Dalam upaya manusia memperjuangkan
cita-citanya, sepintas semuanya nampak sederhana dan mudah. Namun pada kenyataannya
tidak seperti itu. Ada hambatan dan tantangan yang harus dihadapi. Berbagai
jenis hambatan dan tantangan digambarkan di alam ini, yaitu dalam bentuk lembah
kenikmatan, jurang ketakutan, gurun kebosanan, gunung riya’, rimba sum’ah,
lautan ujub dan kota keakuan. Dalam lembah kenikmatan orang tidak mau melakukan
perubahan meski itu berupa kemajuan. Dia merasa semuanya sudah cukup, tak perlu
diubah-ubah lagi. Ketika melihat jurang ketakutan, dia ketakutan untuk maju. Saat
mengalami gurun kebosanan, orang akan malas melakukan kemajuan, ndak ada
manfaatnya. Di atas gunung riya’, orang disibukkan dengan memamerkan dirinya?
Dalam rimba sum’ah orang memamerkan kelebihannya. Lautan ujub menggambarkan
keterlenaan akan kesombongannya. Dan dengan kota keakuannya, orang terjebak
bahwa semua ini karena dirinya.
Tahapan Proses Perubahan Tekad
Manusia
Demikian pula lembaga selain negara, semisal
perusahaan. Perusahaan bukan wujud nyata, tetapi wujud imajiner. Keberadaananya
hanya dinyatakan dalam selembar kertas yang diakui pemerintah. Meski lembaga imajiner,
perusahaan mampu memberikan kenikmatan bagi pemilik, pengelola, rekanan bahkan
masyarakat di sekitarnya.
Juga peristiwa terjadi tentu sudah
ada citanya. Peristiwa semestinya dipandang secara positif sebagai wujud dari
kuasa Ilahi untuk menyempurnakan kehidupan. Ambil contoh peristiwa kemacetan.
Kalau orang-orang hanya mengeluh, maka kemacetan menjadi hukuman. Namun kalau
orang-orang berfikir dan mau menggunakan pengertiannya, maka kemacetan
merupakan tantangan. Tantangan bagaimana peradaban di tempat itu berkembang
semakin sempurna, entah dengan solusi penguraian kemacetan ataukah alternatif
moda transportasi. Kedua pilihan tersebut pasti akan menimbulkan proyek yang
akan bermanfaat bagi orang banyak. Yang pasti ada suatu cita perihal
transportasi, yaitu kecepatan dan ketepatan.
Sebelum terwujud, cita keberadaan
tersebut sudah menjadi ketentuan (qadha)
Ilahi. Ketentuan merupakan sabda Ilahi tersebut ditangkap melalui akal (a7’’) orang.
Akal (a7’’) yang yang disimbolkan dengan malaikat Jibril memberikan cahaya
kepada orang tersebut, termasuk cara mewujudkannya. Kemudian dengan cahaya
tersebut orang menjadi mengerti (a6’’) lalu menyimpan informasi tersebut di
memorinya (a5’’). Ini yang dimaksud dengan kitab kehidupan. Pelaksana atas cara
yang dimaksud adalah utusan (rasul) atau
wakil (khalifah). Oleh karena itu
upaya sungguh-sungguh lah yang akan membuat ketentuan tersebut terwujud.
Terwujudnya hanyalah menunggu waktu (akhirat)
atas ketentuan Yang Kuasa.
Bagi umat Islam proses yang universal
tadi dituangkan dalam dalil yang disebut dengan nama rukun Iman.
Ketentuan pelaksanaannya tentunya
harus didasarkan atas perintah dari Yang Kuasa yang disampaikan melalui
Rasul-Nya (Syahadat). Sebagai
pelaksana, tentunya harus menjalankan cara yang telah dijelaskan (Sholat) dan memerlukan modal berupa
kesucian dalam perjuangan (zakat).
Untuk terwujudnya ketentuan yang dimaksud, diperlukan tekad yang teguh (Shaum). Dan ketika berhasil
mewujudkannya sesuai dengan kualitas yang semestinya, maka pelaksananya akan
dimuliakan (Haji).
Bagi umat Islam inilah yang dimaksud
dengan rukun Islam.
Ukuran kualitas terwujudnya ketentuan
bagi umat Islam disebut dengan Ihsan, yaitu sampai bisa menyaksikan keberadaan
Kuasa.
Semuanya harus ada waktunya dan ada
ujung akhirnya. Itulah yang bagi umat Islam disebut dengan Qiyamat.
Setiap manusia akan menjalani proses
ini sesuai dengan tantangan zamannya masing-masing. Dan bagi mereka yang tidak
bersungguh-sungguh, tentunya akan mengalami kegagalan. Bagi yang kurang
sungguh-sungguh, pastinya akan memperoleh hasil yang ala kadarnya.
Qadha terjadi =1; Qadha tidak terjadi
0
Qadar (tingkat upaya) -100% hingga
+100%
Gambar diagram Qadha - Qadar
Orang memang bermacam-macam. Ada yang sungguh-sungguh, ada
yang semaunya. Bahkan ada yang tidak mau meninggalkan zona nyamannya. Otomatis
setiap orang akan menempati maqamnya masing-masing di hadapan Yang Kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar