Proses Kematian

Banyak pertanyaan yang memenuhi benak kita, diantaranya adalah bagaimanakah proses kematian berlangsung?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita akan melihat pendekatan dari pengetahuan A8, A9 dan A10. Kita tidak memiliki pengetahuan A8 (Katon) akan proses itu, karena belum mengalami sendiri. Dan itu adalah sesuatu yang mustahil, kecuali Allah berkehendak. Namun pengetahuan A10 (Klenik / Mistik) akan hal itu yang bisa kita percayai kebenarannya telah disampaikan oleh Nabi (SAW) dan Syekh Abdurrahim bin Ahmad Al-Qadhi telah menuangkan dalam kitab, Daqaiqul Akhbar.

Jiwa orang yang durhaka dicabut dari jasadnya seperti sepotong besi pembakar daging ketika dicabut dari bulu domba yang basah. Sedangkan jiwa orang yang berbakti keluar dengan cara mengalir dari raganya, seperti air yang tumpah dari wadahnya. Jiwa tersebut diambil oleh para malaikat dan diletakkan dalam suatu wadah. Mereka membungkusnya dengan lembaran kain kafan. Bungkusan yang berisi jiwa orang yang durhaka berbau busuk, sedangkan bungkusan yang berisi jiwa orang yang berbakti berbau wangi dan menyebar seperti minyak misik.

Para malaikat membawa bungkusan tersebut ke langit. Bungkusan yang berisi jiwa orang yang durhaka dilaknati oleh segala sesuatu di antara langit dan bumi serta bisa didengar oleh semua makhluk, kecuali manusia dan jin. Sedangkan bungkusan yang berbau harum ketika melewati satu malaikat kecuali bertanya, “Bau apakah yang sangat harum ini?” Para malaikat yang membawa bungkusan itu menjawab, “Ini adalah bau harum jiwa si fulan.”

Sesampai di depan langit, rombongan yang membawa bungkusan jiwa orang yang durhaka, serta merta semua pintu langit ditutup. Lalu terdengarlah suara menyeru dari hadirat Allah Dzat Yang Maha Penyayang, “Kembalikan jiwa itu ke tempat tidurnya!” Para malaikat pun mengembalikan jiwa orang yang durhaka ke jasadnya di kuburnya. Kitab orang-orang yang durhaka dalam Sijjin sebagaimana telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS Muthaffifin 83 ayat 7: Sekali-kali jangan curang, karena sesungguhnya Kitab orang-orang durhaka tersimpan dalam Sijjin. Namun terhadap rombongan yang membawa jiwa orang yang berbakti, semua pintu langit akan terbuka. Dari setiap langit ada sesosok malaikat yang bergabung hingga sampai langit ke tujuh. Ketika rombongan sudah sampai langit ke tujuh, terdengarlah suara dari hadirat Allah, “Tulislah semua amal perbuatannya di ‘Illiyin!” Hal ini telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS Muthaffifin 83 ayat 18: sekali-kali tidak, sesungguhnya Kitab orang-orang berbakti itu dalam ‘Illiyyin. Kemudian para malaikat mengembalikan jiwa orang berbakti tersebut ke bumi. Karena sesungguhnya ia diciptakan dari tanah bumi sebagaimana telah dijelaskan Allah dalam firman-Nya QS Thaha 20 ayat 55: Dari bumi itulah Kami menjadikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain.

Dari kisah ini ternyata setiap orang yang meninggal akan menerima buku catatan amal perbuatannya yang kelak akan dia pertanggungjawabkan. Juga disebutkan bahwa mi’raj ke langit tidak bisa dilakukan oleh semua orang, karena adanya malaikat-malaikat penjaga yang tidak bisa ditembus, kecuali dengan izin Allah SWT. Meski QS Ar Rahman 55 ayat 33 telah menyampaikan kemungkinan tersebut bisa dengan kekuatan (sulthan): Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (sulthan). Bukankah kekuatan itu adalah milik Allah Yang Maha Kuasa juga?

Lalu bagaimanakah dengan pengetahuan A9 (Karang) perihal proses kematian?

Dalam buku Life After Life, Raymond A Moody mengumpulkan ribuan informasi dari orang-orang yang mengalami near death experience (NDE) dan menyimpulkan sebagai berikut:

1.       Ineffability atau indescribability, mereka cenderung tidak bisa menggambarkan apa yang disaksikannya karena tidak adanya padanan di alam dunia.

2.       Outside Our Space Time, fenomena NDE adalah di luar ruang dan waktu.

3.      Out of Body Experience (OBE), mereka bisa menyaksikan jasadnya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.

4.      Communications, mereka bisa mendengar percakapan orang-orang hidup di sekitar jasadnya, namun tidak mampu berkomunikasi dengan mereka.

5.      Awareness of Being Death, mereka menyadari bahwa mereka sedang dalam proses kematian.

6.      The Tunnel, mereka melewati suatu terowongan hingga sampai pada sesuatu cahaya yang cemerlang, penuh kasih dan membahagiakan.

7.       The Light, mereka berada dalam cahaya yang sangat terang, namun tidak menyilaukan.

8.      Friends and Family, mereka bertemu dengan teman-teman dan anggota keluarganya yang telah meninggal.

9.      The Prime of Life, mereka seperti hidup dalam usia puncak, sekitar 30 tahunan.

10.   Life Review, mereka ditunjukkan semua amal perbuatannya.

Informasi dari Raymond A Moody sayangnya tidak membedakan apakah yang diwawancarai adalah orang berbakti ataukah orang durhaka dan juga mereka akhirnya belum jadi meninggal. Namun informasi yang disampaikan oleh Moody adalah pendekatan atas proses kematian dan bisa membantu menjelaskan pengetahuan A10 yang telah disampaikan Nabi SAW.

Dari pengakuan tersebut, mereka dalam keadaan usia puncak dan telah mencapai ke suatu tempat yang bercahaya cemerlang, penuh kasih dan membahagiakan. Mereka merasakan kehadiran orang-orang yang pernah mereka kenal, namun lebih dulu meninggal seolah mereka menyambut kedatangannya. Informasi ini bilamana disikapi secara tidak bijak bisa menjadi nilai yang dipercayai dan bisa mendorong orang untuk berlomba-lomba mengakhiri hidupnya. Padahal mereka belum memahami peran hidupnya di alam dunia dan tidak memiliki pengetahuan perihal jin qarin yang bisa jadi akan menyesatkan mereka. Untungnya dalam informasi tersebut juga disampaikan perihal life review, sehingga mereka paling tidak telah mengetahui akan adanya pertanggungan jawab.

Pada fenomena NDE ada peristiwa OBE yang biasa kita jalani, diantaranya melalui proses tidur. Namun kebanyakan kita tidak bisa menjaga kewaspadaan jiwa, sehingga terseret pada tarikan jasad. Pun kalau kita bisa menjaga kewaspadaan jiwa, namun bila tidak mengingat Allah, maka bisa terseret oleh setan-setan dari golongan jin.

Informasi tersebut juga menegaskan bahwa manusia terdiri atas jiwa dan raga yang disebut dengan diri dan ruh yang dihembuskan padanya. Pada raga juga terdapat daya dan kemampuan yang bisa dimanfaatkan dengan penguatan dari ruh tersebut.

Hikmah dari kisah perihal jalan kematian ini adalah sang jiwa ternyata bisa terbebas dari ruang dan waktu. Juga paling tidak untuk menyemangati kita dalam berbakti kepada Allah Yang Maha Kuasa dan jangan sampai berlaku durhaka, hingga Dia yaqin bahwa kita adalah sebenar-benar hamba-Nya yang tunduk dan patuh.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Papahan, 1 Ramadhan 1445 atau 12 Mar 2024 

Daftar Pustaka

1.       Syekh Abdurrahim Bin Ahmad Al-Qadhi, Kehidupan Sebelum & Sesudah Kematian (Daqaiqul Akhbar), Turos, Jakarta, 2015

2.       Raymond A. Moody JR., M.D., Life After Life, Harper Collins, Australia, 2015

3.      Roy Abraham Varghese, There Is Life After Death, Career Press, NJ, 2010

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)

Nasehat Kematian