Apa sejatinya makna qalbu yang merupakan tempat terbitnya keimanan?

Di Al Quran terdapat istilah qalbu yang diterjemahkan sebagai hati. Namun sejatinya apa yang dimaksud dengan qalbu?

Untuk menjawab pertanyaan ini, tentunya yang sahih dalam menjawab adalah Nabi SAW yang menerima wahyu berupa Al Quran tersebut atau melakukan penelitian akan istilah tersebut dalam Al Quran itu sendiri.

Tafsir Al Quran per kata mengelompokkan makna qalbu dengan berbalik / kembali (17 ayat), diantaranya dalam QS Ali Imran 3 ayat 127: Karena Dia hendak membinasakan golongan dari orang-orang yang kafir atau Dia menjadikan mereka hina, maka mereka kembali (fayanqalibuw) sia-sia.;

goncang (1 ayat), yaitu dalam QS An Nur 24 ayat 37: Laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak oleh jual beli dari mengingati Allah dan mendirikan sholat dan membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang hati (al-quluwbu) dan penglihatan menjadi goncang (tataqollabu).;

gerak gerik badan (5 ayat), diantaranya dalam QS Asy Syu’ara’ 26 ayat 219: Dan gerak-gerik badanmu (wataqallubaka) di antara orang-orang yang sujud.:

dikembalikan (1 ayat), yaitu dalam QS Al Ankabut 29 ayat 21: Dia mengazab siapa (yang) Dia kehendaki dan Dia memberi rahmat siapa (yang) Dia kehendaki dan kepada-Nya kamu dikembalikan (tuqlabuwna).;

memutar-balikkan (6 ayat) diantaranya dalam QS Al An’am 6 ayat 110: Dan Kami memutar-balikkan (wanuqallibu) hati mereka (af`idatahum) dan penglihatan mereka sebagaimana mereka tidak beriman kepadanya pertama kali dan Kami biarkan mereka dalam kedurhakaan mereka kebingungan.;

hati (132 ayat) diantaranya dalam QS Mujadilah 58 ayat 22: Tidak akan mendapati suatu kaum, (yang) mereka beriman kepada Allah dan hari Akhir, mereka berkasih sayang (dengan) orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, walaupun mereka adalah bapak-bapak mereka atau anak-anak mereka atau saudara-saudara mereka atau keluarga mereka. Mereka itu menetapkan dalam hati (quluwbihimu) mereka keimanan dan Dia menguatkan mereka dengan Ruh dari pada-Nya dan Dia memasukkan mereka (ke dalam) surga (yang) mengalir dari bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya mereka meridhai Allah dan Ridha daripada-Nya untuk mereka. Itu golongan Allah. Ketahuilah sesungguhnya golongan Allah (adalah) mereka orang-orang yang beruntung.; Dan juga dalam QS Al Anfal 8 ayat 24: Wahai orang-orang yang beriman penuhilah bagi Allah dan Rasul-Nya apabila memanggil kamu kepada sesuatu. Dia menghidupkan kalian dan ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah membatasi antara seseorang (al-mar`i) dan hatinya (waqalbihi). Dan sesungguhnya Dia kepada-Nya kamu dikumpulkan.

tempat berpindah (1 ayat), yaitu dalam QS Muhammad 47 ayat 19: Maka ketahuilah bahwa sesungguhnya tiada Ilah selain Allah dan mohonlah ampun bagi dosamu dan bagi orang-orang yang mukmin dan perempuan-perempuan beriman dan Allah mengetahui tempat berpindahmu (mutaqallabakum) dan tempat tinggalmu.;

tempat kembali (2 ayat) diantaranya dalam QS Al Kahfi 18 ayat 36: Dan tidak kukira hari Kiamat akan tiba dan jika aku dikembalikan kepada Rabb-ku, pasti aku akan mendapat tempat kembali (munqallaban) lebih baik darinya.; dan

orang yang kembali (3 ayat) diantaranya dalam QS Al A’raf 7 ayat 125: Mereka berkata sesungguhnya kami kepada Rabb kami dikembalikan (munqalibuwna).

Dari penjelasan tersebut, bisa ditarik benang merahnya, yaitu makna qalbu adalah menggambarkan keadaan hati yang seringkali berubah. Dengan demikian qalbu adalah maqam dimana penilaian hati kita yang sering berubah. Penilaian setiap orang tergantung dari pengetahuan yang dipercayainya sebagai kebenaran. Dengan demikian benarlah pernyataan Sayyidina Ali KW bahwa qalbu adalah tempat terbitnya keimanan, yaitu hanya Allah lah yang benar, yang haq dan bukan persepsi kita.

Penilaian menjadi berubah karena bingungnya sang diri. Suara hati ini tidak selalu harus diikuti, karena bisa jadi belum ditanamkan untuk beriman hingga diperkuat dengan RuhNya. Bahkan dengan tegas disampaikan dalam QS Al Anfal 8 ayat 24 bagaimana seseorang dibatasi dengan qalbunya. Bilamana kita bersikap memposisikan diri kita pada qalbu kita, maka kita menjadi terbiasa mengingat Allah melalui nafas. Pada maqam tersebut berjuanglah untuk menanamkan keimanan kepada Allah bahwa hanya Dia Yang benar (Haqq). Sikap ini selalu kita lakukan dalam sholat saat ruku’. Ibaratnya mereka yang sudah menyaksikan, tahu, mampu dan mau menerima Allah sebagai Ilah-nya adalah sudah memasuki serambi masjid.

Hasil dari menanamkan iman ke dalam qalbu adalah keimanan kita kepada Allah yang semakin kuat. Apalagi bilamana mendapatkan anugerah penguatan dengan Ruh-Nya.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Papahan, 04 Syawal 1445 atau 13 Apr 2024

Sumber: Quran 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)