Pencarian tentang Kuasa dan peran
manusia dan aku manusia dalam kehidupan di dunia selalu menarik untuk dikupas. Orang
berupaya mencari kebenaran perihal di atas dan umumnya menggantungkan diri kepada
pendapat para cerdik pandai atau buku yang dipercayai atau dengan perasaan
hatinya atau persepsi pikirannya. Semestinya setiap orang dewasa berani
melakukan pencarian kebenaran sendiri, karena pencarian itu adalah jalan
hidupnya sendiri. Bahkan kepribadian seseorang akan ditentukan oleh nilai-nilai
yang dipersepsikannya benar dan tersimpan pada memorinya.
Padahal kebenaran, semestinya adalah
kepastian. Dan yang pasti benar adalah kenyataan (terbukti). Akibat fakta
dipersepsikan, maka kebenaran menjadi bias. Kelompok orang yang melakukan
pengamatan atas kenyataan adalah para ahli ilmu pengetahuan. Semestinya
kebiasaan ini juga diterapkan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Sebagai contoh kita amati proses
kejadian orang ingin memiliki tempat tinggal. Pada awalnya tentu dia belum memiliki
rumah. Lalu muncul ide yang akhirnya turun menjadi keinginannnya untuk memiliki
rumah. Timbul pertanyaannya tentang rumah yang bagaimana dan cara membangunnya.
Jawaban atas pertanyaan ini akhirnya menjadi ilmu dasar tentang rumah. Lalu
orang itu memikirkan bagaimana caranya untuk membangun rumah, sehingga
muncullah ilmu teknik membangun rumah hingga ilmu keuangan untuk pembiayaan
pembangunan rumah. Akhirnya orang tersebut yakin bahwa rumahnya akan jadi
bahkan gambarnya pun sudah dibuat. Akhirnya rumahnya selesai dibangun, sehingga
dia bisa menempati dan bisa menikmati. Sampai di sini kebanyakan orang
berhenti. Dan kalau dilanjutkan lagi, perlu diverifikasi apakah rumah yang dia
tempati sudah sesuai dengan idenya dahulu? Bilamana jawabannya adalah ya, maka
terbukti benar bahwa rumah itu ada sesuai dengan ide yang ditangkapnya.
Dengan
demikian langkah-langkah untuk menggapai kepastian bisa digambarkan dalam skema
seperti di bawah:
Siklus Kebenaran
Siklus di atas hampir tidak ada
bedanya dengan metode ilmiah yang dipakai oleh para ilmuwan, yaitu adalah
pengulangan empat langkah, yaitu:
1. Karakterisasi
Pengamatan dan pengukuran atas
peristiwa yang terjadi atau bisa juga berasal dari ide.
2. Hipotesis
Penjelasan teoritis yang
merupakan dugaan atas hasil pengamatan dan pengukuran.
3. Prediksi
Deduksi logis dari hipotesis.
4. Eksperimen
Pengujian. Untuk melakukan
pengujian perlu ilmu teknik dan seterusnya.
Hanya menurut kami metodologi ilmiah
masih kurang detil. Sehingga dalam buku ini telaah akan menerapkan siklus
kebenaran.
Kebiasaan untuk memastikan kebenaran
dengan menggunakan fakta dan bukan persepsi harus dipromosikan kepada
masyarakat. Ini memang bukan hal mudah, karena sudah menjadi kebiasaan. Namun
bukan berarti tidak bisa, hanya perlu disadarkan kembali kepada masyarakat.
Metodologi dalam mengupas masalah
Kuasa dan manusia perlu ditetapkan, yaitu metodologi yang realistis, jujur dan
universal.
Buku ini bermaksud mengupas perihal konsep
dalam upaya memahami Kuasa dan manusia berdasarkan pengolahan fakta-fakta yang
sudah diakui kesahihannya.
Untuk kemudahan pemahaman dalam buku ini, maka
digunakan istilah Tuhan untuk mewakili Yang Kuasa, tanpa bermaksud untuk
melakukan personifikasi.
Dan untuk membantu memahami penjelasan dalam buku ini,
maka disusunlah suatu urutan bab yang diharapkan bisa menjawab akar
permasalahan umat manusia.
Pada bagian awal akan dibahas perihal tinjauan umum
tentang kehidupan beragama dan berketuhanan. Dimana akan dibahas sejarah agama
dan sejarah upaya manusia dalam mencari keselamatan.
Lalu suatu alternatif pemahaman baru ditawarkan
berdasarkan proses kejadian alam beserta isinya.
Selanjutnya akan dibahas pengertian manusia dan
permasalahan yang dihadapinya.
Karena manusia dalam hidupnya perlu kekuasaan, maka
arti kekuasaan dalam kehidupan manusia akan dijadikan topik utama dalam
pembahasan bab tersebut.
Berdasarkan pengamatan alam tentang adanya kekuasaan,
maka dikenallah kekuasaan yang disebut dengan Allah Yang Maha Kuasa yang
dituhankan oleh bangsa Indonesia.
Selanjutnya adalah kesimpulan atas semua bahasan dalam
buku ini.
Terakhir adalah penutup yang mengisahkan pengetahuan
masa lalu yang dianggap relevan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar