Sholat - I'tidal

Di atas kemampuan (a5) terdapat perasaan hati (a5’). Tanpa perasaan hati, jasmani dan kemampuan akan diam tak beraktifitas. Melalui perasaan hati (a5’) manusia inilah, maka terjadilah aktifitas untuk mencari kenikmatan. Perkembangan peradaban diakibatkan oleh perasaan hati (a5’) manusia untuk mendapatkan kenikmatan lebih dari Allah. Kemauan ini muncul setelah mendapatkan ide (ilham), baik berupa kejahatan maupun kebaikan. Manusia-manusia yang tidak terjebak dalam kebenaran subyektif telah mampu mengelola ilham kejahatan dan kebaikan, untuk mendapatkan manfaat terbesar baginya. Sebagai contoh, seringkali malas melakukan perjalanan jauh dengan berjalan kaki, hal ini akan mengilhami untuk menciptakan sarana transportasi, yang akan memudahkan bepergian, hingga berkembanglah teknologi transportasi.
Mereka yang keakuannya sangat mencintai perasaan hatinya (a5’) akan menjadi loba dan tamak. Namun dengan kemampuannya mereka mampu mengekspresikan perasaan hati (a5’) untuk mendapatkan kenikmatan atau dalam rangka menjalankan tugas melalui berbagai media. Media yang bisa digunakan beragam, bisa media tulis, instalasi, suara dan lain-lain.
Karena memiliki perasaan hati (a5’) setelah mendapat ilham, maka manusia disebut dengan sebutan an nafs al mulhamah atau an nafs as sufiyyah. QS Asy Syams 91 ayat 7-10, “Dan diri (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada diri (jiwa) itu kefasikan dan ketakwaan. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.” Suluk Linglung menggambarkannya dengan warna merah, “Iya tudhuh nepsu tan becik, sakabehe pepinginan, metu saking iku, panas baran papinginan, ambuntoni maring ati ingkang ening, maring ing kawekasan.”
Gambarannya adalah seperti pedagang, pengusaha dan lain-lainnya yang berupaya untuk mendapatkan untung atau faedah sebesar-besarnya. Akibatnya adalah eksploitasi sumber daya alam dan manusia hanya demi yang namanya keuntungan tanpa mampu melihat dampak global. Dengan keuntungan tersebut manusia menjadi loba dan tamak, lupa kepada Allah, hingga dihadapkan dengan kebangkrutan, kehancuran dan lain-lain. Pada saat itulah, mereka akan ingat kepada Allah dan mengharapkan pertolongan-Nya. Mereka mulai memahami makna bersyukur dan mulai memahami bahwa Allah lah tujuannya. QS Ath Thuur 52 ayat 48, “Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhan, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami, dan bertasbihlah dengan memuji Tuhan ketika kamu bangun berdiri.”
Dengan demikian bisa difahami bahwa al fuad merupakan tempat terbitnya ma’rifatullah. QS An Najm 53 ayat 11, “Hatinya (al fuad) tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya.” Mereka sudah memahami dan menetapkan bahwa kenikmatan tertinggi adalah Allah itu sendiri. Mereka inilah yang dianggap beruntung, karena telah mensucikan dirinya hingga mampu menetapkan tujuannya.
Orang yang sudah mengerti bahwa perasaan hati (a5’) beserta jiwanya akan menyembah Rabb semesta alam dengan bangkit berdiri i’tidal, dengan sikap bersyukur melalui pujian kepada Allah Al Hamid, Sami’ Allahu liman Hamidahu, Rabbana wa laka Al-Hamdu. Ajaklah sang jiwa yang terikat oleh perasaan hati (a5’) untuk tunduk kepada Allah, tetapi mengakui bahwa perasaan hati (a5’) tersebut berasal dari Rabbul ‘alamin. Dan semoga mendapat kemuliaan diterima di ruang istana Al FuadNya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Orang Jawa Menjelaskan Hakekat Manusia

Menyaksikan Keberadaan Rabbul 'alamin

Sugeng Kondur Bapak (Bapak Mas Supranoto)