Alam
semesta memulai sejarahnya pada 13,7 milyar tahun yang lalu. Ketika itu alam
semesta baru berwujud keadaan awal, yaitu keadaan tunggal. Belum ada zat, belum
ada ruang dan waktu. Pengetahuan akan awal ini bisa dibaca dengan ilmu yang
dikembangkan oleh manusia melalui pengamatan terhadap alam semesta itu sendiri,
hingga tercapai kepastian. Dengan tercapainya kepastian, maka kesimpulan hasil pengamatan
alam akan menjadi hukum alam yang pasti. Selebihnya masih berupa teori atau
dugaan.
Salah
satu contoh hukum alam yang membantu untuk bisa memastikan kebenaran adalah wujud
segala sesuatu di alam bilamana meluas akan mengalami penurunan temperatur
bahkan berubah fase dari gas ke cair (kondensasi) dan dari cair ke padat. Dan
sebaliknya kalau menyusut akan semakin panas, semakin berenergi. Ada pula hukum
alam lain yang menunjukkan bahwa semakin jauhnya suatu benda dari titik
pengamatan, maka penampakannya akan semakin mengecil.
Namun
juga terdapat keadaan relatif dibanding dengan keadaan yang lain. Misalnya
ruangan dianggap sangat besar akibat kecepatan pengamat yang lambat. Namun bila
si pengamat bergerak dengan kecepatan tinggi, maka ruangan dianggap menjadi
kecil. Sampai-sampai muncul pendapat bahwa ukuran dasar bukan ruang dan waktu,
namun hanya waktu.
Keberadaan
tunggal dengan kandungan energi yang luar biasa ini mengembang (Big Bang[1]).
Fenomena ini tertangkap melalui pengamatan yang dilakukan oleh Edwin Hubble, yaitu
galaksi mengalami penyusutan atau semakin mengecil. Fakta ini menjelaskan bahwa
galaksi lain semakin menjauh dari bumi yang merupakan titik pengamatan. Sehingga
bisa ditarik kesimpulan bahwa alam semesta awalnya adalah keberadaan tunggal
yang berupa panas dan padat yang kemudian mengembang.
Ketika
alam semesta mengembang, para ahli menemukan adanya energi alam yang diwakili
oleh empat gaya dasar, yaitu Gravitasi, Nuklir Kuat, Nuklir Lemah dan
Elektromagnetik. Dalam keadaan tunggal, maka semuanya masih bersatu. Kemudian gaya
Gravitasi yang memiliki kecenderungan untuk mengembalikan semuanya kepada
keadaan tunggal dilawan oleh gaya-gaya lain yang bersatu yang cenderung untuk
mengembang, berupa panas. Selanjutnya Gaya Nuklir Kuat dipisahkan dari gaya
yang bersatu. Dan terakhir Gaya Nuklir Lemah dan Gaya Elektromagnetik berpisah.
Ibarat
pelepasan beban energi, maka terbentuklah ruang yang disebut dengan alam
semesta. Keberadaan zat yang diawali oleh partikel dasar (Kuark) memenuhi alam
semesta. Kuark kemudian terkondensasi membentuk inti atom yang dikelilingi elektron.
Inti atom terdiri atas netron dan proton. Dengan semakin turunnya temperatur
alam semesta, inti atom menangkap elektron dan membentuk atom. Dengan demikian terdapat
keberadaan Energi, Zat, Ruang dan Waktu.
Akibat
pengembangan alam semesta, maka temperatur alam semesta akan terus menurun, sehingga
pada 380 ribu tahun setelah Big Bang,
atom Hidrogen dan Helium terbentuk. Ini merupakan awal mula terbentuknya zat yang
diawali dengan atom di alam semesta. Atom-atom tersebut kemudian membentuk
materi yang lebih besar yang disebut molekul. Karena keadaan alam semesta masih
panas, maka bentuk materi berada dalam fase gas.
Zat
yang awalnya berupa gas, akibat proses kondensasi pada 600 juta tahun setelah Big Bang membentuk awan nebula yang
menjadi awal terbentuknya galaksi. Karena
unsur-unsur pembentuk bintang masih berupa fluida (zat alir), maka unsur-unsur
yang memiliki berat jenis besar akan menuju kepada inti planet, akibat tarikan
gaya gravitasi inti materi. Keberadaan unsur-unsur ini dijadikan dasar
pengukuran umur planet dan batuan. Salah satu galaksi dinamai galaksi Bima
Sakti, yang padanya terdapat Tata Surya tempat manusia hidup. Galaksi Bimasakti
terbentuk pada tahun 9 milyar. Bumi sebagai tempat manusia tinggal berumur 4,56
milyar tahun.
Proses
kondensasi terus berlangsung, sehingga permukaan bumi membentuk daratan.
Sedangkan di dalamnya masih tetap berupa cairan panas yang disebut dengan
istilah magma dan inti bumi dengan kerapatan yang sangat tinggi dan
bertemperatur sangat panas. Gravitasi berusaha menarik bumi menjadi Black Hole, sedangkan reaksi nuklir pada
into membuat bumi mengembang. Berarti bumi saat ini masih berada dalam
keseimbangan kekuatan. Dengan demikian daratan di permukaan bumi terletak pada
cairan yang panas. Dengan adanya rotasi dan revolusi bumi, maka terjadilah
patahan-patahan daratan.
Air
ketika itu masih berupa gas di antariksa secara bertahap mengembun akibat proses
kondensasi sebagai dampak lanjutan dari pembesaran alam semesta. Embun kemudian
jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan dan membentuk wilayah perairan di bumi. Kejadian
ini berawal pada 4,4 hingga 4,2 milyar tahun yang lalu. Dari langit bukan hanya
air yang jatuh ke bumi, namun juga mineral yang berasal dari meteor seperti
besi yang jatuh ke permukaan bumi.
Dengan
adanya air, maka kehidupan makhluk hidup dimulai, yaitu dengan munculnya
tumbuhan. Menurut para ahli, tanda geokimia kehidupan tertua diperkirakan 3,8
milyar tahun yang lalu. Tumbuhan berkembang dari satu sel hingga menjadi hutan
rimba memenuhi permukaan bumi bahkan dalam wilayah perairan.
Setelah
adanya tumbuhan barulah muncul makhluk hidup lain, yaitu hewan yang hidup dan
bisa bergerak bebas. Fosil hewan pertama diperkirakan berumur 580 juta tahun
yang lalu. Hewan hidup dengan memakan tumbuhan dan ada yang memangsa hewan
lainnya. Ada hewan-hewan yang dilengkapi dengan otak yang memiliki kemampuan
sensorik dan motorik, seperti reptilia. Ada pula hewan-hewan yang selain
memiliki otak reptilia, juga memiliki otak mamalia. Hewan-hewan ini lebih
cerdas dan memiliki naluri bersosial. Bahkan ada hewan-hewan yang sudah mirip
dengan manusia, yaitu mereka juga memiliki neocortex[2]
dalam jumlah yang lebih sedikit, yaitu primata.
Pada
5 juta tahun yang lalu muncullah manusia purba, yaitu makhluk hidup yang
ditandai dengan volume otak yang terbesar dan berada di bagian atas tubuhnya.
Kelompok manusia ini memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dari hewan yang
memiliki neocortex yang lebih besar dari hewan mamalia, namun hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan dasarnya, yaitu sandang, pangan dan papan. Manusia purba belum mampu mengembangkan peradaban yang lebih tinggi.
Manusia purba ini disebut dengan berbagai istilah seperti Pithecanthropus Erectus[3],
Homo Erectus[4] dan lain-lain. Apakah ini adalah prototype manusia sekarang?
Dari
jejak-jejak sejarah tidak nampak dampak yang cukup besar akan peran manusia
purba, meski mereka memiliki kemampuan berfikir yang lebih maju dari pada hewan.
Dengan adanya pikiran, mereka bisa melakukan penyesuaian karena memiliki
kemampuan mempersepsikan obyek yang diamati.
Dari peristiwa terbentuknya alam semesta hingga
adanya manusia purba, sudah terbukti bahwa alam mengalami perubahan. Dan sudah
menjadi kepastian bahwa setiap penciptaan akan menuju kepada kemusnahan.
Sehingga mereka yang tidak mampu beradaptasi dengan lingkungannya akan
mengalami kepunahan. Oleh karena itu pada diri setiap makhluk selalu ada
dorongan untuk melawan kepunahan, yaitu dorongan bertahan hidup. Proses bertahan hidup ini menghasilkan seleksi alam, yaitu
munculnya spesies baru dan kepunahan spesies lainnya yang tidak mampu
menghadapi perubahan yang terjadi di alam, dalam hal ini bumi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar