Sebagian orang juga memiliki sudut pandang yang lain, yaitu melalui
keberadaan. Sesuatu dianggap ada ditandai dengan adanya nama (asma), perbuatan
(af’’al), sifat dan dzat/wujud. Menurut mereka pada makhluk asma, af’al, sifat
& dzat memiliki hirarki vertikal. Sehingga mereka berupaya mengenal Tuhan
melalui berbagai cara atau tingkatan.
Tuhan disebut dengan asma Allah (yang terdiri
atas huruf-huruf: Alif-Lam-Lam-Ha). Dengan Allah inilah,
Dia dikenal makhluk-Nya. QS Al Baqarah 2 ayat 284: Kepunyaan Allah-lah segala apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada
di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa
yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Af’alNya (Lam-Lam-Ha; Lillahi) adalah
perbuatan dari Yang Kuasa yaitu Tuhan semesta alam. QS Al Baqarah 2 ayat 284: Kepunyaan Allah-lah segala apa yang
ada di langit dan apa yang ada di bumi. Dan jika kamu melahirkan apa yang ada
di dalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat
perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu. Maka Allah mengampuni siapa
yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa
yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Sifat-Nya (Lam-Ha; Lahu) hanya bisa diketahui setelah memperhatikan bentuk-bentuk perbuatan-Nya yang berupa
benda maupun peristiwa. QS At Taghabun 64 ayat 1: Bertasbih kepada Allah apa yang ada di
langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan
dan semua pujian (lahul mulku walahul
hamdu), dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Wujud Dzat-Nya ditandai dengan kata Hu atau Huwa yang artinya Dia, Anta yang artinya
Engkau, Ana yang artinya Aku. QS An Naml 27 ayat 26: Allah,
tiada Ilah Yang disembah kecuali Dia (Huwa), Rabb yang mempunyai 'Arsy yang agung.
QS Al Anbiya 21 ayat 87: Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus),
ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan
mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat
gelap: "Bahwa tidak ada Ilah selain
Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim."
QS Thaha 20 ayat 14: Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Ilah (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat
untuk mengingat Aku.
Anggaplah kita sudah
mengerti tentang keberadaan Tuhan, lalu untuk apa pengertian tersebut?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar