Allah Mengajarkan Nama-Nama

Dalam perjalanan untuk menengok cucu di Sidoarjo, tanpa sengaja sang sopir taksi membelokkan rute ke arah Trans-Mart. Dan entah bagaimana sang sopir terlihat ragu dan berhenti di suatu taman. Pada saat itu saya mengamati ada suatu kekuatan di daerah itu. Saya pun penasaran, kekuatan apakah itu?

Penasaran saya cari di Google Maps tentang lokasi tersebut. Dari Google Maps saya menangkap adanya museum Mpu Tantular. Menurut informasi yang diperoleh dari Wikipedia, Mpu Tantular adalah seorang Pujangga yang hidup pada zaman Majapahit dipimpin oleh Hayam Wuruk. Mpu Tantular mengarang kakawin Sutasoma. Dalam Kakawin tersebut terdapat motto yang menjadi semboyan NKRI, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika”, yang artinya berbeda-beda namun satu jua.

Tantular berasal dari kata tan yang artinya tidak dan tular yang artinya pengaruh. Jadi Tantular artinya tidak terpengaruh atau teguh.

Saya pun merenungkan bahwa manusia zaman sekarang sudah kehilangan keteguhannya. Padahal salah satu sikap yang akan membawa kepada keberhasilan adalah sikap teguh. Kebetulan saya sedang berpuasa yang juga bermaksud melatih keteguhan.

Kenapa keteguhan sedemikian penting dalam hidup ini? Karena manusia-manusia yang tidak teguh akan mudah terombang-ambing dalam mewujudkan cita-citanya. Cita-cita yang sebenarnya harus disikapi sebagai nasehat Ilahi berupa sabda. Cita-cita yang ditangkap melalui pengertian (a6”) dan kemudian diturunkan ke dalam hati (a6) menjadi kemauan (a6’). Dalam kondisi terombang-ambing, tentunya sulit untuk fokus kepada tujuan. Otomatis cita-cita tersebut tidak terwujud.

Sebagai pengingat, selain keteguhan, manusia bisa sukses bilamana cerdas (sholat) dan kuat (zakat). Namun sebagai manusia yang mengakui Yang Kuasa, wajib percaya (iman) kepada-Nya bahwa cita-cita itu adalah nasehat-Nya demi kesempurnaan manusia itu sendiri.

Hampir seminggu kemudian, saya datang lagi ke Sidoarjo dan bersama anak naik motor ke Waru. Saat lewat tempat tersebut, ternyata ada monument yang diberi sebutan Jayandaru. Jaya berarti sukses dan ndaru berarti keberuntungan.

Tahukah anda bahwa nama-nama yang digunakan untuk menyebut sesuatu adalah berasal dari Yang Kuasa memberi nama? Tak ada kejadian ataupun peristiwa yang luput dari izin Yang Kuasa. Demikian pula adanya monumen Jayandaru, yang memberi nama adalah pejabat yang diberi kuasa. Berarti dia adalah utusan dari Yang Kuasa untuk mengingatkan dan memberitahu siapa saja bahwa semua orang sukses melalui keberuntungan. QS Al ‘Ashr 103 ayat 1-3: Demi waktu, sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan saling menasehati supaya menetapi kesabaran.

Demikian pula dalam perjuangan hidup, suatu ketika kita akan berada di medan peperangan, yaitu peperangan untuk mewujudkan perintah Ilahi yang diturunkan melalui ide untuk mengajak orang-orang kembali kepada jalan Allah. Marilah berjuang untuk memegang teguh cita-cita tersebut dengan semangat Tantular agar tidak mudah berubah pikiran dan mengharapkan kesuksesan melalui keberuntungan Jayandaru. Janganlah mundur atau bergeser! Karena apapun hasilnya, kita pasti menang.

Sidoarjo, 11 Agustus 2019; 10 Dzulhijjah 1440

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)