuk menyembunyikan diri daripadanya. …., 12: Maka boleh jadi kamu hendak meninggalkan sebahagian dari apa yang diwahyukan kepadamu dan sempit karenanya dadamu (shadruka), karena khawatir bahwa mereka akan mengatakan, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya perbendaharaan atau datang bersama-sama dengan seorang malaikat?”

QS Al Hijr 15 ayat 47: Dan Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam dada (shuduwrihim) mereka, sedang mereka merasa bersaudara duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan., 97: Dan Kami sungguh-sungguh mengetahui bahwa dadamu (shadruka) menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan,

QS An Nahl 16 ayat 106: Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman, kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya (qalbuhu) tetap tenang dalam beriman, akan tetapi orang yang melapangkan dadanya (shadran) untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.

QS Al Isra 17 ayat 51: atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu (shuduwrikum). ….

QS Thaha 20 ayat 25: Berkata Musa (AS), “Ya Rabbi, lapangkanlah untukku dadaku (shadriy).”

QS Al Hajj 22 ayat 46: maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati (quluwbun) yang dengan itu mereka memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, ialah hati (al-quluwbu) yang di dalam dada (ash-shuduwri).

QS Asy Syu’ara 26 ayat 13: Dan sempitlah dadaku (shadriy) dan tidak lancar lidahku, maka utuslah kepada Harun (AS).

QS An Naml 27 ayat 74: Dan sesungguhnya Rabb-mu benar-benar mengetahui apa yang disembunyikan dada (shuduwruhum) mereka dan apa yang mereka nyatakan.

QS Al Qashash 28 ayat 69: Dan Rabb-mu mengetahui apa yang disembunyikan dada (shuduwruhum) mereka dan apa yang mereka nyatakan.

QS Al Ankabut 29 ayat 10: …. Bukankah Allah lebih mengetahui apa yang ada dalam dada (shuduwri) semua manusia.; 49: Sebenarnya Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata dalam dada (shuduwri) orang-orang yang diberi ilmu.

QS Luqman 31 ayat 23: …. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi dada (ash-shuduwri).

QS Fathir 35 ayat 38: …. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi dada (ash-shuduwri).

QS Az Zumar 39 ayat 7: …. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam dadamu (ash-shuduwri).; 22: Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah dadanya (shadrahu) untuk Islam, lalu ia mendapat cahaya dari Rabb-nya? ….

QS Ghafir 40 ayat 19: Dia mengetahui mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh dada (ash-shuduwru).; 56: Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka tidak ada dalam dada (shuduwrihim) mereka melainkan hanyalah kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan mencapainya, maka mintalah perlindungan kepada Allah. ….; 80: Dan manfaat-manfaat yang lain pada binatang ternak itu untuk kamu dan supaya kamu mencapai suatu keperluan yang tersimpan dalam dada (shuduwri) dengan mengendarainya. ….

QS Asy Syura 42 ayat 24: …. Maka jika Allah menghendaki niscaya Dia mengunci mata hatimu (qalbika) dan Allah menghapuskan yang bathil dan membenarkan yang haq dengan kalimat-kalimat-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi dada (ash-shuduwri).

QS Al Hadid 57 ayat 6: …. Dan Dia Maha Mengetahui segala isi dada (ash-shuduwri).

QS Al Hasyr 59 ayat 9: …. Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam dada (shuduwrihim) mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin). …., 13: Sesungguhnya kamu dalam dada (shuduwrihim) mereka lebih ditakuti daripada Allah.

QS At Taghabun 64 ayat 4: Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi dada (ash-shuduwri).

QS Al Mulk 67 ayat 13: Dan rahasiakanlah perkataanmu atau lahirkanlah, sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala isi dada (ash-shuduwri).

QS Al Insyirah 94 ayat 1: Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu (shadraka)?

QS Al ‘Adiyat 100 ayat 10: dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada (ash-shuduri).

QS An Naas 114 ayat 5: yang membisikkan ke dalam dada (shuduwri) manusia,

Shadr juga dimaknai sebagai pikiran (mind), yaitu dalam QS Al Isra 17 ayat 51: atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin menurut pikiranmu (shuduwrikum). Maka mereka bertanya, “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah, “Yang telah menciptakan kamu pada kali pertama.” Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu dan berkata, “Kapan itu?” Katakanlah, “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat.”

Makna Shadr yang lain adalah bangkit keluar (yashduru) terdapat dalam 1 ayat, yaitu dalam QS Al Zalzalah 99 ayat 6: Pada hari itu manusia bangkit keluar (yashduru) dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka amal perbuatan mereka.

Shadr dimaknai sebagai memulangkan / pergi meninggalkan (yushdira) terdapat dalam 1 ayat, yaitu dalam QS Al Qashash 28 ayat 23: …. Kedua wanita itu menjawab, “Kami tidak dapat meminumkan, sebelum pengembala-pengembala itu memulangkan / pergi meninggalkan (yashdira), sedang bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.”

Dari penjelasan ayat-ayat di atas, sudah jelas bahwa shadr atau dada yang dimaksud adalah suara hati atau bathin kita sendiri atau suara pikiran kita (mind). Ada yang menyebutnya dengan kesadaran diri. Meski kita sudah mengetahui yang dimaksud, namun sebaiknya kita menggunakan istilah sebagaimana Allah telah menjelaskan dalam Quran atas kenyataan tersebut, yakni pernyataan bathin seseorang.

Pernyataan bathin ini, pada awalnya akan cenderung semaunya sendiri demi kepuasan dirinya, sehingga Quran menyebutnya sebagai an-nafs al-‘amarah bi-suu’ atau diri yang memerintahkan kepada kejahatan, QS Yusuf 12 ayat 53: Dan aku tidak membebaskan diriku, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Rabb-ku. Sesungguhnya Rabb-ku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.  Rahmat Allah itu dimulai dari terbitnya sikap pengakuan kepada Allah sebagai hamba-Nya (Islam). Dari pengakuan ini, maka Shadr yang merupakan tempat terbitnya Islam akan dibuka oleh Allah dan dianugerahi cahaya (nurin), sebagaimana dijelaskan dalam QS Al An’aam 6 ayat 125 dan QS Az Zumar 39 ayat 22. Shadr ini juga merupakan istana dari Rabbin-naas.

Jadi suara hati tidak selalu harus diikuti, karena bisa jadi belum dibuka Allah untuk bisa tahu diri dan belum memperoleh pencerahan. Untuk bisa mendapatkan ridho untuk dibuka, maka kita bersikap memposisikan diri kita pada shadr kita. Dampaknya adalah dada kita akan membusung, teruskan dengan pernyataan diri (Iftitah) dan permohonan untuk dibukakan (Al-Fatihah) serta cahaya (nurin), yaitu Al Quran. Sikap ini selalu kita lakukan dalam sholat saat berdiri. Ibaratnya mereka yang sudah memasuki gapura ampunan dan sudah berada di halaman masjid.

Shadr berbeda dengan qalbu. Selain berbeda maqam, juga berbeda perannya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Papahan, 19 Ramadhan 1445 atau 30 Mar 2024

Sumber: Quran

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)