Penciptaan Manusia 1/3 (Islam Itu Universal)




Suatu ketika terjadi perdebatan antara jiwa dan raga perihal tanggung jawab. Raga merasa tidak bertanggung jawab, karena ia merasa dipaksa melakukan perintah sang jiwa. Demikian pula sang jiwa juga merasa tidak bertanggung jawab, karena sang jiwa tidak bisa melakukan apa-apa. Allah SWT kemudian mengutus malaikat untuk menjawab permasalahan tersebut.
Malaikat kemudian turun ke bumi dan oleh Allah ditunjuki suatu kejadian dimana seorang yang kakinya lumpuh melihat buah masak pohon yang ranum milik tetangganya. Dia ingin mengambilnya, namun tidak mampu. Selang beberapa saat lewatlah orang buta. Dipanggillah orang buta tersebut untuk diajak bekerja sama mengambil buah yang ranum tersebut untuk dimakan bersama. Maka dipanggullah si lumpuh oleh si buta yang dengan demikian mereka bisa mengambil buah tersebut.
Dari kejadian tersebut, malaikat kembali ke hadirat Allah untuk memberikan jawaban atas permasalahan jiwa dan raga. Di hadirat Allah, malaikat menjelaskan bahwa baik jiwa dan raga, keduanya bertanggung jawab atas perbuatannya.



Manusia secara umum terdiri atas jiwa dan raga. Awal keberadaan sang jiwa disampaikan dalam QS Al A’raaf 7 ayat 172:
Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini.”
Kata sulbi di sini menjelaskan bahwa pertanyaan ini disampaikan Allah ketika manusia masih berupa air yang akan dipancarkan. Hal ini tertulis dalam QS Ath Thariq 86 ayat 6-7:
Ia diciptakan dari air yang dipancarkan, yang keluar dari antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan.
Sedangkan proses penciptaan diri manusia ini diantaranya digambarkan dalam QS As Sajdah 32 ayat 7-9:
Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.
Kemudian Dia menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina.
Kemudian Dia menyempurnakannya dan meniupkan ke dalamnya ruh-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati (al af-idah); (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.
Raga manusia diciptakan Allah dari tanah dan akan kembali ke tanah. QS Nuh 71 ayat 17-18:
Dan Allah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya,
kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya.
Jiwa sangat mencintai dirinya, ia akan menuju kepada apa yang dicintainya. Sebagaimana sabda Nabi saw: Al mar’u ma’a man ahabba, yang artinya seseorang itu bersama siapa/apa yang dicintainya.
Sedangkan ruh dihembuskan oleh Allah, kembali kepada Allah; pendengaran, penglihatan dan hati adalah kemampuan Allah yang diberikan kepada manusia, tentunya juga kembali ke Allah.
Manusia dilengkapi pula dengan hawa atau dorongan, yang dengan itu manusia berkeinginan. Agar manusia bisa menjadi hamba Allah, tentunya keinginan manusia tersebut harus diserahkan kepada Allah. Karena hamba seharusnya tunduk dan patuh mengikuti perintah tuannya.
Manusia yang diciptakan dari anasir alam semesta yang pada awalnya berupa materi (pembentuk materi disebut fermion) dan gaya (bosson merupakan gaya dasar, yaitu gravitasi, elektromagnetik, nuklir kuat dan nuklir lemah), hingga mewujud menjadi bentuk manusia. Wujud ini memiliki dorongan-dorongan sama dengan makhluk alam semesta, seperti misalnya berupaya mempertahankan hidupnya, berkembang biak, mengejar kesenangan dan lain-lain. Proses pertumbuhannya pun seolah mengikuti evolusi makhluk hidup.
Pada tahap awal, pertumbuhan bayi manusia terutama perkembangan otak seperti reptilia yang cenderung tidak memiliki naluri kecerdasan dan kasih sayang. Pada tataran ini kanak-kanak yang telah sempurna pertumbuhan pangkal otaknya, dimana yang berkembang adalah syaraf sensorik dan motorik yang menghasilkan dorongan (naluri) untuk reproduksi atau mempertahankan diri. Jadi mereka hanya memiliki naluri memuja dan memuaskan dirinya sendiri. Sikap reaktif yang pertama kita lakukan dalam menghadapi permasalahan adalah selalu berupaya untuk membela diri.
Perkembangan selanjutnya adalah seperti golongan mamalia, yaitu memiliki kecerdasan lebih dan memiliki kasih sayang. Misalnya mereka melakukan observasi dan memiliki strategi bersama untuk mencapai tujuannya serta merawat anak-anaknya. Kanak-kanak tadi menjadi semakin cerdas, baik intelektualitas (IQ) maupun emosinya (EQ), dimana otak mamalianya berkembang sempurna.
Selanjutnya berkembang lagi seperti homo erektus, selain memiliki kemampuan reptilia dan mamalia, juga memiliki kecerdasan lebih serta memiliki kehendak bebas, yaitu mengembangkan teknologi baik berupa peralatan maupun komunikasi, artinya homo erektus memiliki kemampuan mengembangkan peradaban. Pada fase terakhir pertumbuhan manusia adalah kemampuan menarik manfaat (SQ), kemampuan menangkap ide, mengolah ide dan mewujudkannya. Perkembangan otak semakin sempurna dengan sempurna neo korteksnya. Secara umum, akhirnya manusia diberi anugerah berupa panca indra, dilengkapi dengan akal-budi (pikiran–perasaan) dan daya cipta-kreatif serta kehendak bebas atau iradat. Tentunya dengan adanya kesadaran, maka manusia akan diminta pertanggung-jawaban atas apa yang dia telah lakukan. Perbedaan dengan manusia hanyalah adanya ruhani yang ditiupkan Ilahi pada usia kehamilan 120 hari (Hadits).
Fakta-fakta yang kita temukan diantaranya adalah manusia makhluk penghuni bumi, yang dilahirkan oleh orang tua kita. Orang tua yang kita kenal melalui pengakuan beliau sendiri beserta saksi-saksinya. Juga bilamana kita amati proses keberadaan kita yang dimulai dari pembuahan sperma dengan sel telur terbentuk embrio yang kemudian menjadi bayi. Selanjutnya bayi tersebut menunjukkan tanda-tanda kehidupannya mulai dari berproses hingga keluar detak jantung, nafas dan gerakannya. Sampai bayi tersebut dikeluarkan dari perut ibunya. Saat bayi lahir atau saat kita melihat bayi dilahirkan kita akan menemukan bahwa bayi diberi anugerah kemampuan mendengar, kemudian diberi anugerah bisa melihat.
Menurut pakar, pertumbuhan bayi adalah sebagai berikut:
0-4 minggu: Pada minggu awal ini, janin memiliki panjang tubuh kurang lebih 2 mm, perkembanganya juga ditandai dengan munculnya cikal bakal otak, sumsum tulang belakang yang masih sederhana, dan tanda-tanda wajah yang akan berbentuk.
4-8 minggu: Ketika usia kehamilan mulai mencapai usia 6 minggu, jantung janin mulai berdetak dan semua organ tubuh lainya mulai terbentuk. Muncul tulang-tulang wajah, mata, jari kaki, dan tangan.
8-12 minggu: Saat memasuki minggu ini, organ-organ tubuh utama janin telah terbentuk, kepalanya berukuran lebih besar daripada badanya, sehingga dapat menampung otak yang terus berkembang dengan pesat. Ia juga telah memiliki dagu, hidung, dan kelopak mata yang jelas. Di dalam rahim, janin mulai diliputi ketuban dan dapat melakukan aktifitas meliputi menendang dengan lembut. Organ-organ tubuh utama janin kini telah terbentuk.
12-16 minggu: Paru-paru janin mulai berkembang dan detak jantungnya dapat didengar melalui alat ultrasonografi (USG). Wajahlah mulai dapat membentuk ekspresi tertentu dan mulai tumbuh alis dan bulu mata. Kini ia dapat memutar kepalanya dan membuka mulutnya. Rambutnya mulai tumbuh kasar dan berwarna.
16-20 minggu: Akar-akar gigi tetap telah muncul di belakang gigi susu. Tubuhnya ditutupi rambut halus yang disebut lanugo. Si kecil kini mulai lebih teratur dan terkoordinasi. Ia bisa mengisap jempol dan bereaksi terhadap suara ibunya. Ujung-ujung indra pengecap mulai berkembang dan bisa membedakan rasa manis dan pahit. Disamping itu sidik jarinya mulai nampak.
20-24 minggu: Pada minggu ini tubuh si kecil sudah sebanding dengan badannya. Alat kelaminya mulai terbentuk, cuping hidungnya terbuka, dan ia mulai melakukan gerakan pernafasan. Pusat-pusat tulangnya pun mulai mengeras. Selain itu, kini ia mulai memiliki waktu-waktu tertentu untuk tidur.
24-28 minggu: Lemak sudah mulai menumpuk di bawah kulit, sedangkan di kulit kepalanya, rambut mulai bertumbuhan, kelopak matanya membuka, dan otaknya mulai aktif. Si kecil sudah dapat mendengar baik suara dari dalam maupun dari luar, ia dapat mengenali ibunya dan detak jantungnya bertambah cepat jika ibunya berbicara. Atau boleh dikatakan bahwa pada saat ini merupakan masa-masa bagi sang janin mulai mempersiapkan diri menghadapi hari kelahiranya.
28-32 minggu: Walaupun gerakanya sudah mulai terbatas, karena beratnya yang semakin bertambah, namun matanya sudah mulai berkedip bila melihat cahaya melalui dinding perut ibunya, kepalanya sudah mengarah ke bawah. Paru-parunya belum sempurna, namun jika saat ini ia terlahir ke dunia, si kecil kemungkinan besar telah dapat bertahan hidup.
32-36 minggu: Kepalanya telah berada pada rongga panggul, seolah-olah mempersiapkan kelahirannya ke dunia, ia kerap berlatih bernafas, mengisap dan menelan. Rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya telah menghilang. Ususnya terisi mekonium yang biasanya akan dikeluarkan dua hari setelah ia lahir. Saat ini persalinan sudah amat dekat dan bisa terjadi kapan saja.
Abu Abdurrahman bin Mas’ud (ra) berkata bahwa Rasulullah (saw) telah bersabda: “Sesungguhnya, setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah, kemudian menjadi ‘alaqah selama itu juga, kemudian menjadi mudhghah selama itu juga, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya ….’’ (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim). Berarti manusia dihembuskan ruh pada usia kehamilan 120 hari. Dimana setelah 120 hari, bayi bereaksi terhadap cahaya dan bunyi. Hal ini bukan karena pendengaran dan penglihatannya sudah berfungsi, namun ruhaninya yang berperan. Karena dalam QS An-Nahl 16 ayat 78: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati (al af-idah), agar kamu bersyukur.
Setelah dikeluarkan dari perut ibunya, proses perkembangan anak menurut pakar Jean Piaget terbagi atas skema yang digunakan anak untuk memahami dunianya melalui empat periode utama yakni:
·         Sensorimotor; 0 – 2 tahun
Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau obyek (benda). Skema-skemanya baru berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti: menggenggam atau mengisap.
·         Praoperasional; 2 – 6 tahun
Anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk merepresentasi dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbol-simbol itu seperti: kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan obyek, peristiwa dan kegiatan (tingkah laku yang nampak).
·         Operasi Konkrit; 6 – 11 tahun
Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.
·         Operasi Formal; 11 tahun sampai dewasa
Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Di sini anak (remaja) sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek konkret. Remaja sudah dapat berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.
Ini adalah tahap-tahap perkembangan raga manusia beserta kemampuannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)