Perubahan di dunia diantaranya akibat
peran manusia. Manusia berarti ditugasi untuk melakukan perubahan atau
pembaharuan dalam kehidupan alam. Pembaharuan tersebut disebut dengan
peradaban. Peradaban berujung kepada kenikmatan. Kenikmatan Tuhan adalah tak
terbatas. Berarti membuktikan kebesaran akan Kuasa.
Adanya diri manusia dan peradaban
menunjukkan bahwa diri manusia adalah pelaksana atas perintah Kuasa. Bilamana
diri manusia tidak melaksanakan perintah Kuasa bahkan mengikuti kemauan
dirinya, maka perbuatan manusia tidak membawa keseimbangan? Sebagai dampaknya
dia akan dihukum oleh Kuasa, yaitu melalui permasalahan agar kembali kepada
ketaatan. Permasalahan juga mendidik manusia untuk cerdas dan kuat serta teguh,
sehingga kenikmatan lebih bisa digapai. Sekaligus membuktikan kebesaran Tuhan.
Permasalahan juga bisa muncul akibat
manusia salah membaca alam dan dianggapnya sebagai kebenaran. Kesalahan dalam melakukan
observasi alam akan membuat keadaan semakin memburuk. Dengan demikian manusia
perlu digugah pengertiannya bahwa perilaku yang sudah-sudah menimbulkan bahaya
bagi manusia. Baik dari segi kehidupan alami maupun kepunahan makhluk.
Ini semua dimaksudkan oleh Kuasa agar
manusia mengerti hakekat dirinya (membuka kesadaran) dan Kuasa yg memerintahkan
inilah yang harus diikuti. Sarana yang dimiliki manusia adalah untuk melaksanakan
perintah Kuasa. Misalnya melalui kemauan manusia. Saya yang dikuasai kemudian menunggangi
kemauan manusia, akibatnya timbul masalah.
Saat ini persepsi masyarakat adalah sebaliknya.
Jadi saya sebenarnya adalah utusan.
Yaitu yang diasuh oleh Rabbul álamin, yang dicintai oleh Negara dan
pemerintahannya dan diperintah oleh Allah melalui raganya.
Rumus A adalah salah satu konsep yang
ditawarkan untuk menyelesaikan masalah umat manusia. Melalui penyadaran bahwa
perilaku kehidupan tidak lepas dari unsur-unsur alam.
Kuasa dan Aku adalah satu kesatuan
tak terpisahkan. Kuasa butuh sarana pelaksana, yaitu Aku-Nya. Kebahagiaan
diperoleh melalui kuasa. Kuasa tidak terjangkau, gaib tapi bisa dimengerti ada-Nya.
Saya di tengah jagad, saya mengetahui
ada ini ada itu, termasuk diri saya. Semua ini adalah wajah Kuasa. Semua ini
berbicara. Saya diturunkan di dunia untuk membaca keindahan, belas kasihnya,
kecintaan-Nya kepada saya. Jangan menyimpang!
Yang disuruh menyampaikan adalah yang ditugaskan, yaitu Rasul.
Kenapa saya diturunkan, karena saya berupaya melepaskan diri dari Kuasa. Bahkan
ingin memiliki Kuasa. Saya diturunkan dalam wadah manusia yang saat ini
digembleng dalam panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar