Memahami Kehendak Sang Rabb

Kalibata, 14 Desember 2014

QS Al Maidah 5 ayat 64~68:
Orang-orang Yahudi berkata: "Tangan Allah terbelenggu." Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu. (Tidak demikian), tetapi kedua-dua tangan Allah terbuka; Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki. 

Dan Al Quran yang diturunkan (maa unzila) kepadamu dari Rabbmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.

Dan sekiranya ahli kitab beriman dan bertakwa, tentulah Kami tutup kesalahan-kesalahan mereka dan tentulah Kami masukkan mereka ke dalam surga-surga yang penuh kenikmatan.
Dan sekiranya mereka sungguh-sungguh menjalankan (hukum) Taurat dan Injil dan (Al Quran) yang diturunkan (maa unzila) kepada mereka dari Rabbnya, niscaya mereka akan mendapat makanan dari atas dan dari bawah kaki mereka. Diantara mereka ada golongan yang pertengahan. Dan alangkah buruknya apa yang dikerjakan oleh kebanyakan mereka.

Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan (maa unzila) kepadamu dari Rabbmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

Katakanlah: "Hai ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan (maa unzila) kepadamu dari Rabbmu." Sesungguhnya apa yang diturunkan (maa unzila) kepadamu (Muhammad) dari Rabbmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; Maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.

QS Al Qashash 28 ayat 86~87:
Dan kamu tidak pernah mengharap agar Al Quran diturunkan kepadamu, tetapi ia (diturunkan) karena suatu rahmat yang besar dari Rabbmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu menjadi penolong bagi orang-orang kafir.

Dan janganlah sekali-kali mereka dapat menghalangimu dari ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan (unzilat) kepadamu dan serulah mereka kepada Tuhanmu dan janganlah sekali-sekali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Sang Rabb.

QS Al An’aam 6 ayat 157:
Atau agar kamu (tidak) mengatakan: "Sesungguhnya jikalau Kitab ini diturunkan (unzila) kepada kami, tentulah kami lebih mendapat petunjuk dari mereka." Sesungguhnya telah datang kepada kamu keterangan yang nyata dari Rabbmu, petunjuk dan rahmat. Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mendustakan ayat-ayat Allah dan berpaling daripadanya? Kelak Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang berpaling dari ayat-ayat Kami dengan siksa yang buruk, disebabkan mereka selalu berpaling.

QS Al An’aam 6 ayat 114:
Maka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah? Padahal Dialah yang telah menurunkan (anzala) Kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan Kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quran itu diturunkan dari Rabbmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu.

QS Al A’raaf 7 ayat 3:
Ikutilah apa yang diturunkan (maa unzila) kepadamu dari Rabbmu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amat sedikitlah kamu mengambil pelajaran (daripadanya).

QS Ar Ra’d 13 ayat 19:
Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan (unzila) kepadamu dari Rabbmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran.

QS Saba’ 34 ayat 6:
Dan orang-orang yang diberi ilmu (Utul ‘Ilma) berpendapat bahwa wahyu yang diturunkan (unzila) kepadamu dari Rabbmu itulah yang benar dan menunjuki (manusia) kepada jalan Sang Rabb yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.

QS Az Zumar 39 ayat 55:
Dan ikutilah sebaik-baik apa yang telah diturunkan (maa unzila) kepadamu dari Rabbmu sebelum datang azab kepadamu dengan tiba-tiba, sedang kamu tidak menyadarinya.

Dalam menjalani kehidupan, pasti selalu ada berbagai dorongan yang membuat kita beraktifitas. Sebagai contoh, perut kita lapar, maka akan muncul dorongan untuk makan. Dorongan-dorongan seperti ini banyak sekali, bukan hanya berasal dari tubuh. Misalnya dorongan ingin berkomentar, dorongan ingin mendapatkan hasil lebih, dorongan ingin menenangkan diri bahkan sampai dorongan ingin mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Sedangkan melalui ayat di atas, Sang Rabb sebagai Sang Pendidik juga menurunkan (inzal) yang merupakan perintah untuk diikuti atau dilaksanakan.

Dengan demikian timbul pertanyaan, apakah inzal yang dimaksud adalah berupa dorongan-dorongan tersebut? Kalau bukan itu, lalu bagaimana mengelola dorongan-dorongan tersebut, mengingat pada kenyataannya, dorongan-dorongan tersebut merupakan fitrah manusia.

Di sinilah ilmu tentang hakekat manusia akan berperan. Kalau kita sudah memahami hakekat diri kita yang terdiri atas tubuh, qudrat, iradat, jiwa dan ruhani, maka serahkan semua anasir diri manusia itu secara bertahap kepada Allah.

Dan pada akhirnya karena semuanya adalah berasal dari Sang Rabb, tentunya kita tidak perlu pusing dalam membedakan dorongan-dorongan tersebut. Cukup dengan selalu bersikap selalu mengembalikan setiap dorongan yang muncul kepada Sang Rabb untuk mendapatkan persetujuan atau diganti dengan dorongan yang lain yang terbaik untuk kita. Dan diawali dengan Basmallah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)