Manusia
adalah khalifah Allah di muka bumi. Khalifah dalam menggali nikmat Allah untuk
mengetahui Kebesaran dan Kemuliaan-Nya. Khalifah yang mampu menjaga
keseimbangan dunia melalui kekuatan jiwanya (taqwa). Khalifah yang selalu mengingatkan
manusia lain untuk selalu berketuhanan. Mereka mengenal Tuhannya, mengenal
kesejatian dirinya, mengenal lingkungannya. Mereka adalah yang senantiasa
berbudaya berketuhanan.
Masyarakat
yang berbudaya berketuhanan adalah kumpulan orang-orang yang mencintai Allah,
selalu ingat kepada-Nya, selalu dekat kepada-Nya, selalu menyerahkan dirinya
kepada-Nya; masyarakat yang selalu dalam kebenaran, merekalah orang-orang yang
bertakwa. Merekalah yang mengetahui jati dirinya. Mereka yang bermakrifat
kepada Allah adalah orang-orang yang tersenyum di dunia ini, karena kefakiran
dan berani meninggalkan dunia dalam jiwanya.
Jadi
siapapun memiliki hak untuk bisa mencapai maqam para Wali atau hamba Allah,
asalkan mau bersungguh-sungguh menjalankan Islam sebagaimana tuntunan Nabi
s.a.w.. Mereka yang berjuang dengan bersungguh-sungguh untuk menjadi hamba
Allah atau khalifah Allah atau Wali Allah, menurut para Ulama adalah mereka
yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Selalu
ingat kepada Allah dan jika melihat mereka, akan mengingatkan kita kepada Allah
SWT
‘Iyadz ibnu
Ghanam menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda:
“Malaikat memberitahu kepadaku: “Sebaik-baik umatku berada di
tingkatan-tingkatan tinggi. Mereka suka tertawa secara terang, jika mendapat
nikmat dan rahmat dari Allah, tetapi mereka suka menangis secara rahasia,
karena mereka takut mendapat siksa dari Allah. Mereka suka mengingat Tuhannya
di waktu pagi dan petang di rumah-rumah Tuhannya.
Mereka suka
berdoa dengan penuh harapan dan ketakutan. Mereka suka memohon dengan tangan
mereka ke atas dan ke bawah. Jiwa mereka selalu merindukan Allah. Mereka suka
memberi perhatian kepada manusia, meskipun mereka tidak dipedulikan orang.
Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati, tidak congkak, tidak bersikap
bodoh dan selalu berjalan dengan tenang. Mereka suka berpakaian sederhana.
Mereka suka mengikuti nasihat dan petunjuk Al Qur’an. Mereka suka membaca Al
Qur’an dan suka berkorban. Allah suka memandangi mereka dengan kasih
sayang-Nya.
Mereka suka
membagikan nikmat Allah kepada sesama mereka dan suka memikirkan negeri-negeri
yang lain. Jasad mereka di bumi, tapi pandangan mereka ke atas. Kaki mereka di
tanah, tetapi jiwa mereka di langit. Jasmani mereka di bumi, tetapi jiwa mereka
di Arsy. Ruh mereka di dunia, tetapi akal mereka di akhirat. Mereka hanya
memikirkan kesenangan akhirat. Dunia dinilai sebagai kubur bagi mereka. Kubur
mereka di dunia, tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat tinggi. Kemudian
beliau menyebutkan firman Allah QS Ibrahim 14 ayat 14: dan Kami pasti akan menempatkan kamu di negeri-negeri itu sesudah mereka.
Yang demikian itu (adalah untuk) orang-orang yang takut (akan menghadap)
kehadirat-Ku dan yang takut kepada ancaman-Ku."
Dari Amru Ibnul
Jammuh, katanya: “Ia pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Allah
berfirman: “Sesungguhnya hamba-hamba-Ku, wali-wali-Ku adalah orang-orang yang
Aku cintai. Mereka selalu mengingat-Ku dan Aku pun mengingat mereka.”
Dari Said r.a.,
ia berkata: “Ketika Rasulullah s.a.w. ditanya: “Siapa wali-wali Allah?”
Maka beliau
bersabda: “Wali-wali Allah adalah orang-orang yang jika dilihat dapat
mengingatkan kita kepada Allah.”
2. Beriman,
bertakwa dan suka menyembunyikan diri
Allah SWT
berfirman dalam QS surat Yunus ayat 62-64: Ingatlah, sesungguhnya Wali-Wali Allah itu tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati, (yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu
bertakwa, bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan (dalam
kehidupan} di akhirat. Tidak ada perubahan bagi kalimat-kalimat (janji-janji)
Allah. Yang demikian itu adalah kemenangan yang besar,
Dari Abdullah
Ibnu Umar Ibnu Khattab, katanya: “Pada suatu kali Umar mendatangi tempat Mu’adz
ibnu Jabal r.a., kebetulan ia sedang menangis, maka Umar berkata: “Apa yang
menyebabkan engkau menangis, wahai Mu’adz?”
Kata Mu’adz:
“Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: “Orang-orang yang paling
dicintai Allah adalah mereka yang bertakwa yang suka menyembunyikan diri, jika
mereka tidak ada, maka tidak ada yang mencarinya dan jika mereka hadir, maka
mereka tidak dikenal. Mereka adalah para Imam Petunjuk dan para Pelita Ilmu.”
3. Mereka
saling menyayangi dengan sesamanya
Dari Umar Ibnul
Khattab r.a. berkata: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya sebahagian
hamba Allah ada orang-orang yang tidak tergolong dalam golongan para Nabi dan
para Syahid, tetapi kedua golongan ini ingin mendapatkan kedudukan seperti
kedudukan mereka di sisi Allah.”
Tanya seorang:
“Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa amal-amal mereka?”
Sabda beliau:
“Mereka adalah orang-orang yang saling kasih sayang dengan sesamanya, meskipun
tidak ada hubungan darah maupun harta di antara mereka. Demi Allah, wajah
mereka memancarkan cahaya, mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya,
mereka tidak akan takut dan susah.” Kemudian Rasulullah s.a.w. membacakan
firman Allah yang artinya: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”
4. Pandai
mengendalikan diri di saat marah, wara’ dan berbudi pekerti yang baik
Diriwayatkan
dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda: “Ada tiga sifat yang
jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, yaitu: pandai
mengendalikan diri di saat marah, wara’ dan berbudi luhur kepada orang lain.”
5. Selalu
berjuang mencari ridha Allah
Rasulullah
s.a.w. bersabda: “Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan
orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak
takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menempuh perjalanan yang
berat sampai mereka menempati tingkatan para Nabi. Mereka suka berlapar,
berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu. Mereka lakukan semua itu
demi untuk mendapatkan ridha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang halal karena
akan amanahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mereka,
tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para Malaikat
dan para Nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya
jika aku dapat bertemu dengan mereka.”
Kemudian
Rasulullah s.a.w. menangis karena rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda:
“Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka
Allah akan menjauhkan siksa-Nya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh
jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari perjalanan mereka, maka ia
akan mendapati siksa yang berat.”
6. Selalu
menegakkan agama Allah
Imam Ali Bin
Abi Thalib k.w. berkata kepada Kumail An Nakha’i: “Bumi ini tidak akan kosong
dari hamba-hamba Allah yang menegakkan agama Allah dengan penuh keberanian dan
keikhlasan, sehingga agama Allah tidak akan punah dari peredarannya. Akan
tetapi, berapakah jumlah mereka dan dimanakah mereka berada? Kiranya hanya
Allah yang mengetahui tentang mereka.
Demi Allah,
jumlah mereka tidak banyak, tetapi nilai mereka di sisi Allah sangat mulia.
Dengan mereka, Allah menjaga agama-Nya dan syariat-Nya, sampai dapat diterima
oleh orang-orang seperti mereka. Mereka menyebarkan ilmu dan ruh keyakinan.
Mereka tidak suka kemewahan, mereka senang dengan kesederhanaan. Meskipun tubuh
mereka berada di dunia, tetapi ruhaninya membumbung ke alam Malakut. Mereka
adalah khalifah-khalifah Allah di muka bumi dan para da’i yang dianugerahi
keyakinan kepada agama-Nya yang lurus. Sungguh,
betapa rindunya aku kepada mereka.”
7. Selalu
mencintai dan merindukan Allah
Imam Ghazali
menyebutkan: “Allah pernah memberi ilham kepada para Siddiq: “Sesungguhnya ada
hamba-hamba-Ku yang mencintai-Ku dan selalu merindukan Aku dan Aku pun
demikian. Mereka suka mengingat-Ku dan memandang-Ku dan Aku pun demikian. Jika
engkau menempuh jalan mereka, maka Aku mencintaimu. Sebaliknya, jika engkau
berpaling dari jalan mereka, maka Aku murka kepadamu. ”
Tanya seorang
Siddiq: “Ya Allah, apa tanda-tanda mereka?” Firman Allah: “Di siang hari mereka
selalu menaungi diri mereka, seperti seorang pengembala yang menaungi
kambingnya dengan penuh kasih sayang, tetapi mereka merindukan terbenamnya
matahari, seperti burung merindukan sarangnya. Jika malam hari telah tiba,
ketika tempat tidur telah diisi oleh orang-orang yang tidur dan setiap kekasih
telah bercinta dengan kekasihnya, maka mereka berdiri tegak dalam shalatnya.
Mereka merendahkan dahi-dahi mereka ketika bersujud, mereka bermunajat,
menjerit, menangis, mengadu dan memohon kepada-Ku. Mereka
berdiri, duduk, ruku’, sujud untuk-Ku. Mereka rindu dengan kasih sayang-Ku.
Mereka Aku beri
tiga karunia: Pertama, Aku beri cahaya-Ku ke dalam hati mereka, sehingga mereka
dapat menyampaikan ajaran-Ku kepada manusia. Kedua, andaikata langit dan bumi
dan seluruh isinya ditimbang dengan mereka, maka mereka lebih unggul dari
keduanya. Ketiga, Aku hadapkan wajah-Ku kepada mereka. Kiranya engkau akan
tahu, apa yang akan Aku berikan kepada mereka?”
8. Keyakinan
mereka dapat menggoncangkan gunung
Abdullah ibnu
Mas’ud pernah menuturkan: “Pada suatu waktu ia pernah membaca firman Allah: “Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan”,
pada telinga seorang yang pingsan.”
Maka dengan
izin Allah, orang itu segera sadar, sehingga Rasulullah s.a.w. bertanya
kepadanya: “Apa yang engkau baca di telinga orang itu?”
Kata Abdullah:
“Aku tadi membaca firman Allah: “Afahasibtum
annamaa khalaqnakum ‘abathan” sampai akhir surah.”
Maka Rasul
s.a.w. bersabda: “Andaikata seseorang yakin kemujarabannya dan ia membacakannya
kepada suatu gunung, pasti gunung itu akan hancur.”
Mereka
dianugerahi karunia dari Allah (karamah) yang menunjukkan kecintaan Allah
kepada mereka, sebagaimana hadits-hadits berikut:
Dari Anas ibnu
Malik r.a. berkata: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Berapa banyak manusia lemah
dan dekil yang selalu dihina orang, tetapi jika ia berkeinginan, maka Allah
memenuhinya, dan Al Barra’ ibnu Malik, salah seorang di antara mereka.”
Ketika Barra’
memerangi kaum musyrikin, para sahabat: berkata: “Wahai Barra’, sesungguhnya
Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: “Andaikata Barra’ berdoa, pasti akan
terkabul. Oleh karena itu, berdoalah
untuk kami.”
Maka Barra’
berdoa, sehingga kami diberi kemenangan.
Di medan
peperangan Sus, Barra’ berdo’a: “Ya Allah, aku mohon, berilah kemenangan kaum
Muslimin dan temukanlah aku dengan Nabi-Mu.” Maka kaum Muslimin diberi
kemenangan dan Barra’ gugur sebagai syahid.
Dari Ibnu Umar r.a., katanya:
“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang
diberi makan dengan rahmat-Nya dan diberi hidup dalam afiyah-Nya, jika Allah
mematikan mereka, maka mereka akan dimasukkan ke dalam syurga-Nya. Segala
bencana yang tiba akan lenyap secepatnya di hadapan mereka, seperti lewatnya
malam hari di hadapan mereka dan mereka tidak terkena sedikitpun oleh bencana
yang datang.”
Tuban, 25 Jan 2014