QS At Taubah 9 ayat 129, Allah (S.W.T.) berfirman:
Jika
mereka berpaling, maka katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku
bertawakkal dan Dia adalah Rabb
yang memiliki ‘Arsy yang agung.”
Jibril (a.s.) menjelaskan: Tawakkal berarti engkau mempunyai sikap bahwa selain
ALLAH tidak ada yang bisa mendatangkan sebarang kerugian atau manfaat, memberi
atau melarang, dan engkau bersikap tidak menaruh harap pada selain-Nya. Apabila
seorang hamba bersikap dan mempunyai sifat seperti ini, maka dia tidak akan
mengerjakan sesuatu melainkan karena ALLAH semata. Dia tidak berharap dan tidak
takut melainkan kepada ALLAH. Dia tidak serakah memohon kecuali kepada ALLAH.
Inilah yang disebut tawakkal.
Ibarat seseorang sedang berkasus
hukum, lalu dia mewakilkan kepada pengacaranya. Bukankah dia percaya bahwa sang
pengacara itulah yang akan membantu menyelesaikan kasusnya? Jadi semestinya
sikap bertawakkal kepada Allah paling tidak seperti itu.
Manusia semakin larut dalam menyekutukan
Allah. QS Al Kahfi sudah menjelaskan beberapa kasus perihal menyekutukan Allah,
yaitu iman bahwa harta adalah solusi atas segala masalah, dengan ilmu kita
merasa paling tahu, dengan kekuasaan kita merasa paling hebat. Contoh sederhana
dalam kehidupan kita adalah ketika kita sakit, maka kita segera minum obat atau
ke dokter atau ke rumah sakit atau bahkan ke orang pinter, karena mereka kita
percayai bisa menyembuhkan. Berbeda dengan sikap orang yang beriman kepada
Allah, ketika dia sakit, dia menerima sakit tersebut dengan sikap bersyukur.
Dan bilamana waktunya sudah tiba, maka sakit tersebut akan sembuh dengan
sendirinya melalui perubahan sikap meninggalkan kesalahan atau dengan ridha
Allah mengobati penyakitnya.
Jadi marilah kita bangun sikap
hanya kepada Allah kita bertawakkal. Dan kalau kita goyah, ragu bahkan sampai
mempertanyakan, maka tanamkanlah kuat-kuat ke dalam diri kita bahwa kita
bertawakkal kepada Allah dengan ayat di atas.
Mutiara
Papahan, 15 Sya’ban 1444 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar